Indonesia, misalnya, yang memiliki kekayaan alam melimpah, telah merasakan dampak langsung dari ketidakseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Deforestasi yang masif dan kebakaran hutan, yang sering kali terjadi akibat ekspansi pertanian dan pertambangan, telah menyebabkan kerugian ekonomi yang besar. Dampaknya terasa dalam bentuk penurunan kualitas udara, hilangnya keanekaragaman hayati, dan peningkatan risiko bencana seperti banjir dan tanah longsor.
3. Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan
Keberlanjutan lingkungan juga mendorong lahirnya inovasi teknologi yang lebih ramah lingkungan. Negara-negara yang memprioritaskan keberlanjutan dalam sistem ekonomi mereka cenderung berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi yang mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Inovasi ini dapat mencakup teknologi energi bersih, kendaraan listrik, pertanian berkelanjutan, serta sistem manajemen limbah yang efisien (Porter & van der Linde, 1995).
Sebagai contoh, Jepang adalah salah satu negara yang telah memanfaatkan teknologi ramah lingkungan untuk mendorong perekonomiannya. Mereka mengembangkan teknologi hemat energi dan mempromosikan penggunaan mobil listrik sebagai upaya untuk mengurangi emisi karbon. Inovasi semacam ini tidak hanya berkontribusi pada lingkungan yang lebih sehat tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing ekonomi negara.
Tantangan dalam Menerapkan Ekonomi Berkelanjutan
1. Konflik antara Pertumbuhan Ekonomi dan Pelestarian Lingkungan
Meskipun manfaat dari keberlanjutan lingkungan jelas, penerapannya dalam sistem ekonomi sering kali menghadapi tantangan besar. Salah satu tantangan terbesar adalah konflik antara kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka pendek dengan pelestarian lingkungan jangka panjang. Negara-negara berkembang sering kali terjebak dalam dilema ini. Di satu sisi, mereka perlu meningkatkan pembangunan untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan standar hidup. Di sisi lain, mereka harus berhati-hati agar tidak merusak sumber daya alam yang menjadi tulang punggung perekonomian mereka.
Indonesia, misalnya, dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan pembangunan infrastruktur dan pelestarian lingkungan. Kebutuhan untuk membangun jalan, jembatan, dan fasilitas publik lainnya sering kali berbenturan dengan upaya menjaga hutan dan lahan yang merupakan sumber daya alam utama negara ini.
2. Ketergantungan pada Sumber Daya Alam
Banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, sangat bergantung pada eksploitasi sumber daya alam untuk menopang ekonomi mereka. Sektor-sektor seperti pertambangan, minyak, dan kehutanan menyumbang sebagian besar pendapatan negara dan menyediakan lapangan kerja bagi jutaan orang. Namun, ketergantungan ini juga berarti bahwa negara-negara tersebut sangat rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas ekonomi yang intensif.
Dalam konteks ini, transisi menuju sistem ekonomi yang lebih berkelanjutan memerlukan perubahan paradigma yang signifikan. Hal ini membutuhkan kebijakan yang mendorong diversifikasi ekonomi, investasi dalam teknologi bersih, serta insentif bagi sektor swasta untuk beroperasi dengan cara yang lebih ramah lingkungan (World Bank, 2020).