Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Struktur Pasar Industri (10): Dampak E-Commerce terhadap Toko Fisik

17 September 2024   10:45 Diperbarui: 17 September 2024   10:47 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Bagi e-commerce, tantangan terbesarnya adalah menciptakan ekosistem yang berkelanjutan. Sistem logistik yang efisien, kebijakan perlindungan konsumen yang kuat, dan pengembangan sumber daya manusia di sektor digital menjadi prioritas untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. Selain itu, integrasi dengan sektor keuangan digital, seperti e-payment, juga akan semakin memperkuat peran e-commerce dalam ekonomi Indonesia.

Pertumbuhan e-commerce telah mengubah struktur pasar ritel di Indonesia secara mendalam, menggeser dominasi toko fisik dan menciptakan lingkungan persaingan yang lebih terbuka. Meskipun toko fisik menghadapi tantangan besar, peluang tetap terbuka bagi mereka yang mampu beradaptasi dengan strategi omnichannel dan menciptakan pengalaman pelanggan yang tak tergantikan. Bagi pelaku usaha dan pemerintah, tantangan ke depan adalah menciptakan sinergi antara ritel fisik dan digital untuk memastikan perkembangan yang berkelanjutan dan inklusif di era ekonomi digital.

Perubahan Struktur Pasar dalam Sektor Ritel: Dampak E-Commerce terhadap Toko Fisik di ASEAN

Pertumbuhan e-commerce di ASEAN telah menciptakan perubahan besar dalam struktur pasar ritel, tidak hanya mengubah cara konsumen berbelanja, tetapi juga bagaimana bisnis ritel beroperasi. Di seluruh wilayah Asia Tenggara, negara-negara seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Vietnam mengalami peningkatan tajam dalam penetrasi e-commerce, yang berdampak signifikan pada toko fisik. Fenomena ini mendorong pergeseran dari model ritel tradisional menuju era digital yang lebih dinamis, efisien, dan terintegrasi dengan teknologi.

Mengapa E-Commerce Berkembang Pesat di ASEAN?

Terdapat beberapa faktor kunci yang mendukung pesatnya pertumbuhan e-commerce di kawasan ASEAN. Pertama, populasi yang besar dan muda menjadi pendorong utama. ASEAN merupakan salah satu wilayah dengan populasi usia produktif yang tinggi, di mana kelompok usia ini sangat terbuka terhadap teknologi dan cenderung beralih ke platform digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Indonesia dan Filipina, misalnya, memiliki populasi lebih dari 100 juta dengan mayoritas berada di kelompok usia muda yang adaptif terhadap teknologi digital.

Kedua, penetrasi internet dan adopsi smartphone yang masif telah membuat akses ke e-commerce semakin mudah. Negara-negara seperti Thailand dan Malaysia memiliki infrastruktur internet yang berkembang pesat, memfasilitasi konsumen untuk berbelanja online tanpa hambatan. Peningkatan infrastruktur logistik dan sistem pembayaran digital, seperti e-wallets, juga turut mendorong pertumbuhan ini.

Ketiga, pandemi COVID-19 mempercepat peralihan konsumen dari toko fisik ke platform digital. Pembatasan sosial dan kebijakan lockdown yang diterapkan di banyak negara ASEAN selama pandemi mengakibatkan konsumen lebih mengandalkan e-commerce untuk memenuhi kebutuhan mereka, yang semakin memperkuat posisi platform digital sebagai alternatif utama dalam sektor ritel.

Dampak terhadap Toko Fisik

Pertumbuhan e-commerce ini memberikan tekanan besar pada toko fisik di kawasan ASEAN. Di banyak negara, terutama di kota-kota besar, toko-toko tradisional mengalami penurunan jumlah pengunjung dan penjualan. Masyarakat yang sebelumnya mengandalkan mal dan pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan harian kini lebih memilih kenyamanan berbelanja online. Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi ritel kecil, tetapi juga raksasa ritel yang telah lama mendominasi pasar.

Di Indonesia, misalnya, ritel besar seperti Matahari Department Store dan Ramayana mengalami penurunan penjualan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan-perusahaan ini terpaksa menutup beberapa cabang mereka akibat berkurangnya pengunjung, terutama di daerah-daerah perkotaan. Di Thailand, mal-mal besar di Bangkok juga menghadapi situasi serupa, di mana volume pengunjung berkurang karena banyak konsumen beralih ke platform e-commerce seperti Lazada dan Shopee.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun