Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sistem Ekonomi Indonesia (148) : Hybrid (Kapitalisme dengan Wajah Manusia?)

11 September 2024   19:22 Diperbarui: 11 September 2024   19:22 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian Sistem Ekonomi Hybrid

Secara umum, sistem ekonomi hybrid adalah perpaduan antara sistem ekonomi pasar, di mana kekuatan pasar mengatur alokasi sumber daya berdasarkan hukum penawaran dan permintaan, dan ekonomi terencana, di mana pemerintah memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan ekonomi dan pengaturan distribusi sumber daya. Sistem ini lahir dari kesadaran bahwa mekanisme pasar yang murni tidak selalu mampu menciptakan kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat, sedangkan ekonomi terencana saja seringkali tidak cukup fleksibel untuk menanggapi perubahan cepat di dunia yang dinamis.

Dalam konteks teori sistem ekonomi, ekonomi pasar mengutamakan efisiensi dan kebebasan, tetapi sering mengabaikan keadilan dan distribusi kekayaan. Di sisi lain, ekonomi terencana menitikberatkan pada kontrol negara untuk menciptakan kesejahteraan yang merata, tetapi cenderung lamban dalam merespons perubahan dan inovasi. Dengan menggabungkan kedua pendekatan ini, sistem ekonomi hybrid berupaya mencapai keseimbangan optimal antara efisiensi, pertumbuhan, dan keadilan sosial.

Kasus Indonesia: Menggabungkan Pasar dan Negara

Indonesia merupakan salah satu negara yang secara tegas mengadopsi sistem ekonomi hybrid, sebagaimana tertuang dalam Pasal 33 UUD 1945. Pasal tersebut menegaskan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan, di mana cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Di sisi lain, Indonesia juga membuka ruang bagi mekanisme pasar bebas di berbagai sektor ekonomi lainnya, terutama sejak dilakukannya reformasi ekonomi pada tahun 1998.

Secara praktis, Indonesia membiarkan sektor-sektor tertentu, seperti perdagangan, industri kreatif, dan teknologi informasi, berkembang melalui mekanisme pasar. Sektor-sektor ini didorong untuk bersaing dan berinovasi, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Namun, di sektor-sektor strategis, seperti energi, perbankan, dan infrastruktur, pemerintah Indonesia tetap memainkan peran penting dalam pengaturan dan pengendalian. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa akses terhadap kebutuhan dasar masyarakat tetap terjaga dan tidak seluruhnya diserahkan pada dinamika pasar.

Sebagai contoh, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memainkan peran krusial dalam sistem ekonomi Indonesia. Perusahaan-perusahaan seperti PLN, Pertamina, dan Bank Mandiri berfungsi untuk mengelola sektor-sektor strategis yang penting bagi perekonomian dan kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia. Dengan begitu, pemerintah bisa menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan layanan vital, meskipun di tengah fluktuasi pasar global.

Seperti yang diungkapkan oleh sejumlah ekonom, "peran BUMN dalam sistem ekonomi hybrid Indonesia sangat penting, karena mampu menyeimbangkan efisiensi pasar dengan intervensi negara yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional" (Susilo, 2021). Perpaduan ini memungkinkan Indonesia untuk menjaga kedaulatan ekonominya sambil tetap terbuka terhadap persaingan internasional.

Kelebihan Sistem Ekonomi Hybrid di Indonesia

Sistem ekonomi hybrid memberikan sejumlah keuntungan bagi Indonesia, terutama dalam hal stabilitas dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi. Beberapa kelebihan utama dari model ini antara lain:

1. Fleksibilitas Kebijakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun