Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Open Banking 35: Keterbukaan dan Introperabilitas

4 Oktober 2024   08:04 Diperbarui: 4 Oktober 2024   08:18 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, transformasi industri perbankan menjadi salah satu pilar utama dalam memperkuat sistem keuangan global. Salah satu terobosan paling signifikan adalah konsep Open Banking, sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mendorong inovasi dan mempercepat integrasi antara sektor perbankan dan teknologi finansial (fintech). Di Indonesia, Open Banking mulai mendapatkan perhatian sebagai bagian dari upaya reformasi sistem keuangan yang lebih inklusif, transparan, dan efisien.

Namun, dalam implementasinya, terdapat dua elemen kunci yang sangat menentukan kesuksesan Open Banking: keterbukaan (openness) dan interoperabilitas (interoperability). Keterbukaan dalam konteks ini mengacu pada bagaimana lembaga keuangan secara sukarela dan terbuka menyediakan data nasabah yang dapat diakses oleh pihak ketiga (dengan persetujuan nasabah). Sedangkan interoperabilitas merujuk pada kemampuan sistem perbankan dan fintech untuk saling terhubung dan beroperasi dengan lancar, terlepas dari perbedaan platform teknologi.

Mendorong Inovasi Melalui Keterbukaan

Keterbukaan merupakan salah satu elemen fundamental dalam Open Banking. Dengan adanya keterbukaan, lembaga keuangan tidak lagi berfungsi sebagai entitas tertutup yang menyimpan seluruh data nasabah secara eksklusif. Sebaliknya, mereka membuka akses kepada pihak ketiga, seperti fintech, untuk memanfaatkan data tersebut guna menciptakan layanan yang lebih inovatif dan sesuai kebutuhan masyarakat.

Sebagai contoh, keterbukaan dalam Open Banking memungkinkan nasabah untuk mengelola rekening di berbagai bank melalui satu aplikasi fintech yang terintegrasi. Mereka juga dapat memanfaatkan layanan analisis keuangan personal yang lebih cerdas dan terarah, berkat akses ke data yang lebih terperinci. Hal ini tidak hanya mempermudah pengelolaan keuangan, tetapi juga memberikan kesempatan kepada nasabah untuk mendapatkan produk keuangan yang lebih kompetitif, seperti pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah atau investasi dengan risiko yang lebih terukur.

Dalam konteks Indonesia, keterbukaan juga berperan penting dalam meningkatkan inklusi keuangan. Banyak masyarakat Indonesia yang masih belum memiliki akses ke layanan perbankan formal, terutama di daerah-daerah terpencil. Dengan adanya Open Banking, fintech dapat mengembangkan layanan yang lebih mudah diakses, termasuk layanan pembayaran, kredit mikro, dan investasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat lokal. Hal ini tentu akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan.

Interoperabilitas: Kunci Kolaborasi Antara Perbankan dan Fintech

Namun, keterbukaan saja tidak cukup. Agar Open Banking dapat benar-benar sukses, interoperabilitas menjadi elemen yang sangat penting. Interoperabilitas memastikan bahwa sistem yang dikembangkan oleh bank dan fintech dapat berkomunikasi dan beroperasi secara harmonis, meskipun mereka menggunakan teknologi yang berbeda. Ini mencakup segala aspek mulai dari integrasi API (Application Programming Interface), keamanan data, hingga standar operasional yang sama.

Salah satu tantangan besar dalam mencapai interoperabilitas adalah keragaman teknologi yang digunakan oleh bank dan fintech. Sebagai lembaga keuangan tradisional, bank sering kali masih menggunakan infrastruktur teknologi lama yang kurang fleksibel dan sulit diintegrasikan dengan teknologi modern yang digunakan oleh fintech. Sebaliknya, fintech, sebagai pemain baru di industri ini, cenderung lebih gesit dan inovatif dalam mengadopsi teknologi terbaru, namun sering kali tidak memiliki akses yang memadai ke sistem perbankan yang lebih tradisional.

Di sinilah peran regulasi sangat penting. Pemerintah dan otoritas keuangan perlu menciptakan kerangka regulasi yang mendukung interoperabilitas, baik dari sisi teknologi maupun operasional. Standar API yang seragam, protokol keamanan yang jelas, dan regulasi perlindungan data yang ketat adalah beberapa langkah yang perlu diambil untuk memastikan bahwa semua pihak dapat bekerja sama dengan lancar. Di Indonesia, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengambil langkah awal dengan memperkenalkan aturan mengenai Open API dan standardisasi dalam transaksi perbankan digital, yang diharapkan dapat mendorong terciptanya ekosistem keuangan yang lebih terintegrasi.

Keamanan Data: Faktor Kritis dalam Keterbukaan dan Interoperabilitas

Selain keterbukaan dan interoperabilitas, satu isu yang tak kalah penting dalam suksesnya Open Banking adalah keamanan data. Dalam model Open Banking, data nasabah menjadi aset yang sangat berharga, baik bagi bank maupun fintech. Namun, semakin terbukanya akses terhadap data ini juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan privasi nasabah.

Isu keamanan data menjadi sorotan karena semakin banyaknya kasus kebocoran data dan serangan siber yang terjadi di industri keuangan. Untuk itu, perlu ada pendekatan yang komprehensif dalam mengelola risiko keamanan ini. Bank dan fintech harus bekerja sama untuk memastikan bahwa data yang dipertukarkan melalui sistem Open Banking terlindungi dengan baik, baik melalui enkripsi, autentikasi multi-faktor, maupun protokol keamanan lainnya yang sesuai dengan standar internasional.

Di sisi regulasi, perlindungan data pribadi juga menjadi perhatian utama. Di Indonesia, keberadaan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) menjadi landasan penting dalam melindungi hak-hak nasabah terhadap privasi data mereka. Regulasi ini memberikan kekuatan hukum bagi nasabah untuk mengontrol bagaimana data mereka digunakan, termasuk memberikan atau menarik persetujuan kepada pihak ketiga dalam konteks Open Banking.

Manfaat Open Banking bagi Perekonomian Indonesia

Secara makro, implementasi Open Banking yang sukses dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pertama, Open Banking dapat mendorong kompetisi yang lebih sehat di industri perbankan dan keuangan. Dengan akses yang lebih terbuka terhadap data nasabah, fintech dapat bersaing dengan bank tradisional dalam menyediakan layanan keuangan yang lebih efisien, inovatif, dan terjangkau. Hal ini pada gilirannya akan memberikan pilihan yang lebih banyak bagi konsumen, serta mendorong bank tradisional untuk berinovasi dan meningkatkan efisiensi operasional mereka.

Kedua, Open Banking berpotensi mempercepat inklusi keuangan di Indonesia. Dengan lebih banyaknya layanan keuangan yang tersedia melalui platform digital, masyarakat yang sebelumnya tidak terjangkau oleh layanan perbankan formal dapat dengan mudah mengakses produk keuangan yang mereka butuhkan. Ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam meningkatkan konsumsi dan investasi, serta mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM).

Ketiga, Open Banking juga dapat berkontribusi pada pengembangan ekonomi digital di Indonesia. Dengan semakin banyaknya data yang tersedia, fintech dapat memanfaatkan analisis data untuk mengembangkan produk keuangan yang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Ini tidak hanya mendorong pertumbuhan sektor fintech, tetapi juga meningkatkan daya saing industri keuangan Indonesia di kancah global.

Keterbukaan dan interoperabilitas merupakan dua elemen krusial dalam menentukan kesuksesan Open Banking di Indonesia. Keterbukaan memungkinkan adanya inovasi yang lebih luas dalam layanan keuangan, sementara interoperabilitas memastikan bahwa sistem yang berbeda dapat beroperasi secara harmonis. Namun, untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan, keamanan data harus menjadi prioritas utama, baik dari sisi teknologi maupun regulasi.

Dengan dukungan regulasi yang tepat, kerjasama antara bank, fintech, dan pemerintah, serta kesadaran akan pentingnya keamanan data, Open Banking berpotensi menjadi katalisator bagi perkembangan ekonomi digital Indonesia. Melalui keterbukaan dan interoperabilitas, industri keuangan Indonesia dapat berkembang lebih inklusif, inovatif, dan kompetitif, sekaligus memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh lapisan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun