Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Cerita Sukses Komisaris BUMN di Indonesia (dan LN)

13 Juni 2024   14:58 Diperbarui: 13 Juni 2024   16:09 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran krusial dalam mengawasi dan mengelola korporasi-korporasi yang dimiliki oleh pemerintah. Peran mereka tidak hanya terbatas pada aspek keuangan dan operasional, tetapi juga mencakup strategi jangka panjang, pengambilan keputusan strategis, serta menjaga akuntabilitas dan transparansi perusahaan. Kompetensi yang dimiliki oleh komisaris BUMN menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan dan kesehatan ekonomi dari BUMN tersebut, serta mendukung pencapaian tujuan-tujuan pembangunan nasional.

Pertama-tama, Pemahaman yang Mendalam tentang Bisnis dan Industri: Komisaris BUMN yang kompeten harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang industri di mana BUMN tersebut beroperasi. Mereka harus memahami dinamika pasar, tantangan, dan peluang yang dihadapi perusahaan untuk dapat memberikan arahan strategis yang efektif. Pemahaman ini juga membantu dalam evaluasi kinerja perusahaan, identifikasi risiko, dan penentuan langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing.

Kedua, Kemampuan dalam Mengawasi Manajemen Eksekutif: Komisaris BUMN memiliki tanggung jawab untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja manajemen eksekutif perusahaan. Mereka perlu memastikan bahwa manajemen BUMN menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan. Kompetensi dalam hal ini meliputi kemampuan untuk bertanya yang tepat, menganalisis laporan keuangan dan operasional secara kritis, serta memberikan masukan yang berharga bagi manajemen.

Ketiga, Keahlian dalam Pengambilan Keputusan Strategis: Komisaris BUMN sering kali dihadapkan pada keputusan strategis yang penting bagi keberlanjutan perusahaan. Mereka harus mampu mengevaluasi berbagai opsi dengan cermat, mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap keuangan, reputasi, dan tujuan sosial BUMN. Keputusan strategis yang baik dapat membantu BUMN untuk mengoptimalkan kinerja operasional, memperluas pasar, atau menghadapi tantangan eksternal dengan lebih baik.

Keempat, Pemahaman yang Mendalam tentang Tata Kelola Perusahaan: Komisaris BUMN bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perusahaan menjalankan tata kelola yang baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip etika dan hukum yang berlaku. Mereka harus aktif dalam memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan perusahaan dilakukan dengan transparansi, integritas, dan akuntabilitas yang tinggi. Kompetensi dalam tata kelola mencakup pemahaman tentang standar korporat internasional, kepatuhan regulasi, dan implementasi praktik terbaik dalam manajemen risiko dan pengendalian internal.

Kelima, Kemampuan untuk Berkomunikasi dan Berinteraksi dengan Stakeholder: Komisaris BUMN sering kali menjadi penghubung antara perusahaan, pemerintah, dan stakeholder lainnya seperti investor, masyarakat, dan organisasi non-profit. Mereka harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, mampu menjelaskan keputusan perusahaan dengan jelas, dan mendengarkan masukan dari berbagai pihak. Kemampuan ini membantu dalam membangun hubungan yang kuat dan mendukung keberhasilan jangka panjang perusahaan.

Dengan memiliki kompetensi yang kuat dalam semua dimensi ini, komisaris BUMN dapat berperan secara efektif dalam mengelola BUMN untuk mencapai tujuan-tujuan strategisnya sambil mempertahankan integritas dan kepercayaan publik. Keberadaan komisaris yang kompeten juga menjadi kunci untuk memastikan bahwa BUMN dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang dinamis dan tetap menjadi penggerak utama dalam pembangunan ekonomi nasional.

Komisaris BUMN adalah individu yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemegang saham untuk mengawasi dan memberikan arahan strategis kepada manajemen eksekutif BUMN. Mereka bertanggung jawab atas pengambilan keputusan strategis, pemantauan kinerja perusahaan, dan memastikan bahwa BUMN beroperasi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.

Jenis Komisaris BUMN

  1. Komisaris Utama: Biasanya dipimpin oleh Komisaris Utama atau Ketua Komisaris yang memiliki peran utama dalam mengoordinasikan dan memimpin rapat-rapat dewan komisaris. Komisaris Utama juga sering kali menjadi wajah publik dan perwakilan utama BUMN di tingkat nasional maupun internasional.
  2. Komisaris Independen: Merupakan komisaris yang tidak terafiliasi dengan pemerintah atau perusahaan, yang dipilih berdasarkan kriteria keindependenannya. Mereka membawa pandangan independen dan memberikan perspektif yang objektif dalam pengawasan dan pengambilan keputusan di dewan komisaris.
  3. Komisaris dari Kementerian Pemegang Saham: Biasanya berasal dari kementerian atau lembaga pemerintah yang memiliki kepemilikan saham mayoritas atau signifikan dalam BUMN tersebut. Mereka bertanggung jawab untuk menyampaikan kebijakan dan arahan dari pemerintah kepada BUMN.

Bentuk-Bentuk Kewenangan Komisaris BUMN

  1. Pengawasan dan Pemantauan: Komisaris BUMN memiliki kewenangan untuk mengawasi kinerja manajemen eksekutif dan memastikan bahwa kebijakan yang ditetapkan oleh dewan direksi sesuai dengan visi, misi, dan tujuan strategis BUMN.
  2. Penetapan Kebijakan Strategis: Komisaris terlibat dalam penetapan kebijakan strategis jangka panjang dan pendek, yang meliputi perencanaan bisnis, pengembangan pasar, inovasi produk, serta pengelolaan risiko.
  3. Pengawasan Kepatuhan dan Tata Kelola: Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa BUMN mematuhi semua peraturan dan standar yang berlaku, baik itu hukum, regulasi pemerintah, maupun prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
  4. Menyampaikan Laporan dan Rekomendasi: Komisaris BUMN secara rutin menyampaikan laporan tentang kinerja BUMN kepada pemerintah atau pemegang saham, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan atau penyesuaian strategi ke depan.

Kewenangan Tambahan

  1. Penunjukan dan Evaluasi Manajemen Eksekutif: Komisaris BUMN terlibat dalam proses penunjukan, evaluasi, dan penentuan remunerasi untuk posisi manajemen eksekutif senior, termasuk Direktur Utama atau CEO BUMN.
  2. Keputusan Investasi dan Keuangan: Mereka juga memiliki kewenangan untuk menyetujui keputusan investasi besar, pengambilan utang, dan kebijakan keuangan lainnya yang signifikan bagi BUMN.
  3. Rapat Dewan Komisaris: Dewan komisaris BUMN secara berkala mengadakan rapat untuk membahas berbagai isu strategis dan operasional perusahaan, di mana komisaris berperan aktif dalam memberikan pandangan dan keputusan.

Dengan kewenangan-kewenangan ini, komisaris BUMN diharapkan dapat menjalankan fungsi pengawasan dan pengambilan keputusan yang efektif demi menjaga keberlanjutan, integritas, dan kontribusi positif BUMN terhadap perekonomian dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Penunjukan dan kinerja komisaris BUMN di Indonesia menjadi perhatian penting dalam manajemen perusahaan yang dimiliki oleh negara. Fenomena ini mencerminkan dinamika dan tantangan dalam mengelola aset strategis yang memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian nasional. Berikut ini adalah beberapa aspek yang relevan terkait fenomena ini:

Penunjukan Komisaris BUMN di Indonesia

  1. Kriteria Penunjukan: Proses penunjukan komisaris BUMN sering kali melibatkan pertimbangan yang cermat terhadap pengalaman, keahlian, dan kepatutan calon komisaris. Pemerintah atau pemegang saham BUMN, seperti kementerian terkait, memegang peran utama dalam menentukan siapa yang akan duduk di dewan komisaris.
  2. Keterwakilan dan Kepentingan: Komposisi dewan komisaris BUMN mencerminkan keterwakilan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, independen, dan ahli di bidang ekonomi serta industri terkait. Kepentingan untuk menjaga keseimbangan antara pengawasan yang efektif dan kepemimpinan strategis menjadi fokus utama dalam penunjukan.
  3. Transparansi dan Akuntabilitas: Proses penunjukan komisaris BUMN didorong untuk lebih transparan dan akuntabel, meskipun masih ada ruang untuk peningkatan. Langkah-langkah untuk memastikan independensi, integritas, dan kompetensi komisaris terus dikembangkan guna menghindari konflik kepentingan dan memastikan pengawasan yang efektif.

Kinerja Komisaris BUMN di Indonesia

  1. Pengawasan dan Pengambilan Keputusan: Komisaris BUMN bertanggung jawab atas pengawasan dan pengambilan keputusan strategis di dewan komisaris. Kinerja mereka dinilai berdasarkan kemampuan untuk memastikan bahwa BUMN beroperasi sesuai dengan visi, misi, dan tujuan strategis, serta mampu mengelola risiko secara efektif.
  2. Penilaian Kinerja: Evaluasi kinerja komisaris BUMN dilakukan secara berkala, baik oleh pemerintah, pemegang saham, maupun lembaga independen. Faktor yang dinilai meliputi kontribusi terhadap pengembangan strategi, kualitas pengawasan, kepatuhan terhadap regulasi, dan kontribusi terhadap kesejahteraan ekonomi dan sosial.
  3. Tantangan dan Kendala: Komisaris BUMN sering menghadapi tantangan dalam menjalankan peran mereka, seperti perubahan kebijakan pemerintah, dinamika pasar yang tidak stabil, serta tuntutan untuk meningkatkan transparansi dan tata kelola perusahaan. Kendala-kendala ini memerlukan komitmen yang kuat untuk menghadapinya dengan kebijakan yang proaktif dan adaptif.

Upaya Peningkatan Kinerja Komisaris BUMN

  1. Pendidikan dan Pelatihan: Pemerintah dan lembaga terkait meningkatkan upaya pendidikan dan pelatihan bagi komisaris BUMN guna memperkuat pemahaman mereka tentang tata kelola perusahaan, manajemen risiko, dan tantangan-tantangan spesifik yang dihadapi oleh BUMN.
  2. Perbaikan Sistem Pengawasan: Implementasi sistem pengawasan yang lebih efektif dan transparan menjadi prioritas untuk memastikan bahwa komisaris dapat mengambil keputusan berdasarkan data yang akurat dan informasi yang lengkap.
  3. Inovasi dan Teknologi: Pemanfaatan inovasi dan teknologi dalam pengawasan BUMN dapat membantu komisaris dalam mengakses informasi secara real-time dan meningkatkan efisiensi dalam pengambilan keputusan.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang fenomena penunjukan dan kinerja komisaris BUMN di Indonesia, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dapat terus mengembangkan strategi dan kebijakan yang mendukung pengelolaan BUMN yang efektif dan berkelanjutan untuk kepentingan nasional dan masyarakat luas.

Penunjukan dan kinerja komisaris BUMN di luar negeri dapat memberikan wawasan berharga tentang praktik terbaik dan cerita sukses dalam mengelola entitas yang dimiliki oleh negara. Berikut beberapa contoh praktik terbaik dan cerita sukses dari beberapa negara:

Praktik Terbaik Penunjukan Komisaris BUMN di Luar Negeri

  1. Australia: Di Australia, penunjukan komisaris BUMN didasarkan pada proses yang transparan dan akuntabel. Pemerintah menggunakan panel independen untuk merekomendasikan kandidat komisaris berdasarkan kriteria kepemimpinan, pengalaman industri, dan komitmen terhadap tata kelola perusahaan yang baik. Ini membantu memastikan bahwa komisaris memiliki keahlian yang relevan dan tidak terikat secara politik.
  2. Norwegia: Di Norwegia, penunjukan komisaris BUMN ditekankan pada kemandirian dan keahlian. Komisaris biasanya berasal dari latar belakang bisnis, keuangan, atau hukum yang kuat, dan mereka harus menunjukkan independensi dalam pandangan dan pengambilan keputusan. Pemilihan komisaris juga melibatkan pemegang saham dan dewan pengawas independen untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.
  3. Singapura: Singapura dikenal dengan proses penunjukan komisaris BUMN yang sangat profesional dan efektif. Komisaris dipilih berdasarkan keahlian industri yang mendalam, serta kemampuan untuk memberikan arahan strategis yang kuat. Pemerintah berperan dalam memastikan komisaris memiliki visi jangka panjang untuk meningkatkan kinerja BUMN dan memberikan nilai tambah bagi ekonomi negara.

Cerita Sukses Penunjukan dan Kinerja Komisaris BUMN di Luar Negeri

  1. Temasek Holdings (Singapura): Temasek Holdings adalah sebuah perusahaan investasi pemerintah Singapura yang mengelola portofolio aset yang sangat besar. Komisaris-komisarisnya dipilih berdasarkan kredensial yang sangat kuat dalam bidang keuangan, manajemen investasi, dan pengembangan bisnis. Mereka berperan penting dalam mengelola portofolio global Temasek dengan strategi yang inovatif dan memastikan pengembalian investasi yang tinggi bagi negara.
  2. Norwegian State-Owned Enterprises: Di Norwegia, BUMN seperti Equinor (sebelumnya Statoil) memiliki dewan komisaris yang kuat dengan keahlian di bidang energi, lingkungan, dan tata kelola perusahaan. Komisaris-komisaris ini telah berhasil mengawasi transformasi Statoil menjadi pemimpin global dalam energi terbarukan dan memperluas portofolio perusahaan secara berkelanjutan.
  3. SOEs di Australia: Beberapa BUMN di Australia seperti Australia Post dan NBN Co memiliki dewan komisaris yang beragam dengan keahlian dalam teknologi informasi, infrastruktur, dan layanan publik. Mereka membawa pengalaman yang luas dari sektor swasta dan publik untuk memastikan pengelolaan yang efisien dan strategi pertumbuhan yang berkelanjutan.

Lesson Learned

Dari praktik terbaik dan cerita sukses di atas, beberapa pelajaran penting yang dapat dipetik tentang penunjukan dan kinerja komisaris BUMN di luar negeri adalah:

  • Kemandirian dan Keahlian: Pentingnya memilih komisaris yang mandiri dan memiliki keahlian yang relevan untuk mengelola BUMN dengan efektif.
  • Transparansi dan Akuntabilitas: Proses penunjukan yang transparan dan akuntabel membantu memastikan bahwa komisaris dapat bekerja tanpa bias politik dan fokus pada kepentingan jangka panjang perusahaan.
  • Inovasi dan Strategi Jangka Panjang: Komisaris yang efektif berperan dalam mengembangkan strategi inovatif dan jangka panjang yang membawa nilai tambah bagi BUMN dan kontribusi positif bagi ekonomi nasional.
  • Pengelolaan Risiko dan Keberlanjutan: Komisaris juga berperan dalam mengelola risiko secara efektif dan memastikan keberlanjutan operasional dan finansial BUMN.

Dengan menerapkan praktik-praktik ini, penunjukan dan kinerja komisaris BUMN di luar negeri dapat memberikan inspirasi bagi Indonesia dalam mengembangkan tata kelola BUMN yang lebih baik untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Di Indonesia, terdapat beberapa contoh praktik terbaik dan cerita sukses terkait penunjukan dan kinerja komisaris BUMN yang dapat menjadi inspirasi dalam meningkatkan tata kelola dan kinerja BUMN. Berikut adalah beberapa contoh yang signifikan:

Praktik Terbaik Penunjukan Komisaris BUMN di Indonesia

  1. Kriteria Seleksi yang Jelas: Beberapa BUMN di Indonesia telah mengadopsi kriteria seleksi komisaris yang jelas dan transparan. Ini termasuk pengalaman industri yang relevan, integritas yang tinggi, independensi, serta komitmen untuk berkontribusi dalam meningkatkan kinerja dan keberlanjutan BUMN.
  2. Keterlibatan Pemerintah dan Pemegang Saham: Proses penunjukan komisaris BUMN sering melibatkan pemerintah sebagai pemilik mayoritas saham dan kementerian terkait. Pemegang saham minoritas dan independen juga dilibatkan untuk memastikan representasi yang seimbang dan mendukung keputusan strategis yang lebih luas.
  3. Pendidikan dan Pelatihan: Upaya untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan bagi komisaris BUMN di Indonesia juga semakin ditingkatkan. Ini meliputi peningkatan pemahaman tentang tata kelola perusahaan yang baik, manajemen risiko, dan tantangan-tantangan spesifik yang dihadapi BUMN.

Cerita Sukses Penunjukkan dan Kinerja Komisaris BUMN di Indonesia

  1. PLN (Perusahaan Listrik Negara): PLN merupakan BUMN yang mengelola infrastruktur kelistrikan nasional. Dewan komisaris PLN telah berhasil mengawasi transformasi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengatasi tantangan dalam pengembangan infrastruktur, dan menghadapi dinamika pasar energi global. Komisaris-komisaris yang dipilih berdasarkan keahlian teknis dan manajerial telah memberikan arahan strategis yang kritis bagi PLN.
  2. Bank Mandiri: Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, Bank Mandiri memiliki dewan komisaris yang terdiri dari individu-individu yang berpengalaman dalam perbankan, keuangan, dan regulasi. Komisaris-komisaris ini telah berperan penting dalam mengawasi kebijakan risiko, kepatuhan terhadap peraturan, dan strategi pertumbuhan bank yang berkelanjutan.
  3. Garuda Indonesia: Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional yang dewan komisarisnya terlibat dalam mengatasi tantangan dalam industri penerbangan global. Komisaris-komisaris yang memiliki latar belakang dalam manajemen transportasi udara, keuangan, dan hukum telah berperan dalam memastikan keberlanjutan operasional dan strategi pengembangan jangka panjang Garuda Indonesia.

Lesson Learned

Dari cerita sukses di atas, ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik untuk meningkatkan penunjukan dan kinerja komisaris BUMN di Indonesia:

  • Pengalaman dan Keahlian yang Relevan: Pentingnya memilih komisaris dengan pengalaman dan keahlian yang relevan dalam industri dan manajemen yang sesuai dengan karakteristik BUMN yang bersangkutan.
  • Transparansi dan Akuntabilitas: Proses penunjukan yang transparan dan akuntabel sangat penting untuk memastikan integritas dan independensi komisaris.
  • Komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan yang Baik: Komisaris BUMN perlu memiliki komitmen yang kuat terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik untuk meningkatkan kinerja dan keberlanjutan BUMN.
  • Keterlibatan Pemangku Kepentingan: Keterlibatan yang aktif dari pemegang saham dan pemerintah dalam proses penunjukan komisaris mendukung keputusan strategis yang lebih berkelanjutan dan efektif.

Dengan menerapkan praktik terbaik dan mempelajari dari cerita sukses seperti yang terjadi di BUMN di Indonesia, diharapkan pengelolaan BUMN dapat terus ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat secara lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun