Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kualitas Hidup, Bagaimana Para Expert dan Ekonom Memahaminya?

3 Agustus 2024   23:05 Diperbarui: 3 Agustus 2024   23:09 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Paul Streeten dan koleganya dalam analisis mereka tentang kebutuhan dasar menyatakan bahwa kualitas hidup harus diukur berdasarkan sejauh mana kebutuhan dasar manusia dipenuhi seperti makanan, air bersih, perumahan dan pendidikan. Pemenuhan kebutuhan dasar ini dianggap sebagai fondasi dari kesejahteraan yang lebih luas (Streeten et al., 1981).

Jadi, kualitas hidup menurut para ahli adalah konsep yang kompleks dan melibatkan berbagai dimensi kehidupan manusia. Dari perspektif ilmu ekonomi, meningkatkan kualitas hidup memerlukan pendekatan holistik yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, distribusi pendapatan yang adil serta investasi dalam pendidikan dan kesehatan adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Sen, 1999; Stiglitz et al., 2009; Todaro & Smith, 2015).

Bagaimana pandangan para ekonom/ahli ekonomi?

Kualitas hidup merupakan konsep yang esensial dalam memahami kesejahteraan individu dan masyarakat. Para ekonom memainkan peran penting dalam mengukur dan menganalisis kualitas hidup melalui berbagai indikator ekonomi dan model pengukuran. Mereka mengembangkan metode yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang bagaimana kondisi ekonomi dan faktor-faktor terkait mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

Pendekatan Ekonomi dalam Memahami Kualitas Hidup

Para ekonom memahami kualitas hidup melalui berbagai pendekatan yang menggabungkan indikator ekonomi dengan dimensi sosial dan kesehatan. Pendekatan ini mencakup penggunaan data kuantitatif untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan manusia.

  1. Pendapatan dan Kekayaan

Pendapatan dan kekayaan merupakan indikator utama yang digunakan para ekonom untuk mengukur kualitas hidup. Pendapatan per kapita sering kali dianggap sebagai proxy yang baik untuk standar hidup, karena pendapatan yang lebih tinggi biasanya memungkinkan akses yang lebih besar ke barang dan jasa. Namun, para ekonom juga mengakui bahwa pendapatan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan kualitas hidup. Distribusi pendapatan dan ketimpangan juga diperhatikan karena ketimpangan yang tinggi dapat mengurangi kesejahteraan sosial secara keseluruhan.

  1. Indeks Pembangunan Manusia (HDI)

HDI adalah salah satu alat utama yang dikembangkan oleh ekonom untuk mengukur kualitas hidup secara lebih komprehensif. HDI menggabungkan tiga dimensi utama:

  • Kesehatan: Diukur melalui harapan hidup.
  • Pendidikan: Diukur melalui rata-rata tahun sekolah yang telah ditempuh dan harapan tahun sekolah.
  • Standar Hidup: Diukur melalui pendapatan nasional bruto (PNB) per kapita.

Dengan menggabungkan indikator-indikator ini, HDI memberikan gambaran yang lebih luas tentang kualitas hidup daripada hanya mengandalkan pendapatan saja.

  1. Indeks Kemiskinan Multidimensional (MPI)

MPI adalah alat lain yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup dengan mempertimbangkan berbagai dimensi kemiskinan. MPI mengidentifikasi deprivasi yang dialami oleh individu dalam tiga dimensi utama:

  • Kesehatan: Indikator seperti gizi dan mortalitas anak.
  • Pendidikan: Indikator seperti tahun sekolah dan kehadiran anak di sekolah.
  • Standar Hidup: Indikator seperti akses ke listrik, air bersih, sanitasi, bahan bakar masak, aset, dan perumahan.

Dengan melihat kemiskinan dari berbagai sudut, MPI memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kesejahteraan individu dan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun