Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Jika AS Sanksi Rusia dan Korut, Indonesia Bagaimana?

18 Juni 2024   18:48 Diperbarui: 18 Juni 2024   18:48 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sanksi AS terhadap Rusia dan Korea Utara

Sanksi ekonomi adalah alat penting dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS), digunakan untuk mempengaruhi perilaku negara-negara lain tanpa harus menggunakan kekuatan militer. Dalam beberapa dekade terakhir, Rusia dan Korea Utara telah menjadi subjek sanksi AS yang paling menonjol. Kedua negara ini dikenakan sanksi yang berat karena berbagai alasan, termasuk agresi militer, pelanggaran hak asasi manusia, dan program senjata nuklir.  

Latar Belakang Sanksi

Rusia

Sanksi terhadap Rusia sebagian besar diberlakukan sebagai respons terhadap tindakannya di Ukraina dan Crimea. Pada tahun 2014, Rusia menganeksasi Crimea, yang menyebabkan kecaman internasional dan serangkaian sanksi ekonomi dari AS dan Uni Eropa. Selain itu, keterlibatan Rusia dalam konflik di Ukraina Timur dan campur tangan dalam pemilihan umum AS pada tahun 2016 semakin memperburuk hubungan antara Rusia dan Barat.

Korea Utara

Korea Utara telah dikenai sanksi oleh AS dan masyarakat internasional karena program senjata nuklir dan pelanggaran hak asasi manusia. Program nuklir Korea Utara yang terus berkembang dianggap sebagai ancaman signifikan terhadap keamanan global, terutama bagi negara-negara tetangga seperti Korea Selatan dan Jepang, serta bagi kepentingan AS di kawasan Asia-Pasifik. Selain itu, rezim Kim Jong-un dikenal karena tindakannya yang brutal terhadap rakyatnya sendiri, yang menimbulkan kecaman internasional.

Tujuan Sanksi

Sanksi AS terhadap Rusia dan Korea Utara memiliki beberapa tujuan utama:

  1. Mencegah Agresi Militer
    • Sanksi dimaksudkan untuk menekan Rusia agar mengakhiri agresi militernya di Ukraina dan menghormati kedaulatan negara-negara tetangga.
    • Untuk Korea Utara, sanksi bertujuan untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir dan balistik yang mengancam keamanan regional dan global.
  2. Menegakkan Hak Asasi Manusia
    • AS memberlakukan sanksi terhadap individu dan entitas di Rusia dan Korea Utara yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia, dengan harapan dapat menekan perubahan kebijakan dalam negeri.
  3. Menekan Ekonomi untuk Mencapai Perubahan Politik
    • Sanksi ekonomi dirancang untuk melemahkan ekonomi kedua negara, sehingga menekan pemerintah mereka untuk mengubah kebijakan yang menjadi perhatian internasional.

Bentuk Sanksi

Rusia

Sanksi terhadap Rusia mencakup:

  • Sanksi Ekonomi: Pembatasan terhadap sektor keuangan, energi, dan pertahanan Rusia. Misalnya, perusahaan-perusahaan Rusia dilarang mengakses pasar modal AS dan Uni Eropa.
  • Sanksi Individu: Pembekuan aset dan larangan perjalanan terhadap individu-individu yang terkait dengan pemerintah Rusia dan yang dianggap terlibat dalam tindakan agresif atau korupsi.
  • Pembatasan Perdagangan: Larangan ekspor teknologi canggih yang dapat digunakan dalam industri minyak dan gas Rusia.

Korea Utara

Sanksi terhadap Korea Utara mencakup:

  • Sanksi Ekonomi: Pembatasan terhadap sektor-sektor penting seperti ekspor batu bara, tekstil, dan perikanan. Pembatasan ini dirancang untuk mengurangi sumber pendapatan yang digunakan untuk mendanai program nuklir.
  • Sanksi Individu: Pembekuan aset dan larangan perjalanan terhadap individu-individu yang terlibat dalam program nuklir dan pelanggaran hak asasi manusia.
  • Embargo Militer: Larangan penjualan senjata dan teknologi terkait kepada Korea Utara.

Dampak Sanksi

Rusia

Sanksi telah memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi Rusia:

  • Penurunan Pertumbuhan Ekonomi: Sanksi telah berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi Rusia dan mengurangi investasi asing.
  • Inflasi dan Depresiasi Mata Uang: Pembatasan akses ke pasar keuangan internasional telah menyebabkan inflasi dan depresiasi rubel.
  • Isolasi Internasional: Sanksi telah mengisolasi Rusia dari komunitas internasional, mengurangi pengaruhnya di panggung global.

Korea Utara

Dampak sanksi terhadap Korea Utara termasuk:

  • Krisis Kemanusiaan: Sanksi ekonomi telah memperburuk kondisi kemanusiaan, dengan laporan kelangkaan makanan dan obat-obatan.
  • Tekanan Terhadap Rezim: Meskipun rezim Kim Jong-un tetap bertahan, sanksi telah memberikan tekanan signifikan terhadap ekonomi dan stabilitas politik negara tersebut.
  • Pengurangan Pendapatan: Larangan ekspor utama telah mengurangi sumber pendapatan yang kritis bagi pemerintah Korea Utara.

Sanksi AS terhadap Rusia dan Korea Utara merupakan alat penting dalam upaya menekan kedua negara tersebut untuk mengubah kebijakan yang dianggap melanggar norma internasional. Meskipun sanksi telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan, efektivitasnya dalam mencapai perubahan politik yang diinginkan masih menjadi perdebatan. Tantangan global yang terus berkembang memerlukan pendekatan yang fleksibel dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan jangka panjang dalam menjaga perdamaian dan stabilitas internasional.

Sanksi AS terhadap Rusia dari Perspektif Ilmu Ekonomi

Sanksi ekonomi adalah salah satu alat yang sering digunakan oleh negara-negara untuk mempengaruhi perilaku negara lain tanpa harus menggunakan kekuatan militer. Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan berbagai sanksi terhadap Rusia, terutama sejak aneksasi Crimea pada tahun 2014. Sanksi ini tidak hanya berdampak pada ekonomi Rusia tetapi juga pada perekonomian global.

Latar Belakang Sanksi

Sanksi AS terhadap Rusia sebagian besar diberlakukan sebagai respons terhadap tindakan Rusia yang dianggap melanggar hukum internasional dan norma-norma global. Beberapa alasan utama termasuk:

  1. Aneksasi Crimea (2014): Rusia menganeksasi Crimea, yang dianggap oleh AS dan banyak negara Barat sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.
  2. Keterlibatan dalam Konflik di Ukraina Timur: Rusia diduga mendukung separatis di Ukraina Timur dengan menyediakan senjata, pelatihan, dan dukungan logistik.
  3. Campur Tangan dalam Pemilihan AS (2016): Intelijen AS menyimpulkan bahwa Rusia melakukan campur tangan dalam pemilihan presiden AS 2016 dengan tujuan mempengaruhi hasil pemilihan.

Tujuan Sanksi

Sanksi yang diberlakukan oleh AS terhadap Rusia memiliki beberapa tujuan utama:

  1. Menekan Rusia untuk Menghormati Kedaulatan Negara Lain: Sanksi bertujuan untuk memaksa Rusia menarik diri dari Crimea dan menghentikan dukungan terhadap separatis di Ukraina Timur.
  2. Menghukum atas Campur Tangan dalam Pemilihan: Sanksi ditujukan untuk menghukum Rusia atas campur tangan dalam proses demokratis di AS dan mencegah tindakan serupa di masa depan.
  3. Melemahkan Kapabilitas Ekonomi dan Militer Rusia: Dengan melemahkan sektor-sektor penting dalam ekonomi Rusia, sanksi bertujuan untuk mengurangi kemampuan Rusia dalam melancarkan tindakan agresif di luar negeri.

Dampak Ekonomi Sanksi terhadap Rusia

1. Penurunan Pertumbuhan Ekonomi

Sanksi telah berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi Rusia. Sektor-sektor kunci seperti energi, perbankan, dan pertahanan terkena dampak langsung. Pembatasan akses ke pasar keuangan internasional telah membuat perusahaan Rusia kesulitan mendapatkan dana, mengakibatkan penurunan investasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat. Menurut data Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Rusia melambat dari 2,5% pada tahun 2013 menjadi 0,6% pada tahun 2014 dan mengalami resesi pada tahun 2015 dengan pertumbuhan negatif sebesar 2,8%.

2. Inflasi dan Depresiasi Mata Uang

Pembatasan perdagangan dan investasi, ditambah dengan jatuhnya harga minyak dunia pada tahun 2014-2015, menyebabkan depresiasi tajam rubel. Mata uang Rusia kehilangan hampir separuh nilainya terhadap dolar AS pada akhir 2014, yang menyebabkan lonjakan inflasi. Inflasi tahunan mencapai puncaknya pada 15% pada tahun 2015, meningkatkan biaya hidup bagi rakyat Rusia dan memperburuk kemiskinan.

3. Penurunan Investasi Asing

Sanksi menghalangi perusahaan-perusahaan asing untuk berinvestasi di Rusia. Pembatasan pada akses modal, teknologi, dan pasar internasional membuat banyak investor asing menarik diri dari proyek-proyek di Rusia atau membatalkan rencana investasi mereka. Hal ini berdampak negatif pada sektor energi, yang sangat bergantung pada teknologi dan investasi asing untuk eksplorasi dan pengembangan sumber daya baru.

Implikasi Jangka Panjang

1. Diversifikasi Ekonomi

Sanksi telah mendorong Rusia untuk mempercepat upaya diversifikasi ekonominya, mengurangi ketergantungan pada ekspor energi dan memperkuat sektor-sektor lain seperti pertanian dan teknologi. Pemerintah Rusia telah meningkatkan investasi dalam sektor pertanian, yang menghasilkan surplus produksi dan meningkatkan ekspor produk pertanian.

2. Penguatan Hubungan Ekonomi dengan Asia

Sebagai respons terhadap sanksi Barat, Rusia telah memperkuat hubungan ekonominya dengan negara-negara Asia, terutama China. Kerjasama energi, perdagangan, dan investasi antara Rusia dan China meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya, proyek pipa gas "Power of Siberia" yang menghubungkan Rusia dan China merupakan salah satu contoh bagaimana Rusia mengalihkan fokus ekonominya ke timur.

3. Isolasi Ekonomi dan Teknologi

Sanksi telah membuat Rusia semakin terisolasi dari sistem ekonomi dan teknologi global. Pembatasan akses terhadap teknologi canggih di sektor energi dan pertahanan membatasi kemampuan Rusia untuk melakukan inovasi dan mengembangkan kapabilitas baru. Ini bisa berdampak negatif pada daya saing jangka panjang Rusia di pasar global.

Sanksi AS terhadap Rusia, meskipun dirancang untuk mencapai tujuan politik, memiliki dampak ekonomi yang signifikan dan luas. Dampak negatif termasuk penurunan pertumbuhan ekonomi, inflasi, depresiasi mata uang, dan penurunan investasi asing. Namun, sanksi juga telah mendorong Rusia untuk mempercepat diversifikasi ekonomi dan memperkuat hubungan dengan Asia, khususnya China. Sanksi ekonomi adalah alat yang kompleks dengan konsekuensi yang tidak selalu dapat diprediksi sepenuhnya. Dalam jangka panjang, efektivitas sanksi akan tergantung pada berbagai faktor, termasuk respon kebijakan dari pemerintah Rusia dan dinamika politik internasional yang terus berubah.

Implikasi Ekonomi dari Sanksi AS Terhadap Rusia dan Korea Utara

Pendahuluan

Sanksi ekonomi adalah alat kebijakan yang sering digunakan oleh negara-negara untuk mempengaruhi perilaku negara lain tanpa harus menggunakan kekuatan militer. Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan berbagai sanksi terhadap Rusia dan Korea Utara (Korut) sebagai respons terhadap tindakan yang dianggap melanggar hukum internasional dan norma-norma global. Artikel ini akan membahas implikasi ekonomi dari sanksi AS terhadap Rusia dan Korea Utara, termasuk dampak terhadap perekonomian domestik kedua negara, serta efek pada perekonomian global.

Latar Belakang Sanksi

Rusia

Sanksi terhadap Rusia diberlakukan sebagai respons terhadap berbagai tindakan yang dianggap melanggar hukum internasional, termasuk:

  • Aneksasi Crimea (2014): Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina, yang menyebabkan kecaman internasional dan sanksi dari AS dan Uni Eropa.
  • Keterlibatan dalam Konflik di Ukraina Timur: Rusia diduga mendukung separatis di Ukraina Timur dengan menyediakan senjata, pelatihan, dan dukungan logistik.
  • Campur Tangan dalam Pemilihan AS (2016): Intelijen AS menyimpulkan bahwa Rusia melakukan campur tangan dalam pemilihan presiden AS 2016.

Korea Utara

Sanksi terhadap Korea Utara diberlakukan terutama karena:

  • Program Senjata Nuklir dan Balistik: Korea Utara terus mengembangkan program senjata nuklir dan rudal balistik yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
  • Pelanggaran Hak Asasi Manusia: Rezim Kim Jong-un dikenal karena tindakannya yang brutal terhadap rakyatnya sendiri.

Implikasi Ekonomi Sanksi terhadap Rusia

1. Penurunan Pertumbuhan Ekonomi

Sanksi telah menghambat pertumbuhan ekonomi Rusia dengan membatasi akses ke pasar keuangan internasional dan teknologi canggih. Sektor energi, yang merupakan tulang punggung ekonomi Rusia, sangat terpukul. Pembatasan pada ekspor teknologi energi dan peralatan eksplorasi menyebabkan penurunan produksi dan investasi. Menurut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Rusia melambat dari 2,5% pada tahun 2013 menjadi 0,6% pada tahun 2014 dan mengalami kontraksi sebesar 2,8% pada tahun 2015.

2. Inflasi dan Depresiasi Mata Uang

Sanksi menyebabkan depresiasi tajam rubel Rusia. Pada akhir 2014, rubel kehilangan hampir separuh nilainya terhadap dolar AS, yang memicu lonjakan inflasi. Inflasi tahunan mencapai puncaknya pada 15% pada tahun 2015, meningkatkan biaya hidup dan memperburuk kemiskinan di Rusia.

3. Penurunan Investasi Asing

Pembatasan akses modal dan teknologi menghalangi investasi asing langsung (FDI) di Rusia. Banyak investor asing menarik diri dari proyek-proyek di Rusia atau membatalkan rencana investasi mereka. Sektor energi, yang sangat bergantung pada teknologi dan investasi asing untuk eksplorasi dan pengembangan, mengalami penurunan tajam dalam investasi.

Implikasi Ekonomi Sanksi terhadap Korea Utara

1. Penurunan Ekspor dan Pendapatan

Sanksi ekonomi melarang ekspor utama Korea Utara, seperti batu bara, tekstil, dan makanan laut. Larangan ini secara signifikan mengurangi sumber pendapatan devisa negara, yang sangat penting bagi ekonomi Korea Utara. Menurut data PBB, pendapatan ekspor Korea Utara turun lebih dari 90% sejak diberlakukannya sanksi.

2. Krisis Kemanusiaan

Pembatasan perdagangan dan sanksi keuangan memperburuk kondisi kemanusiaan di Korea Utara. Kekurangan pangan dan obat-obatan menjadi lebih parah, dan rakyat Korea Utara menghadapi kesulitan yang semakin meningkat. Menurut laporan PBB, sekitar 40% dari populasi Korea Utara menderita kekurangan gizi kronis.

3. Ketergantungan pada Ekonomi Bayangan

Sanksi telah mendorong Korea Utara untuk mencari cara alternatif untuk mendapatkan pendapatan, termasuk melalui kegiatan ilegal seperti penyelundupan, cybercrime, dan perdagangan gelap. Aktivitas ekonomi bayangan ini sulit untuk dipantau dan menambah tantangan dalam menegakkan sanksi.

Implikasi Ekonomi Global

1. Ketidakstabilan Harga Energi

Rusia adalah salah satu produsen minyak dan gas terbesar di dunia. Sanksi terhadap Rusia menyebabkan ketidakpastian di pasar energi global, yang dapat mempengaruhi harga minyak dan gas. Ketidakstabilan ini berdampak pada ekonomi negara-negara yang bergantung pada impor energi dari Rusia.

2. Gangguan Rantai Pasokan Global

Sanksi terhadap Rusia dan Korea Utara mengganggu rantai pasokan global. Misalnya, pembatasan perdagangan dengan Rusia mempengaruhi sektor-sektor seperti otomotif, teknologi, dan pertanian, yang bergantung pada bahan baku dan komponen dari Rusia. Gangguan ini menambah tekanan pada ekonomi global yang sudah terdampak oleh pandemi COVID-19.

3. Penguatan Aliansi Alternatif

Sebagai respons terhadap sanksi Barat, Rusia dan Korea Utara memperkuat hubungan ekonomi dan politik dengan negara-negara lain yang kurang terpengaruh oleh sanksi, seperti China. Penguatan aliansi ini dapat mengubah dinamika geopolitik dan ekonomi global, menciptakan blok ekonomi baru yang menantang dominasi Barat.

Sanksi AS terhadap Rusia dan Korea Utara memiliki implikasi ekonomi yang signifikan bagi kedua negara serta dampak luas pada ekonomi global. Sanksi telah menghambat pertumbuhan ekonomi, menyebabkan inflasi dan depresiasi mata uang, serta mengurangi investasi asing di Rusia. Di Korea Utara, sanksi mengurangi pendapatan ekspor, memperburuk krisis kemanusiaan, dan mendorong ekonomi bayangan. Dampak global termasuk ketidakstabilan harga energi, gangguan rantai pasokan, dan penguatan aliansi alternatif. Meskipun sanksi dirancang untuk mencapai tujuan politik, efek ekonomi mereka sangat nyata dan kompleks, memerlukan pendekatan kebijakan yang fleksibel dan terkoordinasi untuk mengelola konsekuensi jangka panjang.

Implikasi bagi Indonesia Jika AS Menjatuhkan Sanksi terhadap Rusia dan Korea Utara

Sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia dan Korea Utara (Korut) membawa dampak yang luas, tidak hanya bagi negara yang disanksi tetapi juga bagi negara lain, termasuk Indonesia. Mengingat posisi Indonesia dalam perekonomian global dan hubungannya dengan kedua negara tersebut, penting untuk memahami implikasi yang mungkin timbul dari sanksi ini

Implikasi Ekonomi

1. Harga Energi dan Pasokan

Rusia adalah salah satu produsen minyak dan gas terbesar di dunia. Sanksi terhadap Rusia dapat menyebabkan ketidakstabilan di pasar energi global yang berdampak pada harga minyak dan gas. Indonesia, sebagai negara pengimpor minyak, dapat mengalami kenaikan biaya energi yang mempengaruhi berbagai sektor ekonomi domestik.

  • Kenaikan Harga Minyak: Fluktuasi harga minyak akibat sanksi dapat meningkatkan biaya produksi dan transportasi, yang berpotensi memicu inflasi.
  • Pasokan Gas: Jika pasokan gas Rusia terganggu, Indonesia mungkin harus mencari sumber alternatif yang bisa lebih mahal.

2. Perdagangan dan Investasi

Sanksi AS dapat mempengaruhi perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Rusia serta Korea Utara.

  • Penurunan Ekspor: Produk-produk Indonesia yang diekspor ke Rusia, seperti minyak kelapa sawit dan karet, bisa terkena dampak jika ekonomi Rusia melemah.
  • Pembatasan Investasi: Perusahaan-perusahaan Indonesia yang berinvestasi di Rusia mungkin menghadapi kesulitan karena sanksi keuangan yang membatasi akses ke pasar modal dan teknologi.

3. Stabilitas Pasar Keuangan

Sanksi yang mempengaruhi ekonomi global dapat mempengaruhi pasar keuangan Indonesia melalui volatilitas pasar modal dan nilai tukar.

  • Volatilitas Pasar Modal: Ketidakpastian global akibat sanksi dapat menyebabkan penurunan investor asing di pasar saham Indonesia.
  • Depresiasi Rupiah: Ketidakpastian ekonomi global dapat menyebabkan tekanan pada nilai tukar rupiah, yang berdampak pada impor dan utang luar negeri.

Implikasi Politik

1. Hubungan Diplomatik

Indonesia perlu menavigasi hubungan diplomatiknya dengan AS, Rusia, dan Korea Utara dengan hati-hati.

  • Netralitas dan Kebijakan Luar Negeri: Indonesia memiliki kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif, dan perlu mempertahankan keseimbangan antara menjaga hubungan baik dengan AS dan tidak mengesampingkan hubungan dengan Rusia dan Korea Utara.
  • Tekanan Diplomatik: AS mungkin memberikan tekanan diplomatik kepada Indonesia untuk mendukung sanksi atau mengurangi hubungan dengan Rusia dan Korea Utara.

2. Kerjasama Internasional

Sanksi dapat mempengaruhi berbagai kerjasama internasional Indonesia di bidang keamanan, ekonomi, dan teknologi.

  • Keamanan Regional: Sanksi terhadap Korea Utara, yang memiliki hubungan militer dengan beberapa negara ASEAN, dapat mempengaruhi dinamika keamanan regional.
  • Kerjasama Teknologi: Pembatasan teknologi yang dikenakan pada Rusia dapat mempengaruhi transfer teknologi ke Indonesia, terutama dalam sektor energi dan militer.

Implikasi Strategis

1. Diversifikasi Pasar dan Mitra Dagang

Indonesia perlu memperluas pasar ekspor dan mitra dagang untuk mengurangi ketergantungan pada negara-negara yang terkena sanksi.

  • Peningkatan Ekspor ke Asia dan Afrika: Meningkatkan ekspor ke negara-negara Asia dan Afrika dapat mengurangi dampak penurunan permintaan dari Rusia.
  • Kerjasama dengan Negara Non-Tradisional: Mencari kerjasama baru dengan negara-negara non-tradisional yang tidak terkena dampak langsung dari sanksi.

2. Peningkatan Ketahanan Energi

Ketahanan energi menjadi semakin penting dalam menghadapi ketidakstabilan pasokan energi global akibat sanksi.

  • Pengembangan Energi Terbarukan: Menginvestasikan lebih banyak dalam energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biomassa untuk mengurangi ketergantungan pada impor minyak dan gas.
  • Diversifikasi Sumber Energi: Meningkatkan diversifikasi sumber energi termasuk mencari pemasok alternatif di luar Rusia.

Sanksi AS terhadap Rusia dan Korea Utara memiliki dampak yang luas dan kompleks bagi Indonesia. Dari segi ekonomi, dampak dapat terlihat pada harga energi, perdagangan, investasi, dan stabilitas pasar keuangan. Secara politik, Indonesia harus menavigasi tekanan diplomatik dan menjaga hubungan baik dengan semua pihak. Secara strategis, diversifikasi pasar dan peningkatan ketahanan energi adalah langkah penting yang harus diambil. Mengelola implikasi ini memerlukan kebijakan yang terkoordinasi dan responsif untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. (2021). Statistik Perdagangan Internasional Indonesia. BPS.

Badan Pusat Statistik. (2022). Statistik Perdagangan Internasional. BPS.

Bank Dunia. (2021). Russia Economic Report. World Bank.

Bank Indonesia. (2021). Laporan Perekonomian Indonesia. Bank Indonesia.

Brookings Institution. (2022). Economic Impact of Sanctions on Russia. Brookings Institution.

Brookings Institution. (2023). Economic Impact of Sanctions on Russia and North Korea. Brookings Institution.

Council on Foreign Relations. (2023). U.S. Sanctions on Russia and North Korea: An Overview. CFR.

Council on Foreign Relations. (2023). U.S. Sanctions on Russia: An Overview. CFR.

International Monetary Fund. (2021). IMF Annual Report. IMF.

International Monetary Fund. (2021). World Economic Outlook. IMF.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2021). Laporan Tahunan Kementerian ESDM. Kementerian ESDM.

Kementerian Luar Negeri Rusia. (2021). Russia's Response to Western Sanctions. Ministry of Foreign Affairs of the Russian Federation.

Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia. (2021). Indonesia's Foreign Policy Report. Ministry of Foreign Affairs.

U.S. Department of the Treasury. (2023). Sanctions Programs and Information. U.S. Department of the Treasury.

United Nations. (2021). Report on the Impact of Sanctions on North Korea. UN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun