Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sistem Ekonomi Indonesia (149): Harus Sektor Manufakturkah?

12 September 2024   06:21 Diperbarui: 12 September 2024   06:27 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sektor manufaktur di negara maju sangat terkait dengan kemampuan negara-negara ini untuk bersaing di pasar global. Produk-produk manufaktur dari negara maju sering kali dikenal karena kualitasnya yang tinggi, inovasi teknologi, dan daya tahan. Negara-negara seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat terus menjadi pemain utama dalam ekspor produk manufaktur bernilai tinggi, seperti kendaraan, mesin, peralatan medis, dan elektronik.

Sebagai contoh, industri otomotif Jerman, dengan merek-merek seperti Volkswagen, Mercedes-Benz, dan BMW, mendominasi pasar global dan menciptakan surplus perdagangan yang besar. Ekspor manufaktur memberikan aliran pendapatan yang stabil dan memperkuat posisi ekonomi negara-negara maju dalam perdagangan internasional. Dengan pasar global yang semakin kompetitif, kemampuan untuk memproduksi barang-barang berkualitas tinggi adalah kunci keberhasilan ekonomi negara-negara maju.

Tantangan dan Adaptasi

Meskipun sektor manufaktur di negara maju telah mencapai tingkat kemajuan yang signifikan, tantangan tetap ada. Globalisasi telah mendorong banyak perusahaan manufaktur untuk merelokasi produksi mereka ke negara-negara berkembang yang menawarkan biaya tenaga kerja lebih rendah. Akibatnya, beberapa negara maju telah mengalami penurunan jumlah pekerjaan di sektor manufaktur.

Namun, negara-negara maju telah merespons tantangan ini dengan mengadopsi strategi-strategi baru. Salah satu strategi yang paling menonjol adalah fokus pada produksi bernilai tambah tinggi. Alih-alih bersaing berdasarkan biaya tenaga kerja yang rendah, negara-negara maju lebih memilih untuk bersaing melalui inovasi, kualitas, dan teknologi. Mereka telah mengalihkan fokus dari produksi massal barang-barang konsumsi ke produk-produk teknologi tinggi, seperti peralatan medis, komponen elektronik, dan mesin industri presisi.

Selain itu, negara-negara maju juga mulai lebih memperhatikan keberlanjutan lingkungan dalam sektor manufaktur. Dengan meningkatnya tekanan global untuk mengurangi emisi karbon dan mengatasi perubahan iklim, industri manufaktur di negara-negara maju mulai beralih ke teknologi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pemerintah di negara-negara ini juga memperkenalkan kebijakan yang mendorong industri untuk menggunakan energi terbarukan dan mengurangi limbah produksi.

Sektor manufaktur tetap menjadi elemen kunci dalam sistem ekonomi negara maju, meskipun kontribusinya terhadap PDB mungkin telah berkurang seiring dengan berkembangnya sektor jasa. Manufaktur memainkan peran penting dalam mendorong inovasi teknologi, menciptakan lapangan kerja berketerampilan tinggi, dan mempertahankan daya saing global.

Dengan terus beradaptasi terhadap perubahan global, baik melalui adopsi teknologi baru maupun peningkatan keberlanjutan, sektor manufaktur di negara maju akan terus menjadi pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Di masa depan, negara-negara maju akan terus mengembangkan sektor ini sebagai sumber utama keunggulan kompetitif di kancah internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun