Sektor industri di Eropa, yang umumnya lebih terdiversifikasi dan terintegrasi secara global, mengalami dampak signifikan selama krisis global. Penurunan permintaan global dan gangguan rantai pasokan mempengaruhi produksi dan ekspor (Mason & Weller, 2020). Negara-negara Eropa harus mengatasi tantangan ini dengan strategi diversifikasi industri dan peningkatan efisiensi.
Di pasar tenaga kerja, krisis menyebabkan peningkatan pengangguran dan perubahan dalam struktur pekerjaan. Kebijakan pemerintah berfokus pada perlindungan pekerjaan dan pelatihan ulang tenaga kerja untuk menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan pasar (OECD, 2020). Ini menunjukkan bagaimana sistem kapitalis Eropa menanggapi krisis dengan mencoba memitigasi dampak sosial sambil tetap memprioritaskan stabilitas ekonomi.
3. Dampak Krisis Global terhadap Sistem Ekonomi di Asia
Di Asia, sistem ekonomi yang diterapkan bervariasi dari negara ke negara, tetapi banyak negara besar seperti China menerapkan sistem ekonomi campuran yang menggabungkan elemen kapitalis dengan kontrol negara. Krisis global memberikan dampak yang berbeda pada sistem ekonomi Asia, mengungkapkan kekuatan dan kelemahan dari pendekatan ini.
a. Respons Kebijakan Fiskal dan Moneter
China, sebagai contoh utama sistem ekonomi campuran, memiliki kapasitas untuk mengimplementasikan kebijakan fiskal dan moneter yang luas. Selama krisis COVID-19, pemerintah China menerapkan stimulus fiskal yang besar, termasuk investasi dalam infrastruktur dan subsidi untuk sektor-sektor kunci (Zhang, 2020). Pendekatan ini mencerminkan peran aktif negara dalam perekonomian dan kemampuannya untuk memobilisasi sumber daya dalam situasi krisis.
Di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia dan Thailand, respons kebijakan bervariasi tergantung pada kapasitas fiskal masing-masing negara. Banyak dari negara ini mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan kebutuhan untuk memberikan stimulus dengan keterbatasan anggaran. Ini menunjukkan perbedaan dalam fleksibilitas dan kemampuan kebijakan fiskal antara negara-negara dengan sistem ekonomi campuran yang berbeda (World Bank, 2020).
b. Dampak terhadap Sektor Industri dan Pasar Tenaga Kerja
Sektor industri di Asia, terutama di negara-negara seperti China dan Jepang, menghadapi gangguan serupa dengan Eropa dalam hal rantai pasokan dan permintaan global. Namun, negara-negara Asia cenderung lebih cepat dalam mengadaptasi strategi produksi dan diversifikasi pasar. Sebagai contoh, China memanfaatkan kemampuan produksi dan distribusi untuk memulihkan ekonominya dengan cepat setelah dampak awal dari krisis (Chen et al., 2020).
Di pasar tenaga kerja, negara-negara Asia menghadapi tantangan serupa dengan peningkatan pengangguran dan perubahan dalam struktur pekerjaan. Namun, sistem ekonomi campuran memungkinkan penyesuaian yang lebih cepat melalui kebijakan ketenagakerjaan dan pelatihan (ADB, 2021). Pendekatan ini mencerminkan kelebihan sistem ekonomi campuran dalam menangani dampak krisis global dengan fleksibilitas yang lebih tinggi.
4. Perbandingan dan Implikasi untuk Masa Depan