Dalam ekonomi pasar, prinsip kebebasan individu dan kompetisi menjadi dasar utama dari sistem ini. Salah satu kelebihan dari ekonomi pasar adalah kemampuannya untuk merespons perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen secara cepat. Ketika ada permintaan yang meningkat terhadap barang atau jasa tertentu, perusahaan akan beradaptasi dengan menambah produksi atau meningkatkan inovasi. Di sinilah inovasi dan efisiensi menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi (Samuelson, 2019). Banyak negara yang menganut ekonomi pasar cenderung memiliki tingkat inovasi yang tinggi karena perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan dari penemuan baru.
Namun, ekonomi pasar juga memiliki kelemahan besar, terutama dalam menciptakan ketidaksetaraan ekonomi. Karena sistem ini sangat bergantung pada mekanisme pasar, mereka yang memiliki modal dan akses ke sumber daya sering kali mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan mereka yang tidak. Ketidakmampuan pemerintah untuk mengendalikan distribusi kekayaan dalam ekonomi pasar sering kali menyebabkan kesenjangan sosial yang sangat tajam. Ini adalah salah satu alasan mengapa Indonesia, meskipun secara nominal mengikuti model ekonomi pasar sejak era Soeharto, juga telah memasukkan unsur-unsur ekonomi campuran, di mana pemerintah berperan dalam mengatur sektor-sektor strategis seperti energi, infrastruktur, dan kesehatan.
Kelebihan dan Kelemahan Ekonomi Terencana
Di sisi lain, ekonomi terencana menawarkan solusi atas masalah ketidaksetaraan yang sering terjadi dalam ekonomi pasar. Dalam ekonomi terencana, pemerintah memiliki kendali penuh atas distribusi sumber daya, yang memungkinkan mereka untuk merencanakan distribusi kekayaan yang lebih merata di seluruh masyarakat. Tujuannya adalah untuk menghindari konsentrasi kekayaan pada segelintir orang dan memastikan bahwa semua warga negara memiliki akses yang sama terhadap barang dan jasa.
Namun, sistem ini juga memiliki kelemahan. Salah satu masalah terbesar dalam ekonomi terencana adalah kurangnya fleksibilitas. Karena keputusan ekonomi diambil oleh pemerintah dan sering kali didasarkan pada rencana jangka panjang, ekonomi terencana cenderung lamban dalam merespons perubahan pasar. Ini sering menyebabkan ketidakefisienan, di mana barang-barang diproduksi secara berlebihan atau bahkan mengalami kekurangan, karena rencana pemerintah tidak sesuai dengan realitas pasar (Nove, 2018). Sebagai contoh, pada era Soekarno, kebijakan ekonomi yang sangat terpusat menyebabkan stagnasi ekonomi yang serius karena pemerintah gagal merespons kebutuhan yang mendesak di sektor-sektor tertentu.
Pilihan Ekonomi Indonesia: Antara Pasar dan Campuran
Meskipun Indonesia telah mengalami perubahan kebijakan ekonomi yang signifikan sejak kemerdekaannya, negara ini pada akhirnya memilih pendekatan ekonomi campuran. Ini berarti bahwa Indonesia menggabungkan unsur-unsur dari ekonomi pasar dan terencana. Di satu sisi, sektor swasta diberi kebebasan untuk berkembang dan bersaing dalam pasar bebas. Di sisi lain, pemerintah tetap mempertahankan kendali atas sektor-sektor strategis seperti energi, transportasi, dan infrastruktur. Pendekatan ini memungkinkan pemerintah untuk memastikan bahwa distribusi kekayaan tidak sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar, sambil tetap memanfaatkan inovasi dan efisiensi yang dihasilkan oleh ekonomi pasar.
Salah satu contoh nyata dari pendekatan ekonomi campuran ini adalah peran BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dalam perekonomian Indonesia. BUMN mengelola sektor-sektor penting seperti minyak dan gas, listrik, serta transportasi. Meskipun sektor-sektor ini terbuka bagi perusahaan swasta, pemerintah melalui BUMN tetap memegang kendali utama untuk memastikan bahwa kepentingan nasional terjaga. Selain itu, pemerintah Indonesia juga terus terlibat dalam mengatur harga barang-barang pokok, seperti beras dan bahan bakar, untuk melindungi kesejahteraan rakyat kecil.
Mengapa Negara Berbeda Memilih Sistem Ekonomi yang Berbeda?
Keputusan suatu negara untuk memilih antara ekonomi pasar atau terencana didasarkan pada sejarah, kondisi sosial, dan ideologi. Negara-negara yang memiliki sejarah kolonialisme dan eksploitasi cenderung lebih skeptis terhadap ekonomi pasar, karena mereka melihat sistem ini sebagai perpanjangan dari kekuatan asing yang mengontrol sumber daya mereka. Sebaliknya, negara-negara dengan tradisi liberalisme dan kebebasan individu, seperti Amerika Serikat, lebih memilih ekonomi pasar sebagai cara untuk mempromosikan kebebasan ekonomi dan pertumbuhan.
Indonesia, dengan latar belakang sejarah kolonial dan perjuangan untuk kemandirian ekonomi, telah mengadopsi pendekatan yang hati-hati. Meskipun ekonomi pasar menawarkan banyak manfaat, pemerintah tetap mempertahankan kendali atas sektor-sektor strategis untuk memastikan stabilitas ekonomi dan sosial.