Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Monetisasi Dekarbonisasi (28): Peluang Indonesia dari Cap and Trade

26 Juni 2024   10:02 Diperbarui: 26 Juni 2024   19:08 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dekarbonisasi adalah proses penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca guna mengatasi perubahan iklim. Salah satu mekanisme pasar yang efektif untuk mencapai dekarbonisasi adalah melalui sistem cap and trade. Cap and trade menetapkan batas maksimum (cap) pada emisi karbon yang diperbolehkan dan memungkinkan perdagangan (trade) izin emisi antar perusahaan. 

Sistem ini mendorong pengurangan emisi secara efisien dan membuka peluang monetisasi bagi berbagai pihak yang terlibat. Disini Kita akan mengeksplorasi bagaimana monetisasi dapat dicapai melalui sistem cap and trade, dengan contoh-contoh konkret dan analisis kebijakan.

Prinsip Dasar Cap and Trade

Sistem cap and trade bekerja dengan menetapkan batas emisi karbon yang diperbolehkan untuk suatu periode tertentu. Pemerintah atau badan pengatur lainnya mendistribusikan atau melelang izin emisi kepada perusahaan. 

Perusahaan yang dapat mengurangi emisi mereka dengan biaya lebih rendah dapat menjual izin emisi yang tidak digunakan kepada perusahaan lain yang menghadapi biaya pengurangan emisi yang lebih tinggi. Sistem ini menciptakan insentif finansial bagi perusahaan untuk mengurangi emisi mereka secara efisien.

Manfaat Ekonomi dari Cap and Trade

Penciptaan Pasar Karbon

Sistem cap and trade menciptakan pasar karbon yang memungkinkan perdagangan izin emisi. Pasar ini memberikan nilai moneter pada pengurangan emisi, yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk memperoleh keuntungan. 

Misalnya, perusahaan yang berhasil mengurangi emisi lebih dari target yang ditetapkan dapat menjual kelebihan izin mereka kepada perusahaan lain yang membutuhkan izin tambahan. Ini tidak hanya mengurangi emisi secara keseluruhan tetapi juga menciptakan aliran pendapatan baru bagi perusahaan yang efisien dalam pengelolaan emisi mereka.

Mendorong Inovasi Teknologi

Sistem cap and trade mendorong perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi hijau dan praktik berkelanjutan guna mengurangi emisi karbon. Investasi ini dapat mencakup pengembangan teknologi energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan praktik produksi yang lebih bersih. 

Teknologi baru ini dapat memiliki nilai komersial yang signifikan, baik di pasar domestik maupun internasional. Selain itu, inovasi teknologi yang didorong oleh cap and trade dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing industri.

Studi Kasus: Sistem Cap and Trade di Uni Eropa

Uni Eropa telah menerapkan sistem cap and trade melalui European Union Emissions Trading System (EU ETS). EU ETS adalah sistem perdagangan emisi terbesar di dunia dan telah beroperasi sejak 2005. Sistem ini mencakup lebih dari 11.000 instalasi di sektor energi dan industri, serta maskapai penerbangan yang terbang di dalam EEA (European Economic Area).

Manfaat Ekonomi

Menurut laporan dari European Environment Agency, EU ETS telah membantu mengurangi emisi karbon sebesar 21% dari 2005 hingga 2020. Selain itu, sistem ini telah menciptakan pasar karbon yang dinamis dengan nilai perdagangan tahunan mencapai miliaran euro. Perusahaan yang efisien dalam mengelola emisi mereka dapat memperoleh keuntungan signifikan dari penjualan izin emisi. 

EU ETS juga mendorong investasi dalam teknologi hijau, dengan lebih dari 200 miliar diinvestasikan dalam proyek energi terbarukan dan efisiensi energi sejak sistem ini diterapkan.

Implementasi Cap and Trade di Indonesia

Potensi Ekonomi

Indonesia memiliki potensi besar untuk menerapkan sistem cap and trade, mengingat besarnya emisi karbon yang dihasilkan dari sektor energi dan industri. 

Dengan mengadopsi sistem ini, Indonesia dapat menciptakan pasar karbon domestik yang memungkinkan perdagangan izin emisi. Pasar karbon ini dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi perusahaan yang mampu mengurangi emisi mereka secara efisien.

Mendorong Inovasi dan Investasi

Implementasi cap and trade di Indonesia akan mendorong perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi hijau dan praktik berkelanjutan. Investasi ini tidak hanya akan mengurangi emisi karbon tetapi juga meningkatkan efisiensi energi dan produktivitas. 

Selain itu, teknologi hijau yang dikembangkan dapat diekspor ke pasar internasional, menciptakan aliran pendapatan tambahan dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

Tantangan dan Solusi

Pengaturan dan Pengawasan

Salah satu tantangan utama dalam menerapkan sistem cap and trade adalah memastikan pengaturan dan pengawasan yang efektif. Pemerintah perlu menetapkan batas emisi yang realistis dan memastikan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan. Ini memerlukan infrastruktur pengawasan yang kuat dan transparan.

Kesadaran dan Dukungan Masyarakat

Meningkatkan kesadaran dan dukungan masyarakat juga penting untuk keberhasilan sistem cap and trade. Program edukasi dan kampanye informasi perlu diluncurkan untuk mengedukasi masyarakat tentang manfaat cap and trade dan bagaimana mereka dapat berkontribusi. Melibatkan komunitas, industri, dan pemerintah dalam proses ini akan membantu membangun dukungan yang luas.

Monetisasi dari dekarbonisasi melalui sistem cap and trade menawarkan peluang ekonomi yang signifikan. Dengan menciptakan pasar karbon, mendorong inovasi teknologi, dan meningkatkan efisiensi energi, sistem ini dapat memberikan manfaat ekonomi yang luas.

Pengalaman dari Uni Eropa menunjukkan bahwa cap and trade dapat berhasil mengurangi emisi dan menciptakan aliran pendapatan baru bagi perusahaan. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkontribusi pada tujuan global dekarbonisasi.

Pengalaman Sukses Cap and Trade

Cap and trade adalah mekanisme pasar yang dirancang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan menetapkan batas maksimum (cap) pada emisi dan memungkinkan perdagangan (trade) izin emisi di antara perusahaan. Sistem ini telah diimplementasikan di berbagai wilayah dengan hasil yang bervariasi. 

Disini Kita mengeksplorasi beberapa pengalaman sukses dari sistem cap and trade di berbagai negara, menggarisbawahi manfaat ekonomi dan lingkungan yang telah dicapai.

Studi Kasus: European Union Emissions Trading System (EU ETS)

Latar Belakang dan Implementasi

EU ETS adalah sistem perdagangan emisi terbesar di dunia, diluncurkan pada tahun 2005 sebagai bagian dari upaya Uni Eropa untuk memenuhi komitmen Protokol Kyoto. Sistem ini mencakup lebih dari 11.000 instalasi di sektor energi dan industri serta penerbangan di dalam European Economic Area (EEA).

Keberhasilan Ekonomi dan Lingkungan

EU ETS telah membantu Uni Eropa mengurangi emisi karbonnya sebesar 21% dari 2005 hingga 2020 (European Environment Agency, 2020). Selain itu, sistem ini telah menciptakan pasar karbon yang dinamis dengan nilai perdagangan tahunan mencapai miliaran euro. 

Perusahaan yang mampu mengurangi emisi mereka secara efisien dapat menjual izin emisi yang tidak digunakan, menciptakan sumber pendapatan tambahan. Hal ini juga mendorong investasi dalam teknologi hijau dan energi terbarukan, dengan lebih dari 200 miliar diinvestasikan dalam proyek-proyek ini sejak penerapan sistem.

Pengaruh pada Inovasi Teknologi

EU ETS telah menjadi pendorong utama inovasi dalam teknologi rendah karbon. Perusahaan-perusahaan di Uni Eropa telah berinvestasi dalam teknologi baru untuk mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi energi, seperti sistem penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage, CCS) dan energi terbarukan.

Studi Kasus: Regional Greenhouse Gas Initiative (RGGI) di Amerika Serikat

Latar Belakang dan Implementasi

RGGI adalah program cap and trade regional yang mencakup sepuluh negara bagian di Amerika Serikat bagian timur laut dan tengah Atlantik. Diluncurkan pada tahun 2009, RGGI menetapkan batas emisi untuk sektor pembangkit listrik dan mengadakan lelang reguler untuk izin emisi.

Keberhasilan Ekonomi dan Lingkungan

Dari tahun 2009 hingga 2020, RGGI berhasil mengurangi emisi karbon di wilayah tersebut sebesar lebih dari 45% (RGGI, 2020). Lelang izin emisi telah menghasilkan lebih dari $3 miliar, yang sebagian besar digunakan untuk mendanai program efisiensi energi dan energi terbarukan. Investasi ini telah mengurangi biaya energi bagi konsumen dan menciptakan lapangan kerja baru dalam sektor teknologi hijau.

Manfaat bagi Kesehatan Masyarakat

Selain manfaat ekonomi dan lingkungan, RGGI juga memberikan manfaat kesehatan masyarakat. Pengurangan emisi karbon telah diikuti dengan penurunan emisi polutan udara berbahaya lainnya, seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx). Ini telah mengurangi kejadian penyakit pernapasan dan kardiovaskular, serta menurunkan biaya kesehatan di wilayah tersebut.

Studi Kasus: California Cap-and-Trade Program

Latar Belakang dan Implementasi

California meluncurkan program cap-and-trade pada tahun 2013 sebagai bagian dari undang-undang Global Warming Solutions Act (AB 32) yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca ke tingkat tahun 1990 pada tahun 2020. Program ini mencakup berbagai sektor, termasuk industri, pembangkit listrik, dan transportasi.

Keberhasilan Ekonomi dan Lingkungan

California telah berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca sesuai dengan target yang ditetapkan, dengan penurunan yang konsisten setiap tahun. Program ini telah menghasilkan miliaran dolar dari lelang izin emisi, yang kemudian diinvestasikan dalam proyek-proyek energi bersih, transportasi berkelanjutan, dan peningkatan infrastruktur hijau.

Pengaruh pada Komunitas Rentan

Sebagian besar dana yang dihasilkan dari lelang izin emisi digunakan untuk program yang mendukung komunitas rentan yang paling terkena dampak perubahan iklim. Ini termasuk proyek-proyek untuk meningkatkan kualitas udara, memperbaiki akses ke transportasi bersih, dan mendukung efisiensi energi di rumah-rumah berpenghasilan rendah.

Faktor Kunci Keberhasilan

Desain dan Implementasi yang Efektif

Keberhasilan program cap and trade sangat bergantung pada desain dan implementasinya. Ini termasuk penetapan batas emisi yang realistis, distribusi izin emisi yang adil, dan pengawasan yang ketat untuk memastikan kepatuhan. Keberhasilan EU ETS, RGGI, dan California menunjukkan pentingnya perencanaan yang matang dan fleksibilitas untuk menyesuaikan sistem berdasarkan pengalaman dan umpan balik.

Dukungan Politik dan Publik

Dukungan politik dan publik yang kuat juga merupakan faktor kunci keberhasilan. Kebijakan cap and trade memerlukan komitmen jangka panjang dari pemerintah dan penerimaan dari masyarakat. Kampanye edukasi dan kesadaran publik dapat membantu membangun dukungan ini dengan menunjukkan manfaat ekonomi dan lingkungan dari sistem cap and trade.

Pengalaman sukses dari berbagai sistem cap and trade menunjukkan bahwa mekanisme ini dapat menjadi alat yang efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai manfaat ekonomi. EU ETS, RGGI, dan program cap-and-trade California adalah contoh bagaimana desain yang baik, implementasi yang efektif, dan dukungan politik serta publik dapat menghasilkan pengurangan emisi yang signifikan, mendorong inovasi teknologi, dan menciptakan manfaat ekonomi serta kesehatan masyarakat. Dengan strategi yang tepat, sistem cap and trade dapat menjadi pilar utama dalam upaya global untuk mencapai dekarbonisasi.

Referensi

  1. California Air Resources Board (CARB). (2020). California Cap-and-Trade Program: Summary of Results. arb.ca.gov
  2. European Environment Agency. (2020). The EU Emissions Trading System in 2020: Trends and Projections. eea.europa.eu
  3. European Environment Agency. (2020). The EU Emissions Trading System in 2020: Trends and Projections. eea.europa.eu
  4. International Carbon Action Partnership (ICAP). (2021). Emissions Trading Worldwide: Status Report 2021. icapcarbonaction.com
  5. International Energy Agency (IEA). (2021). Energy Technology Perspectives 2021. iea.org
  6. Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia. (2020). Indonesia's Energy Outlook 2020. esdm.go.id
  7. Regional Greenhouse Gas Initiative (RGGI). (2020). RGGI: An Emissions Reduction Program. rggi.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun