Dalam konteks ini, data menjadi komoditas baru yang sangat berharga, bahkan lebih berharga dari minyak. Penggunaan data yang tepat dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan, memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan proses bisnis, meningkatkan layanan pelanggan, dan menciptakan inovasi baru yang relevan dengan kebutuhan pasar (Brynjolfsson & McAfee, 2014).
Teknologi sebagai Pengubah Permainan
Selain infrastruktur, teknologi itu sendiri menjadi faktor kunci dalam membentuk sistem ekonomi baru. Revolusi Industri 4.0, yang ditandai dengan konvergensi teknologi digital, fisik, dan biologis, membuka jalan bagi otomatisasi dan inovasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), robotika, dan blockchain mengubah cara bisnis dilakukan dan menantang model bisnis tradisional.
Di sektor manufaktur, IoT memungkinkan pabrik untuk mengoptimalkan produksi melalui sensor yang terhubung dengan internet, memantau kondisi mesin, dan mencegah gangguan produksi. Sementara itu, AI membantu perusahaan menganalisis data besar (big data) dengan lebih cepat dan akurat, membantu dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik. Di sektor finansial, teknologi blockchain menawarkan transparansi dan keamanan yang lebih tinggi dalam transaksi keuangan, sehingga mengurangi risiko penipuan dan meningkatkan efisiensi transaksi lintas batas.
Di Indonesia, adopsi teknologi ini masih terus berkembang. Sektor pertanian, misalnya, mulai mengintegrasikan teknologi digital melalui sistem agritech yang membantu petani memonitor tanaman mereka dengan menggunakan data cuaca dan sensor tanah, untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Begitu pula dengan sektor logistik yang telah mengadopsi teknologi otomatisasi gudang dan sistem manajemen rantai pasok berbasis digital, guna mempercepat distribusi barang dan mengurangi biaya operasional (PwC, 2018).
Dampak Sosial dari Digitalisasi Ekonomi
Namun, dampak infrastruktur digital dan teknologi terhadap sistem ekonomi tidak hanya dirasakan pada tingkat bisnis. Kehadiran teknologi juga memiliki dampak signifikan terhadap kehidupan sosial, menciptakan perubahan dalam cara masyarakat bekerja, belajar, dan berinteraksi. Sebagai contoh, perkembangan platform kerja jarak jauh (remote working) dan pendidikan daring (online learning) selama pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa teknologi dapat memberikan fleksibilitas dan inklusi yang lebih besar dalam akses terhadap pekerjaan dan pendidikan.
Namun, tantangan juga muncul dengan adanya ketimpangan digital atau digital divide, di mana masyarakat yang tidak memiliki akses atau keterampilan digital mungkin tertinggal dalam manfaat ekonomi yang diberikan oleh teknologi.Â
Oleh karena itu, selain membangun infrastruktur digital, pemerintah juga perlu fokus pada peningkatan literasi digital, terutama di kalangan masyarakat pedesaan dan kelompok rentan, agar mereka bisa berpartisipasi dalam ekonomi digital (McKinsey & Company, 2020).
Masa Depan Sistem Ekonomi Berbasis Teknologi
Infrastruktur digital dan teknologi telah mengubah fondasi sistem ekonomi global, termasuk di Indonesia. Ekonomi masa depan akan semakin didominasi oleh inovasi teknologi dan digitalisasi, yang tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor teknologi. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari perubahan ini.