Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index, HDI)
Indeks Pembangunan Manusia (HDI) adalah salah satu contoh yang menggabungkan pendekatan utilitarian dengan indikator non-ekonomi. HDI mengukur kualitas hidup berdasarkan tiga dimensi utama: harapan hidup (kesehatan), tingkat pendidikan, dan pendapatan per kapita. Meskipun tidak sepenuhnya utilitarian, HDI tetap bertujuan untuk memaksimalkan utilitas total melalui perbaikan di berbagai aspek kehidupan manusia.
Contoh: Sebuah negara dengan HDI tinggi dianggap memiliki kualitas hidup yang baik karena masyarakatnya menikmati tingkat kesehatan yang lebih baik, akses pendidikan yang luas, dan pendapatan yang memadai. Kebijakan yang meningkatkan HDI suatu negara---misalnya, melalui peningkatan akses pendidikan atau layanan kesehatan---dapat dilihat sebagai upaya untuk memaksimalkan utilitas total.
Penentuan Upah Minimum Berbasis Kesejahteraan
Dalam konteks kebijakan ketenagakerjaan, penetapan upah minimum sering kali didasarkan pada prinsip utilitarian dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja berpenghasilan rendah, sehingga memaksimalkan kebahagiaan total dalam masyarakat.
Contoh: Pemerintah menetapkan upah minimum untuk memastikan bahwa pekerja dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup bagi pekerja, sehingga meningkatkan utilitas secara keseluruhan di masyarakat.
Program Bantuan Sosial dan Redistribusi Pendapatan
Program bantuan sosial, seperti subsidi pangan, perumahan, atau kesehatan, sering kali dirancang dengan pendekatan utilitarian. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan bagi kelompok masyarakat yang paling rentan, sehingga memaksimalkan utilitas total dalam populasi.
Contoh: Sebuah negara mungkin meluncurkan program bantuan kesehatan yang ditargetkan untuk keluarga berpenghasilan rendah. Dengan menyediakan akses kesehatan gratis atau bersubsidi, program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup kelompok tersebut dan, pada saat yang sama, mengurangi ketimpangan dalam kesejahteraan di seluruh masyarakat.
Teori utilitarian memberikan kerangka kerja yang bermanfaat untuk mengukur dan meningkatkan kualitas hidup manusia melalui kebijakan yang memaksimalkan utilitas total. Meskipun pendekatan ini memiliki kekuatan dalam mengarahkan kebijakan publik dan alokasi sumber daya, penting juga untuk menyadari keterbatasannya, terutama dalam hal distribusi kesejahteraan dan pengukuran aspek non-ekonomi. Integrasi dengan pendekatan lain yang lebih holistik dapat membantu menciptakan pengukuran kualitas hidup yang lebih komprehensif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H