Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sistem Ekonomi Indonesia (119), Pengaruh dan Peran UMKM

8 September 2024   06:12 Diperbarui: 8 September 2024   06:26 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengaruh dan Peran UMKM dalam Membentuk Sistem Ekonomi Negara

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat signifikan dalam membentuk sistem ekonomi suatu negara, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. 

Dalam banyak kasus, UMKM dianggap sebagai tulang punggung perekonomian karena kontribusi mereka yang besar terhadap penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya beli masyarakat, dan pengentasan kemiskinan. 

Namun, lebih dari itu, UMKM juga berperan dalam mendiversifikasi struktur ekonomi, mendukung inovasi lokal, serta meningkatkan ketahanan ekonomi di tengah dinamika global.

Peran Sentral UMKM dalam Ekonomi

Peran UMKM dalam perekonomian tidak bisa dipandang sebelah mata. Di Indonesia, UMKM berkontribusi lebih dari 60% terhadap produk domestik bruto (PDB) dan menciptakan sekitar 97% lapangan pekerjaan (BPS, 2020).

 Angka-angka ini menunjukkan betapa pentingnya peran UMKM dalam menggerakkan perekonomian nasional. Di samping itu, UMKM juga menjadi fondasi ekonomi di daerah pedesaan dan kota kecil, di mana akses terhadap pekerjaan formal dan industri besar seringkali terbatas. 

Dengan demikian, UMKM menjadi sarana utama bagi masyarakat untuk mengakses sumber daya ekonomi, yang pada gilirannya membantu mengurangi ketimpangan ekonomi di tingkat lokal maupun nasional.

Secara teori, ekonomi yang inklusif dan berbasis pada UMKM memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap krisis. Hal ini disebabkan karena UMKM tersebar secara geografis dan terlibat dalam berbagai sektor ekonomi, sehingga mereka cenderung lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan ekonomi. Dalam konteks sistem ekonomi campuran seperti di Indonesia, UMKM memberikan kontribusi yang seimbang antara sektor formal dan informal, menjaga keseimbangan ekonomi secara keseluruhan.

UMKM sebagai Motor Inovasi dan Kreativitas

Salah satu peran utama UMKM dalam perekonomian adalah sebagai pendorong inovasi dan kreativitas. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, UMKM sering kali mampu beradaptasi lebih cepat terhadap perubahan kebutuhan pasar dibandingkan perusahaan besar. Hal ini dikarenakan skala bisnis mereka yang lebih kecil, memungkinkan mereka untuk bergerak lebih gesit dan mengambil keputusan lebih cepat.

Di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan Jerman, UMKM menjadi motor utama dalam mengembangkan inovasi teknologi baru dan produk kreatif. Contohnya, di Silicon Valley, banyak startup teknologi yang berawal dari skala UMKM, sebelum akhirnya berkembang menjadi perusahaan besar yang berpengaruh global. 

Hal yang sama juga dapat dilihat di Indonesia, di mana sektor teknologi digital dan e-commerce dipelopori oleh usaha kecil seperti Tokopedia dan Bukalapak, yang dimulai dari konsep UMKM digital sebelum berkembang menjadi unicorn di tingkat Asia Tenggara.

Menurut Joseph Schumpeter (1942), inovasi adalah salah satu faktor utama dalam dinamika kapitalisme, di mana pengusaha kecil dan UMKM sering kali menjadi aktor utama dalam memperkenalkan inovasi baru. Inovasi ini mencakup tidak hanya teknologi tetapi juga model bisnis, cara distribusi, hingga pendekatan terhadap pemasaran. Kecepatan inovasi inilah yang memungkinkan UMKM untuk terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Tantangan dan Hambatan UMKM dalam Ekonomi Global

Meskipun memiliki peran yang penting, UMKM juga menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam menghadapi persaingan di era globalisasi. Salah satu tantangan terbesar adalah akses terhadap pembiayaan dan modal usaha. Banyak UMKM yang kesulitan mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan formal karena keterbatasan aset atau jaminan yang dimiliki. Hal ini berdampak pada kemampuan mereka untuk berkembang dan bersaing di pasar yang lebih luas.

Selain itu, rendahnya akses terhadap teknologi dan pendidikan bisnis juga menjadi hambatan bagi UMKM. Di era Revolusi Industri 4.0, di mana digitalisasi menjadi kunci keberhasilan bisnis, banyak UMKM di Indonesia yang masih tertinggal dalam hal adopsi teknologi. 

Sebagai contoh, banyak pelaku UMKM yang belum memanfaatkan platform digital untuk memperluas pasar mereka, meskipun potensi pasar online sangat besar. Berdasarkan data dari McKinsey (2019), digitalisasi dapat meningkatkan produktivitas UMKM hingga 30%, namun tingkat adopsi teknologi di kalangan UMKM Indonesia masih rendah, terutama di luar sektor e-commerce.

UMKM dan Sistem Ekonomi Berbasis Inklusi

Sistem ekonomi yang berbasis pada UMKM juga mencerminkan prinsip inklusi ekonomi, di mana semua lapisan masyarakat memiliki akses yang sama terhadap peluang ekonomi. Inklusi ekonomi ini bukan hanya penting dari sisi moral, tetapi juga dari sisi keberlanjutan ekonomi. Menurut teori ekonomi inklusi, ketika masyarakat yang lebih luas terlibat dalam aktivitas ekonomi, maka pertumbuhan ekonomi akan lebih stabil dan merata.

Kasus Indonesia

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar utama dalam perekonomian Indonesia. Dalam konteks ekonomi yang dinamis dan terus berkembang, UMKM tidak hanya berfungsi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi tetapi juga sebagai pengaman sosial bagi jutaan masyarakat yang terlibat di dalamnya. Peran UMKM yang signifikan ini menguatkan posisi mereka sebagai aktor penting dalam membentuk sistem ekonomi negara, baik dalam situasi normal maupun di tengah krisis.

UMKM sebagai Fondasi Ekonomi Indonesia

UMKM di Indonesia berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan penciptaan lapangan kerja. Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa UMKM menyumbang lebih dari 60% terhadap PDB nasional dan menyerap lebih dari 97% tenaga kerja di Indonesia (Kemenkop UKM, 2021). Ini berarti bahwa UMKM memiliki peran kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat yang berpendidikan rendah atau menengah serta di wilayah pedesaan.

Di tengah pandemi COVID-19, peran UMKM semakin terlihat penting. Ketika banyak perusahaan besar mengalami penurunan omzet dan bahkan harus menutup operasional, UMKM mampu bertahan meskipun dengan banyak tantangan. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM memiliki fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih tinggi dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi, terutama di tingkat lokal.

Secara teori, dalam sistem ekonomi campuran seperti yang diterapkan di Indonesia, sektor formal dan informal saling melengkapi. UMKM sebagai bagian dari sektor informal memiliki peran untuk mengisi celah-celah yang tidak dijangkau oleh perusahaan besar, seperti di bidang distribusi, pengolahan produk lokal, dan penyediaan jasa yang sifatnya lebih tersegmentasi. Oleh karena itu, UMKM memberikan stabilitas bagi perekonomian dengan mendiversifikasi sektor-sektor ekonomi yang ada (Baumol, 1990).

Kontribusi UMKM terhadap Pengentasan Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi

Salah satu aspek penting dari peran UMKM adalah dalam upaya mengurangi ketimpangan ekonomi. UMKM seringkali menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakat di pedesaan atau daerah terpencil, di mana akses terhadap pekerjaan formal atau perusahaan besar sangat terbatas. Dengan adanya UMKM, masyarakat dapat terlibat dalam kegiatan ekonomi lokal yang pada gilirannya meningkatkan taraf hidup mereka dan membantu mengurangi angka kemiskinan.

Di beberapa wilayah Indonesia, seperti Jawa Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, UMKM yang berbasis pada sektor pariwisata, kerajinan tangan, dan pertanian telah berhasil mengentaskan banyak rumah tangga dari garis kemiskinan. 

UMKM di sektor pertanian, misalnya, telah membantu para petani untuk mengolah hasil bumi menjadi produk olahan yang memiliki nilai tambah, sehingga mereka tidak hanya bergantung pada harga jual bahan mentah.

Menurut teori pembangunan ekonomi, negara-negara berkembang dengan ketimpangan ekonomi yang tinggi dapat mengurangi disparitas tersebut dengan mendorong pertumbuhan UMKM. Hal ini karena UMKM mampu menjangkau kelompok-kelompok masyarakat yang tidak terserap oleh perusahaan besar, baik dalam hal kesempatan kerja maupun akses terhadap pasar. Dengan kata lain, UMKM berfungsi sebagai mekanisme distribusi kekayaan yang lebih merata, yang pada akhirnya mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif (Todaro & Smith, 2003).

Inovasi dan Kreativitas sebagai Keunggulan UMKM

Keunggulan lain dari UMKM adalah kemampuannya untuk berinovasi dan menciptakan produk-produk yang kreatif. Dalam skala kecil, UMKM lebih fleksibel dalam mengembangkan ide-ide baru dan merespon perubahan selera pasar dengan cepat. Di sektor fesyen, misalnya, banyak pelaku UMKM yang sukses menciptakan produk-produk lokal yang tidak hanya diminati di dalam negeri tetapi juga diekspor ke luar negeri.

Fleksibilitas dan keterbukaan UMKM terhadap inovasi juga terlihat dalam adopsi teknologi digital. Saat ini, semakin banyak UMKM di Indonesia yang mulai memanfaatkan platform e-commerce untuk memasarkan produk mereka ke pasar yang lebih luas. Dengan bantuan teknologi, UMKM dapat memotong rantai distribusi yang panjang dan langsung menjual produknya kepada konsumen, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal ini tentunya memperbesar peluang mereka untuk berkembang dan meningkatkan daya saing.

Schumpeter dalam teori inovasinya menyebut bahwa pengusaha kecil dan menengah sering kali menjadi agen utama dalam memperkenalkan inovasi baru yang dapat merubah dinamika pasar (Schumpeter, 1942). Dalam konteks Indonesia, inovasi yang dilakukan oleh UMKM di berbagai sektor---seperti makanan olahan, fesyen, hingga produk kerajinan tangan---telah memberikan kontribusi signifikan terhadap diversifikasi ekonomi dan peningkatan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.

Tantangan yang Dihadapi UMKM di Indonesia

Meskipun memiliki peran penting dalam perekonomian, UMKM di Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan yang menghambat mereka untuk tumbuh lebih cepat. Salah satu tantangan terbesar adalah akses terhadap pembiayaan. Banyak pelaku UMKM yang kesulitan mendapatkan modal usaha dari lembaga keuangan formal karena keterbatasan agunan atau jaminan yang dimiliki. Padahal, modal usaha sangat diperlukan untuk memperbesar skala bisnis dan meningkatkan kualitas produk yang mereka hasilkan.

Selain masalah pembiayaan, tantangan lain yang dihadapi UMKM adalah keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pelatihan. Banyak pelaku UMKM yang belum memiliki pengetahuan yang cukup dalam manajemen bisnis, pemasaran, dan penggunaan teknologi digital. Hal ini menyebabkan UMKM kesulitan untuk bersaing dengan perusahaan besar, baik di pasar lokal maupun global.

Dalam upaya menghadapi tantangan ini, pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program dukungan bagi UMKM, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memberikan pinjaman dengan bunga rendah dan pelatihan bagi pelaku UMKM. Namun, dukungan ini masih perlu ditingkatkan agar lebih banyak pelaku UMKM yang dapat merasakan manfaatnya, terutama mereka yang berada di daerah terpencil.

Kebijakan Pemerintah dan Dukungan Terhadap UMKM

Pemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya peran UMKM dalam perekonomian nasional. Berbagai kebijakan dan program telah dirancang untuk mendukung perkembangan UMKM, mulai dari penyediaan akses pembiayaan, pelatihan kewirausahaan, hingga fasilitasi ekspor. Salah satu kebijakan yang paling berhasil adalah program KUR, yang memberikan kemudahan akses permodalan bagi UMKM dengan bunga rendah.

Di sisi lain, pemerintah juga aktif mempromosikan digitalisasi UMKM melalui berbagai program seperti Gerakan UMKM Go Online dan dukungan terhadap platform e-commerce. Digitalisasi ini sangat penting karena membuka akses pasar yang lebih luas bagi UMKM, terutama di tengah era Revolusi Industri 4.0 di mana penggunaan teknologi menjadi kunci keberhasilan bisnis.

Keberhasilan kebijakan ini juga akan sangat tergantung pada kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dukungan dari sektor swasta, misalnya melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), dapat membantu pelaku UMKM dalam mengembangkan kapasitas bisnis mereka. Sementara itu, masyarakat sebagai konsumen juga memiliki peran penting dalam mendukung produk-produk UMKM, baik melalui pembelian langsung maupun promosi secara tidak langsung.

UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk sistem ekonomi Indonesia. Mereka bukan hanya tulang punggung perekonomian nasional, tetapi juga motor utama dalam pengentasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan, dan penciptaan lapangan kerja. Dengan kemampuan untuk berinovasi dan beradaptasi, UMKM memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Namun, untuk memaksimalkan potensi UMKM, tantangan yang mereka hadapi, seperti akses terhadap pembiayaan dan pendidikan, harus diatasi. Dukungan dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM. Dengan kolaborasi yang baik, UMKM dapat menjadi kekuatan utama dalam sistem ekonomi Indonesia yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan tangguh terhadap krisis.

Di Indonesia, UMKM memainkan peran ini dengan baik. Sebagai contoh, di sektor pertanian dan kerajinan tangan, UMKM menjadi sarana bagi masyarakat pedesaan untuk ikut berpartisipasi dalam perekonomian nasional. Produk-produk lokal seperti kopi, kerajinan tangan, dan produk olahan makanan sering kali dihasilkan oleh UMKM di pedesaan, dan memiliki potensi untuk diekspor ke pasar internasional. Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, UMKM di sektor ini dapat berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang lebih besar, sekaligus mempertahankan keunikan budaya lokal.

Selain itu, UMKM juga menjadi platform bagi pemberdayaan perempuan dalam ekonomi. Banyak UMKM di Indonesia yang dikelola oleh perempuan, terutama di sektor industri rumah tangga dan kerajinan. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM tidak hanya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga terhadap pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan sosial.

Kebijakan dan Dukungan Pemerintah untuk UMKM

Untuk memastikan bahwa UMKM dapat terus berkontribusi secara maksimal terhadap perekonomian nasional, dukungan dari pemerintah sangat diperlukan. Kebijakan yang pro-UMKM harus fokus pada penguatan akses pembiayaan, pendidikan bisnis, dan infrastruktur digital. 

Di Indonesia, pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung UMKM, seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang memberikan pinjaman dengan bunga rendah kepada pelaku UMKM. 

Namun, tantangan yang lebih besar adalah bagaimana memastikan bahwa dukungan ini tepat sasaran dan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan UMKM, terutama yang berada di daerah terpencil.

Selain itu, kebijakan yang mendukung digitalisasi UMKM juga sangat penting. Di era globalisasi dan digitalisasi ini, UMKM harus dapat memanfaatkan teknologi untuk memperluas pasar mereka, baik di dalam maupun luar negeri. Pemerintah perlu memberikan pelatihan dan akses teknologi kepada pelaku UMKM, sehingga mereka dapat bersaing di pasar global. 

Program seperti gerakan UMKM Go Online yang diluncurkan pemerintah dapat menjadi langkah awal yang baik, namun masih banyak yang harus dilakukan untuk memastikan keberhasilan digitalisasi di kalangan UMKM.

Masa Depan UMKM dalam Sistem Ekonomi Indonesia

Peran UMKM dalam membentuk sistem ekonomi negara tidak bisa dipandang sebelah mata. Di Indonesia, UMKM telah menjadi motor utama perekonomian, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, dan mendorong inovasi lokal. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk dalam hal pembiayaan dan teknologi, UMKM tetap memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menjadi kekuatan utama dalam sistem ekonomi nasional.

Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah dan sektor swasta, UMKM dapat terus berkontribusi dalam membentuk sistem ekonomi yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan tangguh terhadap krisis. Di masa depan, digitalisasi dan inovasi akan menjadi kunci keberhasilan UMKM dalam menghadapi persaingan global, dan Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu pusat UMKM terkemuka di Asia Tenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun