Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Open Banking 2: Dampak Positif Terhadap Inklusi Keuangan Masyarkat

30 September 2024   16:00 Diperbarui: 30 September 2024   16:17 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi di sektor keuangan, Open Banking telah muncul sebagai salah satu inovasi terpenting yang menawarkan berbagai peluang bagi masyarakat luas. Dengan membuka akses data keuangan dan memungkinkan berbagai pihak untuk saling terhubung, Open Banking secara signifikan dapat meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat. Konsep ini tidak hanya menawarkan akses ke layanan keuangan yang lebih mudah, namun juga menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif, transparan, dan kompetitif.

Disini Kita akan menjelajahi bagaimana Open Banking berkontribusi pada peningkatan inklusi keuangan, terutama bagi segmen masyarakat yang sebelumnya belum terjangkau oleh sistem keuangan formal.

Apa itu Open Banking?

Open Banking adalah sebuah sistem yang memungkinkan bank dan lembaga keuangan untuk berbagi data nasabah secara aman dengan penyedia layanan pihak ketiga (Third Party Providers, TPP) melalui penggunaan Application Programming Interface (API). Dengan persetujuan nasabah, data seperti riwayat transaksi, saldo rekening, hingga preferensi keuangan dapat diakses oleh TPP, yang kemudian dapat digunakan untuk menawarkan layanan keuangan yang lebih personalisasi dan efisien.

Inovasi ini mengubah paradigma tradisional di mana bank konvensional mendominasi data keuangan nasabah. Dalam kerangka Open Banking, nasabah memiliki kontrol penuh terhadap data mereka dan dapat memanfaatkannya untuk mengakses berbagai layanan yang ditawarkan oleh fintech, startup keuangan, atau bahkan lembaga non-bank lainnya.

Meningkatkan Inklusi Keuangan melalui Open Banking

Inklusi keuangan didefinisikan sebagai akses masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan yang memadai, terjangkau, dan relevan dengan kebutuhan mereka. Di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, akses terhadap layanan keuangan formal masih menjadi tantangan besar, terutama bagi masyarakat di daerah terpencil, pelaku usaha mikro, atau mereka yang tidak memiliki riwayat kredit yang jelas. Open Banking membawa potensi besar dalam mengatasi tantangan ini.

1. Akses yang Lebih Mudah ke Layanan Keuangan

Open Banking membuka akses ke layanan keuangan bagi individu yang selama ini kesulitan mendapatkan layanan dari bank tradisional. Dengan adanya data keuangan yang lebih terbuka, nasabah dapat memanfaatkan berbagai layanan yang disediakan oleh fintech untuk mendapatkan pinjaman, membuka rekening, atau menggunakan layanan pembayaran secara digital. Misalnya, seorang pengusaha kecil di daerah terpencil yang belum memiliki rekam jejak kredit dapat menggunakan data transaksi mereka yang tersedia melalui Open Banking untuk memperoleh pinjaman mikro dari platform fintech.

Inklusi keuangan meningkat ketika orang-orang yang sebelumnya "tidak terlihat" oleh sistem keuangan formal kini dapat diakses oleh penyedia layanan yang lebih fleksibel dan berbasis digital. Hal ini sangat penting dalam konteks Indonesia, di mana populasi yang unbanked (tidak memiliki akses ke bank) masih signifikan.

2. Mendorong Inovasi dan Layanan Keuangan yang Terjangkau

Open Banking memungkinkan para fintech dan penyedia layanan keuangan lainnya untuk mengembangkan produk-produk inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan segmen masyarakat tertentu. Dengan memanfaatkan data yang tersedia, mereka dapat menawarkan produk keuangan yang lebih relevan, personal, dan terjangkau.

Misalnya, dalam Open Banking, fintech dapat memanfaatkan data pengeluaran nasabah untuk menawarkan layanan pengelolaan keuangan yang disesuaikan dengan pola pengeluaran dan pendapatan mereka. Hal ini memungkinkan masyarakat, terutama dari kalangan menengah ke bawah, untuk lebih mudah mengelola keuangan mereka dan membuat keputusan finansial yang lebih baik.

Inovasi ini juga memungkinkan bank dan fintech untuk bersaing dalam menawarkan biaya layanan yang lebih rendah, sehingga masyarakat luas, terutama di daerah terpencil atau kurang berkembang, bisa mendapatkan akses ke layanan keuangan dengan biaya yang lebih terjangkau.

3. Alternatif Skor Kredit untuk Pelaku UMKM

Salah satu masalah utama yang dihadapi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah akses terhadap pembiayaan. Banyak UMKM tidak memiliki riwayat kredit yang memadai sehingga sulit bagi mereka untuk mendapatkan pinjaman dari bank. Open Banking menyediakan solusi dengan memungkinkan akses ke data alternatif, seperti riwayat transaksi dan aliran kas, yang dapat digunakan untuk menilai kelayakan kredit.

Fintech yang memanfaatkan Open Banking dapat menggunakan data transaksi dari rekening UMKM untuk menyusun skor kredit alternatif yang lebih mencerminkan kondisi keuangan riil mereka. Dengan demikian, UMKM yang sebelumnya kesulitan mendapatkan akses pembiayaan dari bank tradisional dapat lebih mudah mendapatkan pinjaman atau modal usaha. Hal ini tidak hanya meningkatkan inklusi keuangan tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui dukungan bagi pelaku usaha kecil.

4. Transparansi dan Keamanan dalam Layanan Keuangan

Salah satu kekhawatiran utama dalam ekosistem keuangan adalah keamanan data. Open Banking, meskipun membuka akses terhadap data, didesain dengan tingkat keamanan yang tinggi melalui penggunaan teknologi enkripsi yang canggih. Penggunaan API memungkinkan transaksi yang dilakukan antar platform dan bank tetap terlindungi dengan baik, sehingga risiko penyalahgunaan data bisa diminimalisir.

Selain itu, Open Banking juga meningkatkan transparansi dalam layanan keuangan. Nasabah dapat melihat dengan jelas bagaimana data mereka digunakan dan siapa yang memiliki akses terhadap informasi mereka. Transparansi ini penting dalam membangun kepercayaan nasabah terhadap ekosistem keuangan digital, yang pada gilirannya akan meningkatkan partisipasi dan inklusi keuangan.

5. Mengatasi Kesenjangan Geografis dan Sosial

Di negara besar seperti Indonesia, ketimpangan geografis menjadi salah satu penghalang utama bagi inklusi keuangan. Masyarakat di daerah terpencil sering kali tidak memiliki akses ke cabang bank atau layanan keuangan formal lainnya. Open Banking, melalui platform digital, memungkinkan layanan keuangan untuk menjangkau masyarakat di daerah-daerah yang sulit diakses secara fisik.

Melalui mobile banking dan aplikasi fintech, masyarakat di pedesaan dapat membuka rekening, melakukan transaksi, dan bahkan mendapatkan pinjaman tanpa harus mengunjungi bank. Dengan demikian, kesenjangan akses ke layanan keuangan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan dapat semakin dipersempit.

Peran Pemerintah dan Regulasi dalam Mendukung Open Banking

Untuk memastikan keberhasilan Open Banking dalam meningkatkan inklusi keuangan, peran pemerintah dan regulator sangat penting. Di Indonesia, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mulai mengembangkan kerangka regulasi untuk mendukung Open Banking dan mendorong inovasi keuangan digital. Kebijakan seperti Peraturan OJK terkait layanan keuangan berbasis teknologi dan inisiatif Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) adalah contoh langkah awal yang dapat mendukung adopsi Open Banking di Indonesia.

Namun, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk memastikan bahwa regulasi yang diterapkan tidak hanya mendorong inovasi tetapi juga melindungi kepentingan nasabah, khususnya dalam hal keamanan data dan privasi. Pemerintah juga perlu bekerja sama dengan industri untuk mempercepat adopsi teknologi digital di sektor keuangan, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh infrastruktur digital yang memadai.

Open Banking menawarkan peluang besar untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia dan di seluruh dunia. Dengan memberikan akses yang lebih luas kepada layanan keuangan, mendorong inovasi produk, dan menciptakan alternatif baru untuk penilaian kredit, Open Banking dapat membantu masyarakat yang selama ini kurang terlayani oleh sistem keuangan formal. Tantangan dalam hal regulasi dan keamanan data tetap ada, namun dengan dukungan dari pemerintah, regulator, dan pelaku industri, Open Banking dapat menjadi pilar penting dalam mewujudkan ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Pada akhirnya, Open Banking tidak hanya akan mengubah cara kita mengakses layanan keuangan, tetapi juga membuka jalan bagi masyarakat yang sebelumnya tersisih untuk dapat berpartisipasi dalam perekonomian digital secara penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun