Persamaan: Meskipun beberapa negara ASEAN mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, penciptaan lapangan kerja tidak selalu sejalan. Ini menyebabkan generasi muda kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka.
Contoh: Thailand dan Filipina menghadapi tantangan serupa di mana sektor-sektor ekonomi tertentu tumbuh lebih lambat daripada yang diharapkan, menyebabkan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan Gen-Z.
Transformasi Digital
Persamaan: Pergeseran menuju ekonomi digital memerlukan adaptasi yang cepat dari generasi muda. Namun, infrastruktur digital yang belum merata di seluruh kawasan ASEAN menjadi kendala utama.
Contoh: Negara-negara seperti Vietnam dan Laos mengalami tantangan dalam mengembangkan infrastruktur digital yang memadai, yang menghambat kemampuan generasi muda untuk mengakses peluang kerja di sektor-sektor yang berkembang.
Perbedaan Penyebab Utama Pengangguran Gen-Z di ASEAN
Karakteristik Demografis dan Pendidikan
Perbedaan: Negara-negara ASEAN memiliki perbedaan signifikan dalam karakteristik demografis dan sistem pendidikan mereka. Misalnya, Singapura dan Brunei memiliki sistem pendidikan yang lebih maju dan berorientasi global dibandingkan dengan negara-negara seperti Myanmar dan Kamboja.
Dampak: Perbedaan ini mempengaruhi kualitas lulusan dan ketersediaan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Kebijakan Ketenagakerjaan dan Investasi Infrastruktur
Perbedaan: Respons pemerintah terhadap masalah pengangguran Gen-Z bervariasi. Negara seperti Singapura memiliki kebijakan ketenagakerjaan yang lebih fleksibel dan mendukung, sementara di negara lain mungkin masih ada tantangan terkait regulasi ketenagakerjaan yang kaku.