Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sistem Ekonomi Indonesia (148) : Hybrid (Kapitalisme dengan Wajah Manusia?)

11 September 2024   19:22 Diperbarui: 11 September 2024   19:22 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiongkok menggabungkan kecepatan adaptasi pasar dengan stabilitas kontrol pemerintah, yang memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, tetap ada tantangan, terutama dalam hal ketidaksetaraan pendapatan dan perlindungan hak-hak pekerja.

2. Swedia: Keseimbangan antara Pasar dan Negara

Swedia sering disebut sebagai model ekonomi campuran yang berhasil, dengan keseimbangan antara elemen pasar bebas dan kebijakan sosial yang kuat. Ekonomi Swedia didasarkan pada mekanisme pasar, namun negara ini memiliki sistem jaminan sosial yang sangat kuat, termasuk layanan kesehatan dan pendidikan gratis, serta subsidi untuk perumahan.

Pemerintah Swedia juga memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi melalui regulasi ketat di sektor-sektor tertentu seperti perbankan dan energi. Menurut teori ekonomi kesejahteraan, intervensi negara diperlukan untuk memperbaiki kegagalan pasar dalam distribusi kekayaan yang adil (Atkinson, 1999). Sistem pajak progresif dan program sosial yang kuat memastikan bahwa manfaat dari pertumbuhan ekonomi dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, bukan hanya kelompok elite.

Sistem ekonomi hybrid di Swedia berhasil menciptakan kesejahteraan yang tinggi, dengan tingkat ketimpangan yang

rendah dan kualitas hidup yang tinggi. Meskipun pasar bebas memainkan peran penting dalam perekonomian Swedia, pemerintah tetap bertanggung jawab untuk menyediakan perlindungan sosial yang komprehensif, memastikan bahwa setiap warga negara mendapat akses yang sama terhadap layanan dasar. Kombinasi ini sering disebut sebagai "kapitalisme dengan wajah manusia", karena mampu mempertahankan kesejahteraan sosial tanpa mengorbankan efisiensi ekonomi.

3. Jerman: Sosialisme Pasar Sosial

Jerman menerapkan sistem ekonomi hybrid yang disebut sebagai "Sosialisme Pasar Sosial" (Soziale Marktwirtschaft). Dalam sistem ini, ekonomi dikelola secara bebas berdasarkan prinsip-prinsip pasar, tetapi dilengkapi dengan kebijakan sosial yang bertujuan untuk memastikan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah berperan dalam mengatur sektor-sektor strategis, seperti transportasi dan energi, serta dalam menjamin jaring pengaman sosial melalui asuransi kesehatan dan program pensiun yang kuat.

Menurut Ludwig Erhard, arsitek utama model ini, tujuan sistem ekonomi adalah "kesejahteraan bagi semua," yang hanya dapat dicapai dengan kombinasi kebebasan pasar dan intervensi negara yang tepat (Erhard, 1964). Jerman berhasil menciptakan keseimbangan yang kuat antara pasar yang dinamis dan perlindungan sosial yang ekstensif, memungkinkan ekonomi yang tumbuh stabil dengan ketimpangan yang lebih rendah dibandingkan banyak negara industri lainnya.

4. India: Sistem Ekonomi Campuran

India, sejak kemerdekaannya pada 1947, mengadopsi sistem ekonomi campuran. Pada masa awal, India lebih condong ke arah ekonomi terencana, dengan banyak sektor yang berada di bawah kendali negara, seperti perbankan, energi, dan infrastruktur. Namun, sejak reformasi ekonomi pada tahun 1991, India mulai membuka diri terhadap mekanisme pasar bebas, memprivatisasi sejumlah sektor dan memperkenalkan kebijakan yang lebih ramah bisnis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun