Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sistem Ekonomi Indonesia (132): SDM vs SDA

9 September 2024   19:03 Diperbarui: 9 September 2024   19:04 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem ekonomi berbasis SDM biasanya lebih adaptif terhadap perubahan ekonomi global dan teknologi. Negara yang fokus pada pengembangan keterampilan dan inovasi memiliki tenaga kerja yang lebih siap menghadapi perubahan pasar dan teknologi. Hal ini membuat mereka lebih tahan terhadap fluktuasi ekonomi global dibandingkan dengan negara yang bergantung pada SDA.

Di Indonesia, pergeseran dari sistem berbasis SDA ke SDM memerlukan upaya terkoordinasi antara sektor pendidikan, industri, dan pemerintah. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan serta mendukung penelitian dan pengembangan, Indonesia dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih dinamis dan berkelanjutan.

Perbedaan antara sistem ekonomi berbasis SDM dan SDA mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam memanfaatkan sumber daya untuk pertumbuhan ekonomi. Sistem berbasis SDA menawarkan keuntungan jangka pendek namun sering kali menghadapi risiko ketergantungan dan dampak lingkungan. Sebaliknya, sistem berbasis SDM berinvestasi dalam pengembangan keterampilan dan inovasi, memberikan keuntungan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan adaptif.

Dalam konteks Indonesia, penting untuk menemukan keseimbangan antara memanfaatkan kekayaan SDA yang melimpah dan berinvestasi dalam pengembangan SDM untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih resilient dan berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat mengatasi tantangan dan memanfaatkan potensi ekonominya untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.

Kasus Indonesia

Sistem ekonomi suatu negara mencerminkan cara masyarakat memanfaatkan dan mengelola berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan pembangunan dan kesejahteraan. Di Indonesia, perbedaan antara sistem ekonomi berbasis Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) menjadi fokus penting dalam diskusi tentang arah ekonomi nasional. Kedua sistem ini memiliki karakteristik, keuntungan, dan tantangan yang berbeda, dan memahami perbedaan ini penting untuk merumuskan kebijakan yang efektif dan berkelanjutan. Artikel ini akan membahas perbedaan mendasar antara sistem ekonomi berbasis SDM dan SDA, menggunakan teori ekonomi sebagai kerangka analisis, serta memberikan pandangan komparatif khusus untuk Indonesia.

Sistem Ekonomi Berbasis Sumber Daya Alam (SDA)

Sistem ekonomi berbasis SDA berfokus pada pemanfaatan kekayaan alam sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Negara-negara yang mengadopsi sistem ini mengandalkan sumber daya alam seperti minyak, gas, mineral, dan hasil pertanian sebagai sumber pendapatan utama.

Teori Ekonomi dan SDA

Teori ekonomi klasik, seperti yang dijelaskan oleh David Ricardo dalam Principles of Political Economy and Taxation (1817), menekankan pentingnya keunggulan komparatif dalam perdagangan internasional yang sering kali bergantung pada kekayaan SDA (Ricardo, 1817). Negara dengan sumber daya alam yang melimpah dapat memanfaatkan keunggulan ini untuk memperkuat posisi ekonominya di pasar global.

Namun, sistem ekonomi berbasis SDA juga memiliki kelemahan. Jeffrey Sachs dan Andrew Warner dalam penelitian mereka Natural Resource Abundance and Economic Growth (1995) menunjukkan bahwa negara-negara yang sangat bergantung pada SDA sering kali mengalami "penyakit Belanda" atau Dutch Disease, yaitu penurunan daya saing sektor non-sumber daya karena apresiasi mata uang dan inflasi (Sachs & Warner, 1995). Ketergantungan pada SDA dapat menyebabkan volatilitas ekonomi dan kesulitan dalam diversifikasi ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun