Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dimensi (Pengukuran) Kualitas Hidup

1 Agustus 2024   07:00 Diperbarui: 1 Agustus 2024   16:20 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dimensi kesehatan, pendidikan, dan standar hidup adalah pilar penting dalam pengukuran kualitas hidup yang diakui oleh UNDP. Ketiga dimensi ini saling terkait dan bersama-sama membentuk fondasi untuk kesejahteraan manusia yang berkelanjutan. Meningkatkan kesehatan, memperluas akses ke pendidikan, dan meningkatkan standar hidup adalah tujuan yang saling mendukung yang harus dicapai melalui kebijakan dan program yang komprehensif. 

Dalam konteks global dan nasional, upaya untuk mencapai kemajuan dalam ketiga dimensi ini harus terus ditingkatkan untuk memastikan kualitas hidup yang lebih baik bagi semua orang.

Pengukuran kualitas hidup tidak hanya mencakup dimensi ekonomi dan individu seperti kesehatan, pendidikan, dan pendapatan, tetapi juga memerlukan perhatian terhadap dimensi sosial dan lingkungan. Laporan dari Komisi Pengukuran Kinerja Ekonomi dan Kemajuan Sosial yang dipimpin oleh Stiglitz, Sen, dan Fitoussi pada tahun 2009 menekankan pentingnya memasukkan faktor-faktor sosial dan lingkungan dalam pengukuran kesejahteraan manusia. 

Dimensi ini dianggap esensial untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kualitas hidup yang mencakup interaksi manusia dengan lingkungan dan hubungan sosial yang mereka jalin.

Dimensi sosial dari kualitas hidup mencakup hubungan antar individu dan komunitas, serta kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan politik. Hubungan sosial yang kuat dan dukungan komunitas yang baik dapat meningkatkan perasaan kesejahteraan dan kebahagiaan individu. Aspek-aspek seperti kepercayaan antar individu, tingkat kriminalitas, dan partisipasi dalam kehidupan sosial adalah bagian penting dari dimensi ini.

Modal sosial mencakup jaringan, norma, dan kepercayaan yang memfasilitasi kerja sama untuk keuntungan bersama dalam suatu masyarakat. Robert Putnam dalam bukunya "Bowling Alone" menyoroti bahwa modal sosial yang tinggi, seperti kepercayaan dan keterlibatan komunitas, berhubungan dengan berbagai hasil positif, termasuk kesehatan yang lebih baik, kinerja ekonomi yang lebih baik, dan pemerintahan yang lebih efektif (Putnam, 2000).

Ketidaksetaraan dalam akses ke peluang dan sumber daya dapat mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan. Ketidaksetaraan ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk ketidaksetaraan pendapatan, pendidikan, dan kesehatan. Ketidaksetaraan sosial dapat menyebabkan frustrasi dan ketidakpuasan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kohesi sosial dan stabilitas masyarakat.

Kemampuan individu untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik adalah indikator penting dari kesejahteraan sosial. Partisipasi yang aktif dapat meningkatkan perasaan memiliki dan kontrol, yang merupakan elemen penting dari kesejahteraan psikologis.

Dimensi lingkungan dalam pengukuran kualitas hidup menekankan pentingnya lingkungan alam yang sehat dan berkelanjutan. Lingkungan yang bersih dan aman mempengaruhi kesehatan fisik dan mental individu, serta kemampuan masyarakat untuk berkembang secara berkelanjutan.

Kualitas lingkungan mencakup udara bersih, air yang aman, dan tanah yang subur. Polusi dan degradasi lingkungan dapat memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat dan kualitas hidup. Oleh karena itu, pengukuran kualitas hidup harus mempertimbangkan indikator lingkungan seperti kualitas udara, akses ke air bersih, dan keanekaragaman hayati.

Keberlanjutan ekologis mengacu pada kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia dan ekosistem lainnya dalam jangka panjang. Ini mencakup pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dan pengurangan jejak ekologis manusia. Stiglitz, Sen, dan Fitoussi menekankan bahwa kualitas hidup masa depan bergantung pada keberlanjutan praktik saat ini dan perlunya mempertimbangkan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan (Stiglitz, Sen, & Fitoussi, 2009).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun