Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Monetisasi Dekarbonisasi (33): Peluang Indonesia dengan Mendorong Inovasi Teknologi

27 Juni 2024   08:01 Diperbarui: 27 Juni 2024   13:36 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

rsted, sebuah perusahaan energi Denmark, telah berhasil melakukan transisi dari perusahaan minyak dan gas menjadi salah satu pengembang energi terbarukan terbesar di dunia.

  • Investasi dalam Energi Angin: rsted berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan ladang angin lepas pantai dan darat. Saat ini, rsted mengoperasikan beberapa ladang angin terbesar di dunia dan berkontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon global (rsted, 2020).
  • Keuntungan Ekonomi: Transformasi ini tidak hanya menguntungkan lingkungan tetapi juga meningkatkan profitabilitas perusahaan, menunjukkan bahwa investasi dalam teknologi hijau dapat menghasilkan keuntungan finansial yang signifikan.

3. Nestl: Efisiensi Energi dan Pengurangan Emisi dalam Produksi

Nestl, perusahaan makanan dan minuman global, telah menerapkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon di seluruh rantai produksinya.

  • Penggunaan Energi Terbarukan: Nestl telah beralih ke penggunaan energi terbarukan di banyak fasilitas produksinya. Pada tahun 2020, Nestl mengumumkan bahwa 35% dari total kebutuhan energinya dipenuhi oleh energi terbarukan (Nestl, 2020).
  • Teknologi Efisiensi Energi: Perusahaan ini juga mengadopsi teknologi efisiensi energi dalam proses produksinya, seperti sistem manajemen energi pintar dan peralatan hemat energi, yang membantu mengurangi emisi dan biaya operasional.

Pengalaman baik dan success stories dari berbagai negara dan perusahaan menunjukkan bahwa mendorong inovasi teknologi dapat menjadi strategi efektif dalam monetisasi dekarbonisasi. 

Dengan memberikan insentif untuk pengembangan dan adopsi teknologi bersih dan efisien, pemerintah dan perusahaan dapat meraih manfaat ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan. 

Pengalaman dari Jerman, Amerika Serikat, Swedia, Tesla, rsted, dan Nestl menunjukkan bahwa inovasi teknologi tidak hanya dapat membantu mencapai target dekarbonisasi tetapi juga membuka peluang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Indonesia dapat belajar dari praktik-praktik terbaik ini untuk mendukung upaya dekarbonisasinya dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

Peluang Indonesia dalam Monetisasi dari Dekarbonisasi dengan Mendorong Inovasi Teknologi

Indonesia, sebagai negara berkembang dengan ekonomi yang terus tumbuh, menghadapi tantangan besar dalam upaya dekarbonisasi. Namun, dengan kekayaan sumber daya alam dan potensi inovasi teknologi, Indonesia memiliki peluang besar untuk memonetisasi upaya dekarbonisasi melalui mendorong inovasi teknologi. Artikel ini akan membahas berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mencapai dekarbonisasi dan mengembangkan ekonomi berkelanjutan melalui inovasi teknologi.

Potensi Energi Terbarukan

Indonesia memiliki potensi besar dalam energi terbarukan, termasuk energi surya, angin, hidro, dan panas bumi. Pengembangan teknologi dalam sektor ini dapat memberikan peluang monetisasi yang signifikan.

1. Energi Surya

  • Potensi Sinar Matahari: Indonesia memiliki intensitas sinar matahari yang tinggi sepanjang tahun, menjadikannya ideal untuk pengembangan energi surya. Investasi dalam teknologi panel surya dan sistem penyimpanan energi dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi karbon.
  • Program Insentif: Pemerintah dapat memberikan insentif fiskal dan non-fiskal untuk mendorong investasi dalam instalasi surya di rumah tangga, bisnis, dan fasilitas publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun