Di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan Jerman, UMKM menjadi motor utama dalam mengembangkan inovasi teknologi baru dan produk kreatif. Contohnya, di Silicon Valley, banyak startup teknologi yang berawal dari skala UMKM, sebelum akhirnya berkembang menjadi perusahaan besar yang berpengaruh global.Â
Hal yang sama juga dapat dilihat di Indonesia, di mana sektor teknologi digital dan e-commerce dipelopori oleh usaha kecil seperti Tokopedia dan Bukalapak, yang dimulai dari konsep UMKM digital sebelum berkembang menjadi unicorn di tingkat Asia Tenggara.
Menurut Joseph Schumpeter (1942), inovasi adalah salah satu faktor utama dalam dinamika kapitalisme, di mana pengusaha kecil dan UMKM sering kali menjadi aktor utama dalam memperkenalkan inovasi baru. Inovasi ini mencakup tidak hanya teknologi tetapi juga model bisnis, cara distribusi, hingga pendekatan terhadap pemasaran. Kecepatan inovasi inilah yang memungkinkan UMKM untuk terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Tantangan dan Hambatan UMKM dalam Ekonomi Global
Meskipun memiliki peran yang penting, UMKM juga menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam menghadapi persaingan di era globalisasi. Salah satu tantangan terbesar adalah akses terhadap pembiayaan dan modal usaha. Banyak UMKM yang kesulitan mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan formal karena keterbatasan aset atau jaminan yang dimiliki. Hal ini berdampak pada kemampuan mereka untuk berkembang dan bersaing di pasar yang lebih luas.
Selain itu, rendahnya akses terhadap teknologi dan pendidikan bisnis juga menjadi hambatan bagi UMKM. Di era Revolusi Industri 4.0, di mana digitalisasi menjadi kunci keberhasilan bisnis, banyak UMKM di Indonesia yang masih tertinggal dalam hal adopsi teknologi.Â
Sebagai contoh, banyak pelaku UMKM yang belum memanfaatkan platform digital untuk memperluas pasar mereka, meskipun potensi pasar online sangat besar. Berdasarkan data dari McKinsey (2019), digitalisasi dapat meningkatkan produktivitas UMKM hingga 30%, namun tingkat adopsi teknologi di kalangan UMKM Indonesia masih rendah, terutama di luar sektor e-commerce.
UMKM dan Sistem Ekonomi Berbasis Inklusi
Sistem ekonomi yang berbasis pada UMKM juga mencerminkan prinsip inklusi ekonomi, di mana semua lapisan masyarakat memiliki akses yang sama terhadap peluang ekonomi. Inklusi ekonomi ini bukan hanya penting dari sisi moral, tetapi juga dari sisi keberlanjutan ekonomi. Menurut teori ekonomi inklusi, ketika masyarakat yang lebih luas terlibat dalam aktivitas ekonomi, maka pertumbuhan ekonomi akan lebih stabil dan merata.
Kasus Indonesia
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar utama dalam perekonomian Indonesia. Dalam konteks ekonomi yang dinamis dan terus berkembang, UMKM tidak hanya berfungsi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi tetapi juga sebagai pengaman sosial bagi jutaan masyarakat yang terlibat di dalamnya. Peran UMKM yang signifikan ini menguatkan posisi mereka sebagai aktor penting dalam membentuk sistem ekonomi negara, baik dalam situasi normal maupun di tengah krisis.