Industri berbasis fosil juga berkontribusi pada polusi udara dan pencemaran air. Aktivitas ekstraksi, pemrosesan, dan pembakaran bahan bakar fosil dapat menghasilkan polutan seperti sulfur dioksida (SO), nitrogen oksida (NOx), dan partikel halus, yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Polutan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan dan kardiovaskular.
Energi terbarukan, di sisi lain, tidak menghasilkan polutan udara saat beroperasi. Pengurangan polusi udara dari transisi energi ini dapat meningkatkan kualitas udara, mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, dan mengurangi pencemaran air dari limbah industri.
c. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Ekstraksi bahan bakar fosil sering kali melibatkan dampak lingkungan yang besar, termasuk kerusakan ekosistem, penurunan kualitas tanah, dan kerusakan habitat. Energi terbarukan seperti tenaga angin dan surya memerlukan penggunaan lahan, tetapi dampak lingkungan relatif lebih rendah dan dapat dikelola dengan perencanaan yang baik.
2. Pengaruh Terhadap Ekonomi
a. Biaya Energi dan Investasi
Energi terbarukan sering kali membutuhkan investasi awal yang tinggi, terutama untuk pembangunan infrastruktur seperti turbin angin dan panel surya. Namun, biaya operasional dan pemeliharaan energi terbarukan cenderung lebih rendah dalam jangka panjang dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Biaya energi terbarukan telah menurun secara signifikan berkat kemajuan teknologi dan skala ekonomi, membuatnya semakin kompetitif.
Sebaliknya, sektor bahan bakar fosil menghadapi biaya eksternal yang tinggi terkait dengan dampak lingkungan dan kesehatan. Biaya ini sering kali tidak tercermin dalam harga energi, yang dapat menyebabkan distorsi pasar dan ketidakefisienan ekonomi.
b. Lapangan Pekerjaan dan Pertumbuhan Ekonomi
Transformasi struktur pasar energi dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor energi terbarukan, seperti dalam pengembangan teknologi, konstruksi, dan pemeliharaan. Sektor ini juga berpotensi untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan industri baru, yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi lokal dan global.
Namun, pergeseran ini juga dapat menyebabkan dampak negatif bagi pekerja di sektor bahan bakar fosil. Penurunan permintaan untuk bahan bakar fosil dapat menyebabkan kehilangan pekerjaan dan dampak ekonomi di daerah yang bergantung pada industri ini. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi transisi yang mempertimbangkan dukungan bagi pekerja dan komunitas terdampak.