Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Struktur Pasar Industri (10): Dampak E-Commerce terhadap Toko Fisik

17 September 2024   10:45 Diperbarui: 17 September 2024   10:47 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Di sisi lain, platform e-commerce juga akan semakin memanfaatkan kekuatan kecerdasan buatan (AI) dan analitik untuk mengoptimalkan proses bisnis mereka, dari prediksi permintaan hingga personalisasi pengalaman belanja. Persaingan antara pemain besar dan kecil akan terus meningkat, dan hanya mereka yang mampu berinovasi dengan cepat yang akan bertahan.

Secara keseluruhan, perubahan struktur pasar ritel di ASEAN akibat pertumbuhan e-commerce menunjukkan bahwa toko fisik perlu bertransformasi agar tetap relevan. Meskipun e-commerce telah menjadi kekuatan dominan, toko fisik tidak akan sepenuhnya hilang. Sebaliknya, mereka akan menemukan cara baru untuk menciptakan nilai dengan menggabungkan kekuatan dunia fisik dan digital, memastikan bahwa pengalaman konsumen tetap menjadi pusat perhatian dalam era baru ini.

Dengan mengintegrasikan inovasi digital dan mempertahankan keunikan pengalaman belanja fisik, ritel di ASEAN dapat bertahan dan bahkan berkembang di tengah arus transformasi digital yang cepat. Di sinilah pentingnya kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan kedua jenis ritel ini secara berkelanjutan, sehingga struktur pasar yang lebih inklusif dan dinamis dapat tercipta di masa depan.

Perubahan Struktur Pasar dalam Sektor Ritel: Dampak E-Commerce terhadap Toko Fisik di Negara Maju

Dalam dua dekade terakhir, pertumbuhan e-commerce telah merevolusi lanskap ritel global, termasuk di negara-negara maju. Perkembangan teknologi digital, perubahan perilaku konsumen, dan inovasi dalam logistik telah membawa dampak signifikan terhadap toko fisik yang dulunya menjadi tulang punggung sektor ritel. Kasus-kasus di negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang menunjukkan bagaimana e-commerce telah mengubah struktur pasar ritel dan menuntut toko fisik untuk beradaptasi atau berisiko terpinggirkan.

E-Commerce sebagai Pengubah Lanskap Pasar Ritel di Negara Maju

E-commerce di negara maju berkembang pesat karena dukungan infrastruktur digital yang kuat dan penetrasi internet yang luas. Amerika Serikat, misalnya, telah menjadi salah satu pasar e-commerce terbesar di dunia, dengan perusahaan seperti Amazon mendominasi pasar ritel online. Konsumen di negara maju cenderung mengutamakan kenyamanan, efisiensi, dan personalisasi yang ditawarkan oleh platform e-commerce, yang membuat pergeseran dari toko fisik menjadi semakin signifikan.

Di Inggris, pangsa pasar e-commerce dalam sektor ritel mencapai sekitar 30% pada tahun 2023, dengan tren ini terus meningkat. Faktor seperti pengiriman cepat, diskon besar-besaran, dan akses mudah ke berbagai produk membuat konsumen semakin jarang mengunjungi toko fisik. Sementara itu, di Jepang, platform e-commerce seperti Rakuten dan Amazon Japan juga meraih sukses besar, terutama di tengah perubahan demografi di mana populasi yang menua lebih memilih berbelanja dari rumah.

Dampak terhadap Toko Fisik: Tantangan dan Peluang

Pertumbuhan pesat e-commerce memberikan tekanan besar terhadap toko fisik. Toko-toko ritel tradisional yang gagal beradaptasi dengan perkembangan teknologi menghadapi risiko penurunan penjualan dan, dalam banyak kasus, penutupan. Misalnya, Amerika Serikat mengalami fenomena "retail apocalypse," di mana banyak jaringan ritel besar seperti Sears, JCPenney, dan Toys "R" Us terpaksa menutup ratusan toko karena kalah bersaing dengan e-commerce. Fenomena ini menyoroti dampak langsung dari dominasi e-commerce terhadap toko fisik yang sebelumnya menjadi ikon belanja masyarakat Amerika.

Di Inggris, ritel fisik juga menghadapi tekanan besar. Pusat-pusat perbelanjaan yang dulunya ramai mulai kehilangan pengunjung. Merek-merek besar seperti Debenhams dan House of Fraser terpaksa menutup gerai-gerai mereka setelah bertahun-tahun menghadapi kesulitan bersaing dengan platform online. Namun, toko fisik yang mampu berinovasi justru menemukan peluang baru di tengah tantangan ini. Misalnya, beberapa jaringan supermarket besar seperti Tesco dan Sainsbury's berhasil beradaptasi dengan menawarkan layanan belanja online yang terintegrasi dengan toko fisik, seperti "click and collect" atau pengiriman di hari yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun