Rencana bisnis Freeport McMoRan untuk Tembagapura dan smelter Manyar menunjukkan komitmen perusahaan untuk terus berinvestasi dalam pengembangan industri tambang di Indonesia. Dengan peningkatan kapasitas produksi dan pengolahan di dalam negeri, Freeport tidak hanya akan meningkatkan kontribusi ekonominya tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat lokal. Kontribusi pajak dari aktivitas ini akan menjadi signifikan, mendukung pendapatan negara dan pembangunan ekonomi nasional. Dengan pengelolaan yang tepat dan kerjasama yang baik antara pemerintah dan Freeport, Indonesia dapat memaksimalkan manfaat dari sumber daya alam yang dimilikinya.
Freeport McMoRan, salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia, memiliki operasi signifikan di Indonesia, terutama di wilayah Tembagapura, Papua. Selain itu, perusahaan ini juga sedang mengembangkan smelter baru di Manyar, Gresik, Jawa Timur. Kedua proyek ini memiliki dampak besar terhadap perekonomian Indonesia, baik melalui kontribusi langsung dalam bentuk pajak dan royalti maupun melalui penciptaan lapangan kerja dan pengembangan ekonomi lokal.Â
Rencana Bisnis Freeport McMoRan
1. Pengembangan Tambang Bawah Tanah di Tembagapura
Setelah menutup operasi tambang terbuka (open-pit) di Grasberg, Freeport McMoRan telah beralih ke tambang bawah tanah yang lebih kompleks dan membutuhkan investasi teknologi yang signifikan.
- Investasi Infrastruktur: Freeport telah mengalokasikan miliaran dolar untuk mengembangkan infrastruktur tambang bawah tanah, termasuk pembangunan terowongan, sistem ventilasi, dan fasilitas pengolahan.
- Produksi dan Efisiensi: Dengan teknologi canggih, Freeport berharap dapat meningkatkan produksi tembaga dan emas serta meningkatkan efisiensi operasional. Menurut laporan tahunan Freeport (2023), produksi di tambang bawah tanah diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2025 dengan kapasitas penuh.
2. Pembangunan Smelter Manyar
Pembangunan smelter Manyar di Gresik adalah bagian dari komitmen Freeport untuk meningkatkan nilai tambah produk tambangnya di dalam negeri.
- Kapabilitas Produksi: Smelter ini dirancang untuk mengolah konsentrat tembaga menjadi tembaga murni, dengan kapasitas pengolahan mencapai 2 juta ton konsentrat per tahun. Proyek ini diharapkan selesai pada 2024 dan mulai beroperasi penuh pada 2025.
- Investasi dan Teknologi: Investasi yang diperlukan untuk smelter ini mencapai $3 miliar, termasuk teknologi pengolahan terbaru yang ramah lingkungan.
Kontribusi Pajak ke Depan
Kontribusi pajak Freeport McMoRan dari operasi Tembagapura dan smelter Manyar diperkirakan akan memberikan dampak signifikan bagi pendapatan negara.
1. Pajak Penghasilan dan Royalti
- Peningkatan Produksi: Dengan peningkatan produksi dari tambang bawah tanah di Tembagapura dan operasi smelter Manyar, pendapatan Freeport diharapkan meningkat secara substansial. Ini akan meningkatkan pajak penghasilan yang dibayarkan kepada pemerintah Indonesia.
- Royalti: Freeport wajib membayar royalti atas setiap ton tembaga dan emas yang diproduksi. Berdasarkan peraturan terbaru, royalti untuk tembaga adalah 4% dari harga jual, sementara untuk emas adalah 3,75%.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Bea Masuk
- Transaksi Domestik: Aktivitas pengolahan di smelter Manyar akan meningkatkan transaksi domestik yang dikenakan PPN. Hal ini akan meningkatkan penerimaan negara dari sektor ini.
- Ekspor Produk Akhir: Produk akhir seperti tembaga murni yang diekspor akan menghasilkan bea masuk dan pajak ekspor, memberikan tambahan pendapatan bagi negara.