Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Nature

Robohisasi Lahan Gambut

27 September 2024   13:26 Diperbarui: 27 September 2024   13:27 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lahan gambut di Indonesia merupakan ekosistem yang sangat berharga, tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, praktik robohisasi---yaitu pengubahan lahan gambut menjadi lahan pertanian, perkebunan, atau infrastruktur---telah menimbulkan dampak serius yang mengancam keberlanjutan ekosistem ini. Kerusakan lahan gambut akibat deforestasi bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga membawa konsekuensi besar bagi kesehatan masyarakat.

Lahan gambut, yang merupakan ekosistem unik dan kaya akan biodiversitas, telah menjadi sorotan dalam konteks perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Dalam beberapa dekade terakhir, aktivitas deforestasi yang masif, terutama untuk perluasan lahan pertanian dan pemukiman, telah mengakibatkan robohisasi lahan gambut. Fenomena ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga membawa dampak yang mendalam bagi masyarakat yang bergantung pada ekosistem ini.

Lahan gambut berfungsi sebagai penyimpan karbon alami yang penting. Ketika lahan gambut dibuka dan diperdalam, karbon yang tersimpan dalam tanah akan terlepas ke atmosfer dalam bentuk gas rumah kaca, yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Menurut berbagai penelitian, emisi karbon dari lahan gambut yang rusak dapat menyamai atau bahkan melampaui emisi dari sektor transportasi global. Kejadian ini memperburuk krisis iklim yang sudah kita hadapi saat ini.

Deforestasi yang terjadi di lahan gambut juga memiliki dampak yang signifikan terhadap biodiversitas. Banyak spesies flora dan fauna yang bergantung pada ekosistem gambut untuk kelangsungan hidup mereka. Ketika habitat mereka hancur, bukan hanya mereka yang terancam punah, tetapi juga keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Kehilangan biodiversitas ini berimplikasi pada ketahanan pangan dan kesehatan lingkungan, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas hidup masyarakat setempat.

Dampak sosial dari robohisasi lahan gambut tidak bisa diabaikan. Banyak masyarakat lokal, terutama yang mengandalkan pertanian tradisional dan pemanfaatan sumber daya alam, menghadapi kehilangan mata pencaharian akibat kerusakan lahan gambut. Ketika lahan pertanian mereka menjadi tidak produktif akibat perubahan iklim dan penurunan kesuburan tanah, mereka terpaksa mencari pekerjaan di sektor informal yang lebih rentan dan tidak stabil. Hal ini menambah beban ekonomi dan sosial bagi masyarakat yang sudah berjuang untuk bertahan hidup.

Selain itu, pembakaran lahan gambut untuk membuka lahan baru menyebabkan kabut asap yang serius, yang tidak hanya mencemari udara tetapi juga mempengaruhi kesehatan masyarakat. Penyakit pernapasan dan gangguan kesehatan lainnya meningkat di daerah-daerah yang terkena dampak, menambah beban pada sistem kesehatan yang sudah kewalahan.

Salah satu solusi yang dapat diadopsi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menerapkan pendekatan ekonomi ekologi yang berkelanjutan. Pemerintah dan pemangku kepentingan perlu mengembangkan kebijakan yang tidak hanya fokus pada peningkatan produktivitas ekonomi, tetapi juga melindungi dan memulihkan ekosistem gambut. Investasi dalam teknologi hijau, pengelolaan lahan yang berkelanjutan, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya lahan gambut sangatlah krusial.

Masyarakat juga perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan lahan. Melibatkan suara mereka tidak hanya akan meningkatkan efektivitas kebijakan yang diterapkan, tetapi juga memberikan rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Program-program pemberdayaan masyarakat yang mengedukasi tentang pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dapat menjadi langkah awal yang penting.

Dengan semua tantangan yang ada, penting bagi kita untuk menyadari bahwa robohisasi lahan gambut bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta diperlukan untuk menciptakan strategi yang berkelanjutan dan inklusif. Hanya dengan cara ini kita dapat melindungi lahan gambut kita dan memastikan bahwa generasi mendatang dapat mewarisi ekosistem yang sehat dan berkelanjutan.

Dalam menghadapi tantangan ini, kesadaran kolektif dan tindakan nyata sangat penting. Mari kita jaga dan pulihkan lahan gambut kita untuk masa depan yang lebih baik.

Lahan Gambut: Sumber Kehidupan dan Penampung Karbon

Lahan gambut memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Sebagai penyimpan karbon yang efisien, lahan gambut menyimpan lebih banyak karbon dibandingkan hutan tropis, menjadikannya salah satu benteng melawan perubahan iklim. Namun, ketika lahan gambut dialihfungsikan menjadi lahan pertanian atau perkebunan, karbon yang tersimpan dilepaskan kembali ke atmosfer dalam bentuk karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), memperburuk pemanasan global.

Selain itu, lahan gambut juga berfungsi sebagai penampung air yang penting. Mereka membantu mengatur aliran air, menjaga kualitas tanah, dan mendukung keanekaragaman hayati. Namun, ketika gambut dikeringkan untuk pertanian, kapasitasnya untuk menyimpan air berkurang, yang dapat menyebabkan masalah serius seperti kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim hujan.

Deforestasi dan Dampak Kesehatan Masyarakat

Kerusakan lahan gambut tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan masyarakat. Praktik robohisasi sering kali disertai dengan pembakaran lahan, yang menghasilkan asap beracun yang mengandung partikel halus dan gas berbahaya. Asap ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan gangguan jantung.

Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar lahan gambut sering kali bergantung pada sumber daya alam yang ada, seperti ikan, sayuran, dan buah-buahan yang tumbuh di sekitar ekosistem tersebut. Kerusakan lahan gambut berimbas pada hilangnya sumber daya ini, yang dapat memperburuk kondisi ekonomi dan kesehatan masyarakat lokal. Tanpa akses ke sumber daya yang memadai, masyarakat menjadi semakin rentan terhadap kemiskinan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati

Kerusakan lahan gambut juga berdampak pada keanekaragaman hayati. Lahan gambut merupakan habitat bagi berbagai spesies langka dan endemik. Dengan menghilangkan lahan gambut, kita tidak hanya mengancam kelangsungan hidup spesies-spesies ini, tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Kehilangan keanekaragaman hayati dapat menyebabkan ekosistem yang tidak stabil, yang selanjutnya mempengaruhi ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat.

Solusi untuk Mengatasi Ancaman

Menghadapi ancaman yang dihasilkan oleh robohisasi lahan gambut, kita perlu mengambil langkah-langkah konkret. Pertama, penerapan kebijakan yang ketat dalam pengelolaan lahan gambut harus menjadi prioritas. Pemerintah dan lembaga terkait perlu menegakkan regulasi yang melindungi lahan gambut dari praktik eksploitasi yang merugikan.

Kedua, edukasi masyarakat tentang pentingnya lahan gambut dan dampak robohisasi sangat penting. Kesadaran masyarakat akan nilai lingkungan dan kesehatan dari ekosistem gambut dapat mendorong mereka untuk terlibat dalam konservasi dan pemulihan lahan gambut.

Ketiga, penerapan praktik pertanian berkelanjutan yang tidak merusak lahan gambut bisa menjadi solusi alternatif. Metode pertanian yang ramah lingkungan tidak hanya mendukung produksi pangan, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem.

Mengambil Tindakan untuk Masa Depan

Robohisasi lahan gambut adalah ancaman ganda yang harus segera ditangani. Kerusakan lingkungan yang dihasilkan tidak hanya mempengaruhi flora dan fauna, tetapi juga langsung berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan memprioritaskan pelestarian lahan gambut, kita tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga memastikan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat yang bergantung padanya. Oleh karena itu, mari kita bersatu untuk mengambil tindakan yang diperlukan demi keberlanjutan ekosistem gambut dan kesehatan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun