Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Agar (Pinjaman) Fintech Bermanfaat Optimal

20 Juni 2024   14:18 Diperbarui: 20 Juni 2024   14:42 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sektor teknologi finansial (fintech) di Indonesia telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, menawarkan berbagai layanan keuangan yang lebih mudah diakses oleh masyarakat luas. Salah satu layanan yang sangat populer adalah pinjaman online. Namun, sektor ini menghadapi tantangan besar dalam bentuk suku bunga tinggi yang mengganggu pembiayaan dan operasional fintech.

Kondisi Pembiayaan Fintech di Indonesia

Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total outstanding pinjaman fintech di Indonesia mencapai Rp 62,7 triliun. Menariknya, lebih dari separuh dari jumlah tersebut berupa channeling perbankan, di mana fintech berperan sebagai perantara antara bank dan peminjam. Model ini memungkinkan bank untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas melalui platform fintech, sementara fintech mendapatkan keuntungan dari biaya layanan dan bunga.

Suku Bunga Tinggi: Sebuah Gambaran

Suku bunga yang dikenakan oleh layanan pinjaman fintech cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pinjaman bank konvensional. Suku bunga ini bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat dari bunga kredit bank, yang sering kali dikarenakan tingginya risiko kredit serta biaya operasional yang harus ditanggung oleh penyedia layanan fintech. Data menunjukkan bahwa suku bunga pinjaman fintech bisa mencapai 20-30% per tahun, sementara suku bunga kredit bank berada di kisaran 10-15% per tahun.

Dampak Suku Bunga Tinggi terhadap Pembiayaan Fintech

1. Meningkatkan Risiko Kredit

Suku bunga tinggi cenderung meningkatkan risiko kredit karena peminjam mungkin kesulitan untuk membayar kembali pinjaman mereka. Hal ini dapat mengakibatkan tingginya tingkat default dan merugikan kedua belah pihak: penyedia fintech dan peminjam. Menurut OJK, tingkat default pada pinjaman fintech mencapai sekitar 4-5%, lebih tinggi dibandingkan dengan pinjaman bank konvensional.

2. Menurunkan Daya Tarik Layanan Fintech

Tingginya suku bunga juga dapat menurunkan daya tarik layanan fintech di mata konsumen. Meskipun fintech menawarkan kemudahan akses dan proses yang cepat, suku bunga tinggi bisa menjadi penghalang bagi konsumen untuk memanfaatkan layanan ini. Akibatnya, pertumbuhan sektor fintech bisa terhambat dan mengurangi potensi inklusi keuangan.

3. Membatasi Inovasi dan Pengembangan Produk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun