Open Banking memungkinkan para fintech dan penyedia layanan keuangan lainnya untuk mengembangkan produk-produk inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan segmen masyarakat tertentu. Dengan memanfaatkan data yang tersedia, mereka dapat menawarkan produk keuangan yang lebih relevan, personal, dan terjangkau.
Misalnya, dalam Open Banking, fintech dapat memanfaatkan data pengeluaran nasabah untuk menawarkan layanan pengelolaan keuangan yang disesuaikan dengan pola pengeluaran dan pendapatan mereka. Hal ini memungkinkan masyarakat, terutama dari kalangan menengah ke bawah, untuk lebih mudah mengelola keuangan mereka dan membuat keputusan finansial yang lebih baik.
Inovasi ini juga memungkinkan bank dan fintech untuk bersaing dalam menawarkan biaya layanan yang lebih rendah, sehingga masyarakat luas, terutama di daerah terpencil atau kurang berkembang, bisa mendapatkan akses ke layanan keuangan dengan biaya yang lebih terjangkau.
3. Alternatif Skor Kredit untuk Pelaku UMKM
Salah satu masalah utama yang dihadapi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah akses terhadap pembiayaan. Banyak UMKM tidak memiliki riwayat kredit yang memadai sehingga sulit bagi mereka untuk mendapatkan pinjaman dari bank. Open Banking menyediakan solusi dengan memungkinkan akses ke data alternatif, seperti riwayat transaksi dan aliran kas, yang dapat digunakan untuk menilai kelayakan kredit.
Fintech yang memanfaatkan Open Banking dapat menggunakan data transaksi dari rekening UMKM untuk menyusun skor kredit alternatif yang lebih mencerminkan kondisi keuangan riil mereka. Dengan demikian, UMKM yang sebelumnya kesulitan mendapatkan akses pembiayaan dari bank tradisional dapat lebih mudah mendapatkan pinjaman atau modal usaha. Hal ini tidak hanya meningkatkan inklusi keuangan tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui dukungan bagi pelaku usaha kecil.
4. Transparansi dan Keamanan dalam Layanan Keuangan
Salah satu kekhawatiran utama dalam ekosistem keuangan adalah keamanan data. Open Banking, meskipun membuka akses terhadap data, didesain dengan tingkat keamanan yang tinggi melalui penggunaan teknologi enkripsi yang canggih. Penggunaan API memungkinkan transaksi yang dilakukan antar platform dan bank tetap terlindungi dengan baik, sehingga risiko penyalahgunaan data bisa diminimalisir.
Selain itu, Open Banking juga meningkatkan transparansi dalam layanan keuangan. Nasabah dapat melihat dengan jelas bagaimana data mereka digunakan dan siapa yang memiliki akses terhadap informasi mereka. Transparansi ini penting dalam membangun kepercayaan nasabah terhadap ekosistem keuangan digital, yang pada gilirannya akan meningkatkan partisipasi dan inklusi keuangan.
5. Mengatasi Kesenjangan Geografis dan Sosial
Di negara besar seperti Indonesia, ketimpangan geografis menjadi salah satu penghalang utama bagi inklusi keuangan. Masyarakat di daerah terpencil sering kali tidak memiliki akses ke cabang bank atau layanan keuangan formal lainnya. Open Banking, melalui platform digital, memungkinkan layanan keuangan untuk menjangkau masyarakat di daerah-daerah yang sulit diakses secara fisik.