Selain itu, ekonomi terencana memungkinkan pemerintah untuk fokus pada tujuan jangka panjang. Dalam ekonomi pasar, perusahaan sering kali berfokus pada keuntungan jangka pendek, mengabaikan dampak jangka panjang dari keputusan mereka terhadap lingkungan atau masyarakat. Sebaliknya, pemerintah dalam ekonomi terencana dapat menetapkan tujuan ekonomi yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan sosial. Misalnya, pemerintah dapat memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, meskipun proyek tersebut mungkin tidak menguntungkan secara finansial dalam jangka pendek.
Namun, ekonomi terencana juga memiliki kelemahan besar, yang paling terkenal adalah kurangnya efisiensi. Karena keputusan ekonomi diambil oleh pemerintah, sering kali terjadi ketidaksesuaian antara apa yang diproduksi dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan kondisi pasar menyebabkan penumpukan barang atau kekurangan barang tertentu, yang pada akhirnya merugikan konsumen. Selain itu, kurangnya kompetisi dalam ekonomi terencana dapat menghambat inovasi. Perusahaan yang tidak perlu bersaing untuk mendapatkan pelanggan sering kali tidak memiliki insentif untuk meningkatkan efisiensi atau kualitas produk mereka.
Mengapa Pilihan Ekonomi Negara Berbeda?
Pilihan ekonomi suatu negara sangat dipengaruhi oleh sejarah, budaya, dan ideologi yang berlaku di negara tersebut. Negara-negara dengan sejarah kolonialisme dan eksploitasi sering kali lebih skeptis terhadap ekonomi pasar bebas, karena mereka melihat bagaimana kapitalisme digunakan sebagai alat penindasan. Sebagai contoh, negara-negara di Amerika Latin seperti Venezuela dan Kuba, yang memiliki sejarah eksploitasi oleh kekuatan kolonial dan perusahaan multinasional, memilih untuk mengadopsi sistem ekonomi terencana atau semi-terencana dalam upaya untuk menjaga kedaulatan ekonomi mereka dan melindungi rakyat mereka dari kapitalisme yang tak terkendali.
Di sisi lain, negara-negara yang memiliki tradisi liberalisme ekonomi, seperti Amerika Serikat dan Inggris, cenderung mendukung ekonomi pasar karena mereka percaya bahwa kebebasan individu dan kompetisi adalah kunci untuk mencapai kemakmuran. Negara-negara ini melihat ekonomi pasar sebagai cara terbaik untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Friedman, 2002).
Selain faktor sejarah dan ideologi, kondisi ekonomi dan sosial juga memainkan peran penting dalam menentukan pilihan sistem ekonomi. Negara-negara yang memiliki sumber daya alam melimpah dan populasi besar, seperti Tiongkok dan India, cenderung lebih condong ke ekonomi terencana atau campuran untuk memastikan distribusi yang adil dari kekayaan alam mereka. Sementara itu, negara-negara dengan populasi kecil dan ekonomi yang lebih maju, seperti Singapura atau Swiss, cenderung lebih memilih ekonomi pasar yang terbuka untuk menarik investasi asing dan menciptakan lapangan kerja.
Contoh Kasus: Amerika Serikat vs. Tiongkok
Untuk lebih memahami perbedaan antara ekonomi pasar dan ekonomi terencana, mari kita bandingkan dua negara besar di dunia: Amerika Serikat dan Tiongkok.
Amerika Serikat adalah salah satu contoh ekonomi pasar yang paling kuat di dunia. Pemerintah di negara ini meminimalkan intervensi dalam pasar, dan individu serta perusahaan memiliki kebebasan penuh untuk membuat keputusan ekonomi. Hal ini telah menciptakan lingkungan yang sangat kompetitif dan inovatif, dengan perusahaan teknologi seperti Apple, Google, dan Amazon mendominasi pasar global. Namun, ketidaksetaraan ekonomi di Amerika Serikat juga sangat tinggi, dengan sebagian besar kekayaan terkonsentrasi di tangan segelintir individu dan perusahaan.
Di sisi lain, Tiongkok adalah contoh ekonomi terencana yang berhasil beradaptasi dengan beberapa elemen pasar bebas. Setelah era Mao Zedong yang sangat terkendali, Tiongkok mulai membuka ekonominya pada akhir 1970-an dengan tetap mempertahankan kendali pemerintah atas sektor-sektor strategis. Ini memungkinkan Tiongkok untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang luar biasa sambil tetap menjaga distribusi kekayaan yang relatif merata. Meskipun Tiongkok memiliki unsur pasar dalam ekonominya, pemerintah masih memiliki kendali signifikan atas arah ekonomi dan kebijakan industri (World Bank, 2021).
Pilihan antara ekonomi pasar dan ekonomi terencana bukanlah keputusan yang mudah bagi suatu negara. Setiap sistem memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan keputusan akhir biasanya didasarkan pada sejarah, ideologi, dan kondisi ekonomi serta sosial yang spesifik. Negara-negara seperti Amerika Serikat, yang menghargai kebebasan individu dan kompetisi, cenderung memilih ekonomi pasar. Sementara itu, negara-negara dengan sejarah eksploitasi atau populasi besar, seperti Tiongkok dan India, lebih memilih sistem ekonomi terencana atau campuran untuk memastikan distribusi yang adil dari kekayaan.