Namun, terdapat tantangan juga, seperti dampak negatif terhadap industri domestik yang tidak siap bersaing dengan produk impor yang lebih murah. Penelitian oleh Autor, Dorn, dan Hanson dalam The China Shock: Learning from Labor Market Adjustment to Large Changes in Trade (2016) menunjukkan bahwa perjanjian perdagangan dapat menyebabkan ketidaksetaraan di dalam negara dengan meningkatkan ketergantungan pada sektor-sektor tertentu dan mempengaruhi tenaga kerja (Autor et al., 2016).
Pengaruh Perjanjian Dagang terhadap Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis, yang mengutamakan kepemilikan negara dan perencanaan pusat, memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan sistem kapitalis. Negara-negara sosialis cenderung fokus pada pencapaian pemerataan ekonomi dan stabilitas sosial. Perjanjian dagang internasional dapat mempengaruhi sistem ini dengan memaksa negara-negara sosialis untuk beradaptasi dengan standar pasar global.
Dampak terhadap Ekonomi Sosialis
Perjanjian dagang internasional dapat mempengaruhi sistem ekonomi sosialis dengan memaksa negara-negara ini untuk membuka pasar dan mengadopsi praktik perdagangan yang lebih sesuai dengan standar internasional. Sebagai contoh, negara-negara seperti Cina dan Vietnam, yang telah melakukan reformasi ekonomi untuk memperkenalkan elemen pasar dalam sistem sosialis mereka, telah memasuki perjanjian dagang seperti World Trade Organization (WTO) untuk meningkatkan integrasi ekonomi global (Frankel & Rose, 2002).
Reformasi ini memungkinkan negara-negara sosialis untuk memanfaatkan peluang perdagangan internasional dan investasi, namun juga membawa tantangan seperti ketergantungan pada pasar global dan potensi ketidakstabilan sosial akibat perubahan ekonomi cepat. Sebagai contoh, Cina mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat setelah bergabung dengan WTO, namun juga menghadapi tantangan terkait ketidaksetaraan dan dampak sosial dari perubahan struktural (Rodrik, 2006).
Pengaruh Perjanjian Dagang terhadap Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran menggabungkan elemen dari sistem kapitalis dan sosialis, dengan sektor publik dan swasta yang berinteraksi untuk mengatur perekonomian. Negara-negara dengan sistem ekonomi campuran, seperti banyak negara Eropa Barat dan Indonesia, seringkali melakukan perjanjian dagang internasional untuk memperkuat sektor privat sambil mempertahankan kontrol publik di sektor-sektor strategis.
Dampak terhadap Ekonomi Campuran
Perjanjian dagang internasional dapat mempengaruhi sistem ekonomi campuran dengan mempengaruhi kebijakan ekonomi domestik dan memperkuat integrasi ekonomi global. Negara-negara dengan sistem ekonomi campuran sering menggunakan perjanjian dagang untuk membuka pasar baru bagi perusahaan swasta, sambil tetap menjaga kebijakan perlindungan di sektor-sektor tertentu untuk melindungi kepentingan publik.
Di Indonesia, perjanjian seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan negara-negara seperti Jepang dan Australia, memberikan akses pasar yang lebih baik bagi produk-produk Indonesia sambil tetap menjaga kebijakan perlindungan untuk sektor-sektor strategis seperti pertanian dan industri kecil (Suryadinata, 2008). Perjanjian ini mencerminkan pendekatan campuran yang berusaha menyeimbangkan keuntungan perdagangan internasional dengan perlindungan sektor domestik.