Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Struktur Pasar Industri (24): Pengaruh Konsolidasi Perusahaan

20 September 2024   18:59 Diperbarui: 21 September 2024   05:52 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengaruh Konsolidasi Perusahaan terhadap Struktur Pasar Industri: Kasus pada Negara Maju, ASEAN, dan Indonesia

Konsolidasi perusahaan---baik dalam bentuk merger maupun akuisisi---telah menjadi tren utama dalam dunia bisnis global. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi dinamika bisnis internal perusahaan yang terlibat, tetapi juga mengubah struktur pasar industri secara lebih luas. Di negara-negara maju, konsolidasi sering kali dianggap sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing internasional. Namun, di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia, dampaknya bisa lebih kompleks, karena berkaitan dengan regulasi, kapasitas pasar, dan potensi konsolidasi yang lebih besar terhadap struktur persaingan di pasar yang berkembang. Disini Kita akan membahas pengaruh konsolidasi perusahaan terhadap struktur pasar industri di negara maju, ASEAN, dan Indonesia secara khusus, mengungkapkan perbedaan mendasar dan tantangan yang dihadapi di setiap wilayah.

Konsolidasi Perusahaan di Negara Maju: Efisiensi dan Monopoli Terselubung

Negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang, sering kali menjadi contoh utama dalam memahami dampak konsolidasi terhadap struktur pasar. Dalam lingkungan ekonomi yang canggih, konsolidasi di negara maju cenderung diarahkan pada peningkatan efisiensi dan penguasaan pangsa pasar secara global. Misalnya, di Amerika Serikat, gelombang merger dan akuisisi yang melibatkan perusahaan teknologi besar seperti Google, Amazon, dan Facebook telah mengubah struktur pasar digital. Dengan konsolidasi tersebut, pemain dominan semakin menguasai pasar, menciptakan struktur pasar yang cenderung oligopolistik.

Pengaruh dari konsolidasi semacam ini sangat terasa dalam hal penguasaan sumber daya dan teknologi. Perusahaan-perusahaan besar, melalui akuisisi, tidak hanya memperluas jangkauan mereka, tetapi juga mendapatkan akses ke teknologi baru dan sumber daya yang sebelumnya terbatas. Akibatnya, pasar menjadi semakin terpusat pada beberapa pemain besar, yang membuatnya sulit bagi perusahaan kecil atau baru untuk masuk dan bersaing.

Namun, konsolidasi di negara maju juga menghadirkan risiko monopoli terselubung. Di sektor perbankan, misalnya, penggabungan antar bank besar dapat memperkuat stabilitas sistem finansial secara keseluruhan, tetapi pada saat yang sama, hal ini menekan persaingan dan meningkatkan kekuasaan beberapa bank besar di pasar keuangan global. Regulator di negara maju, seperti Komisi Pengawas Persaingan Usaha di Amerika Serikat atau Uni Eropa, sering kali harus menyeimbangkan antara manfaat konsolidasi dalam meningkatkan efisiensi dan risiko penguasaan pasar yang terlalu besar oleh segelintir perusahaan.

Konsolidasi di ASEAN: Menuju Efisiensi dengan Tantangan Regional

Di kawasan ASEAN, yang terdiri dari berbagai negara dengan tingkat perkembangan ekonomi yang berbeda, konsolidasi perusahaan mengambil bentuk yang lebih beragam. Konsolidasi di kawasan ini sering kali didorong oleh kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi yang lebih besar, memperluas pasar, dan memperkuat daya saing regional dalam menghadapi persaingan global.

Salah satu contoh penting konsolidasi di ASEAN adalah di sektor telekomunikasi. Di negara seperti Singapura dan Malaysia, konsolidasi di antara perusahaan telekomunikasi telah menciptakan beberapa pemain dominan yang mengendalikan sebagian besar pasar. Konsolidasi ini membantu meningkatkan infrastruktur teknologi dan memperluas jangkauan layanan. Namun, di beberapa negara ASEAN lainnya, seperti Vietnam dan Filipina, konsolidasi masih sering terbatas oleh regulasi ketat dan ketakutan akan dominasi perusahaan asing.

ASEAN juga menghadapi tantangan dalam menciptakan lingkungan bisnis yang mendukung persaingan sehat pasca-konsolidasi. Regulasi persaingan di negara-negara ASEAN cenderung bervariasi. Singapura, sebagai pusat finansial global, memiliki kebijakan yang lebih terbuka terhadap merger dan akuisisi internasional, sementara Indonesia dan Thailand lebih berhati-hati dalam menavigasi konsolidasi yang dapat mengarah pada monopoli atau dominasi asing di pasar domestik. Meskipun konsolidasi diharapkan dapat meningkatkan daya saing di pasar regional, ketidakseragaman regulasi antar negara ASEAN membuat dampaknya bervariasi.

Pengaruh Konsolidasi Perusahaan di Indonesia: Antara Tantangan dan Peluang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun