Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Reboisasi Urban, Sebuah Solusi?

23 September 2024   20:17 Diperbarui: 25 September 2024   06:56 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reboisasi Urban dan Kesejahteraan Masyarakat

Selain manfaat lingkungan, reboisasi urban juga memiliki dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Keberadaan ruang hijau di perkotaan tidak hanya meningkatkan estetika kota, tetapi juga memberikan ruang bagi masyarakat untuk beraktivitas, bersosialisasi, dan berolahraga. Penelitian menunjukkan bahwa ruang hijau di lingkungan perkotaan dapat menurunkan tingkat stres, memperbaiki kesehatan mental, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Kehadiran taman kota dan area hijau juga dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif. Masyarakat dari berbagai kalangan dapat memanfaatkan ruang ini untuk berinteraksi, berolahraga, atau sekadar menikmati udara segar. 

Jika di kota-kota yang semakin padat dan penuh sesak, ruang hijau menjadi kebutuhan yang mendesak, bukan hanya sebagai elemen estetis, tetapi juga sebagai sarana untuk mempromosikan kesehatan fisik dan mental.

Lebih jauh lagi, ruang hijau di perkotaan dapat berfungsi sebagai penampung air hujan, mengurangi risiko banjir yang sering terjadi di kota-kota besar. 

Apalagi dengan sistem vegetasi yang baik, air hujan dapat terserap oleh tanah dan mengurangi limpasan air yang seringkali menyebabkan banjir di daerah perkotaan. Dengan demikian, reboisasi urban juga membantu dalam manajemen air dan mitigasi bencana lingkungan.

Tantangan dan Peluang dalam Mewujudkan Reboisasi Urban

Meskipun manfaat reboisasi urban sangat jelas, tantangan dalam pelaksanaannya tidak dapat diabaikan. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan lahan di kota-kota besar yang semakin padat. 

Banyak kota di Indonesia mengalami urbanisasi yang pesat, yang mana lahan terbuka dengan cepat beralih fungsi menjadi kawasan perumahan, pusat perbelanjaan, dan infrastruktur lain. Minimnya lahan terbuka ini membuat program reboisasi urban menjadi lebih sulit untuk diimplementasikan.

Namun, tantangan ini dapat diatasi dengan perencanaan kota yang lebih baik dan inovasi dalam desain ruang hijau. Misalnya, konsep vertical forest atau hutan vertikal dapat diadopsi di Indonesia. 

Ini adalah konsep di mana gedung-gedung pencakar langit dihiasi dengan tanaman hijau di setiap lantai, menciptakan ruang hijau di tengah kepadatan perkotaan. Contoh sukses dari konsep ini dapat dilihat di kota Milan, Italia, di mana bangunan "Bosco Verticale" menjadi ikon penghijauan kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun