Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sistem Ekonomi Indonesia (64): Pengaruh Perubahan Iklim.

24 Agustus 2024   16:36 Diperbarui: 24 Agustus 2024   17:16 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sistem Ekonomi dan Ketergantungan pada Sumber Daya Alam

Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, mulai dari sektor pertanian, perikanan, kehutanan, hingga sektor energi. Sistem ekonomi Indonesia selama beberapa dekade terakhir sangat bergantung pada eksploitasi sumber daya alam ini. Namun, perubahan iklim telah menempatkan sektor-sektor ini di bawah tekanan yang sangat besar.

  1. Pertanian dan Ketahanan Pangan
    Sektor pertanian adalah salah satu sektor ekonomi terbesar di Indonesia dan penyedia utama lapangan pekerjaan, khususnya di daerah pedesaan. Namun, perubahan pola curah hujan, banjir, kekeringan, dan perubahan suhu telah mengganggu siklus produksi pertanian. Misalnya, penurunan produktivitas padi, salah satu bahan makanan pokok di Indonesia, telah memperburuk ketahanan pangan nasional. Dari perspektif sistem ekonomi, gangguan ini meningkatkan volatilitas harga, yang pada gilirannya mempengaruhi inflasi dan daya beli masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah.
  2. Perikanan dan Ekonomi Kelautan
    Sebagai negara maritim, Indonesia sangat bergantung pada sektor perikanan. Namun, kenaikan suhu laut dan perubahan ekosistem laut akibat perubahan iklim mengancam stok ikan dan sumber daya kelautan lainnya. Migrasi ikan ke perairan yang lebih dingin membuat nelayan harus berlayar lebih jauh, yang meningkatkan biaya operasional dan mengurangi margin keuntungan. Hal ini memaksa pemerintah untuk mempertimbangkan kebijakan yang lebih berkelanjutan, seperti investasi dalam teknologi perikanan yang ramah lingkungan dan pengelolaan sumber daya laut yang lebih baik.
  3. Energi dan Sektor Ekstraktif
    Indonesia juga merupakan salah satu produsen utama energi fosil, seperti batu bara dan minyak bumi, yang mendominasi sistem ekonominya. Namun, ketergantungan pada energi fosil ini menjadi semakin tidak berkelanjutan dalam konteks perubahan iklim global. Tekanan untuk beralih ke energi terbarukan, seperti energi surya, angin, dan geothermal, semakin meningkat. Reformasi dalam sektor energi ini memerlukan investasi besar dalam infrastruktur dan teknologi baru, yang menantang sistem ekonomi tradisional yang bergantung pada bahan bakar fosil.

Dampak Perubahan Iklim pada Pola Ekonomi Makro

Perubahan iklim memiliki konsekuensi makroekonomi yang jauh lebih luas bagi Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Pertumbuhan Ekonomi dan Produktivitas
    Perubahan iklim mengurangi produktivitas di banyak sektor ekonomi penting, terutama yang terkait dengan pertanian dan sumber daya alam. Menurunnya hasil panen, berkurangnya stok ikan, serta kerusakan infrastruktur akibat bencana alam seperti banjir dan tanah longsor dapat menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, investasi yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan dan beradaptasi dengan perubahan iklim juga membebani anggaran negara.
  2. Perubahan dalam Pola Konsumsi dan Distribusi
    Perubahan iklim juga berdampak pada pola konsumsi dan distribusi barang dan jasa. Kenaikan harga pangan akibat penurunan produktivitas pertanian menyebabkan inflasi yang mempengaruhi daya beli masyarakat. Dari perspektif sistem ekonomi, ini berarti bahwa konsumsi masyarakat, yang merupakan salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi, akan melemah, terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah.
  3. Pengeluaran Pemerintah dan Defisit Anggaran
    Dampak perubahan iklim juga dirasakan dalam bentuk meningkatnya pengeluaran pemerintah untuk mitigasi dan adaptasi. Misalnya, pemerintah perlu mengalokasikan dana yang lebih besar untuk penanggulangan bencana, pembangunan infrastruktur tahan iklim, dan program ketahanan pangan. Hal ini dapat memperburuk defisit anggaran dan mengurangi ruang fiskal untuk investasi di sektor-sektor lain yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Tuntutan Transformasi dalam Sistem Ekonomi

Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, sistem ekonomi Indonesia harus melakukan transformasi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan. Transformasi ini tidak hanya melibatkan perubahan dalam sektor energi dan industri, tetapi juga harus mencakup kebijakan yang mendukung ekonomi hijau dan sirkular.

  1. Ekonomi Hijau dan Sirkular
    Ekonomi hijau menekankan pentingnya mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas ekonomi melalui penggunaan energi terbarukan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dalam konteks Indonesia, ini berarti mengalihkan investasi dari sektor-sektor yang merusak lingkungan, seperti batu bara, menuju sektor-sektor yang lebih ramah lingkungan seperti energi terbarukan dan teknologi ramah iklim.

Ekonomi sirkular, di sisi lain, mendorong penggunaan kembali dan daur ulang bahan baku untuk mengurangi limbah dan penggunaan sumber daya alam. Dengan memperkuat industri daur ulang, Indonesia dapat mengurangi ketergantungannya pada bahan baku baru dan meminimalkan dampak perubahan iklim terhadap ekonomi.

  1. Diversifikasi Ekonomi
    Diversifikasi ekonomi menjadi sangat penting dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Ketergantungan pada sektor-sektor tertentu yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, seperti pertanian dan perikanan, harus dikurangi. Pemerintah perlu mendorong pengembangan sektor-sektor baru, seperti teknologi informasi, jasa, dan industri kreatif, yang lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim.
  2. Kebijakan Publik dan Inovasi Teknologi
    Pemerintah harus mendorong kebijakan publik yang mendukung inovasi teknologi untuk membantu masyarakat dan industri beradaptasi dengan perubahan iklim. Misalnya, investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi pertanian tahan iklim atau teknologi pengelolaan air yang lebih efisien akan sangat membantu dalam menjaga stabilitas ekonomi.

Perubahan iklim adalah tantangan besar bagi perekonomian Indonesia, tetapi juga merupakan kesempatan untuk melakukan transformasi menuju sistem ekonomi yang lebih berkelanjutan dan tangguh. Reformasi dalam sektor energi, diversifikasi ekonomi, serta investasi dalam teknologi hijau dan inovasi adalah langkah-langkah penting yang harus diambil.

Dengan mengintegrasikan kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim ke dalam sistem ekonomi, Indonesia tidak hanya dapat mengurangi dampak negatif perubahan iklim tetapi juga membuka peluang untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa depan. Perekonomian Indonesia harus bertransformasi untuk memastikan bahwa perubahan iklim tidak menjadi hambatan, melainkan katalisator untuk ekonomi yang lebih kuat dan tangguh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun