Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Green Jobs, Visi atau Ilusi?

9 Juni 2024   15:08 Diperbarui: 11 Juni 2024   12:58 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam beberapa dekade terakhir, dunia telah menyaksikan perubahan besar dalam lanskap ekonomi dan lingkungan. 

Pertumbuhan industri yang pesat dan eksploitasinya terhadap sumber daya alam telah menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan. 

Di tengah kekhawatiran ini, muncul konsep green jobs atau pekerjaan hijau, yang menjanjikan solusi untuk mengatasi masalah lingkungan sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru. 

Namun, muncul pertanyaan penting: apakah green jobs hanya sekadar ilusi yang memikat atau benar-benar merupakan visi yang dapat diwujudkan?

Konsep Green Jobs

Green jobs didefinisikan sebagai pekerjaan yang berkontribusi pada pelestarian atau pemulihan lingkungan. Menurut International Labour Organization (ILO), green jobs mencakup sektor-sektor seperti energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan limbah, dan pertanian berkelanjutan. 

Pekerjaan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi tetapi juga untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Green Jobs dan Pertumbuhan Ekonomi

Dari sudut pandang ilmu ekonomi, green jobs menawarkan potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Studi yang dilakukan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) menunjukkan bahwa investasi dalam sektor energi terbarukan dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dibandingkan dengan sektor energi fosil tradisional. 

Misalnya, setiap juta dolar yang diinvestasikan dalam energi terbarukan dapat menciptakan 7,49 pekerjaan, dibandingkan dengan hanya 2,65 pekerjaan dalam sektor energi fosil (UNEP, 2011).

Selain itu, green jobs juga dapat meningkatkan produktivitas ekonomi melalui peningkatan efisiensi energi. 

Menurut sebuah laporan dari International Energy Agency (IEA), investasi dalam efisiensi energi dapat mengurangi biaya energi sebesar 10-30%, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi (IEA, 2014).

Tantangan dan Realitas Green Jobs

Meskipun potensi green jobs tampak menjanjikan, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan keterampilan. 

Banyak pekerjaan hijau memerlukan keterampilan teknis khusus yang tidak dimiliki oleh sebagian besar tenaga kerja saat ini. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan investasi besar dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan.

Selain itu, transisi menuju ekonomi hijau memerlukan perubahan struktural yang signifikan dalam berbagai sektor. Ini bisa menghadapi resistensi dari industri-industri yang sudah mapan dan memiliki kepentingan besar dalam mempertahankan status quo. 

Menurut laporan dari Global Commission on the Economy and Climate, transisi ini bisa menyebabkan gangguan jangka pendek di pasar tenaga kerja, meskipun manfaat jangka panjangnya sangat besar (Global Commission on the Economy and Climate, 2018).

Studi Kasus: Energi Terbarukan di Indonesia

Sebagai contoh konkret, Indonesia telah menunjukkan potensi besar dalam pengembangan green jobs melalui investasi dalam energi terbarukan. 

Dengan potensi sumber daya yang melimpah, seperti tenaga surya dan angin, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam energi terbarukan di Asia Tenggara. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada tahun 2020, sektor energi terbarukan di Indonesia telah menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja baru (Kementerian ESDM, 2020).

Namun, tantangan seperti regulasi yang belum sepenuhnya mendukung dan kurangnya infrastruktur tetap menjadi hambatan utama. Untuk mewujudkan visi ini, Indonesia perlu memperkuat kerangka kebijakan dan meningkatkan investasi dalam teknologi hijau.

Jadi, Green jobs tidak hanya sekadar ilusi, tetapi merupakan visi nyata yang dapat diwujudkan dengan strategi yang tepat. Meskipun terdapat tantangan dalam transisi menuju ekonomi hijau, manfaat jangka panjangnya bagi ekonomi dan lingkungan sangat signifikan. 

Dengan investasi yang tepat dalam pendidikan, pelatihan keterampilan, dan infrastruktur, green jobs dapat menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Daftar Pustaka

  • International Labour Organization (ILO). (2011). "Green Jobs: Towards Decent Work in a Sustainable, Low-Carbon World."
  • United Nations Environment Programme (UNEP). (2011). "Green Economy Report."
  • International Energy Agency (IEA). (2014). "Energy Efficiency Market Report."
  • Global Commission on the Economy and Climate. (2018). "Unlocking the Inclusive Growth Story of the 21st Century."
  • Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (2020). "Laporan Tahunan Energi Terbarukan."
  • International Labour Organization (ILO). (2011). "Green Jobs: Towards Decent Work in a Sustainable, Low-Carbon World."
  • United Nations Environment Programme (UNEP). (2011). "Green Economy Report."
  • International Energy Agency (IEA). (2014). "Energy Efficiency Market Report."
  • Global Commission on the Economy and Climate. (2018). "Unlocking the Inclusive Growth Story of the 21st Century."
  • Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (2020). "Laporan Tahunan Energi Terbarukan."

Dengan pendekatan yang terintegrasi dan komitmen dari berbagai pihak, green jobs dapat menjadi solusi efektif untuk tantangan lingkungan dan ekonomi yang dihadapi dunia saat ini.

Matriks: Green Jobs - Ilusi atau Visi?

Matriks 1: Potensi Ekonomi Green Jobs

Sektor

Jenis Pekerjaan

Potensi Ekonomi

Referensi

Energi Terbarukan

Tenaga Surya, Tenaga Angin, Tenaga Air

Menciptakan lebih banyak lapangan kerja per juta dolar investasi dibandingkan energi fosil

UNEP, 2011

Efisiensi Energi

Auditor Energi, Insinyur Efisiensi Energi

Mengurangi biaya energi 10-30%, meningkatkan daya saing perusahaan

IEA, 2014

Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang

Petugas Daur Ulang, Manajer Pengelolaan Limbah

Mengurangi limbah, mendaur ulang bahan, dan menciptakan lapangan kerja di sektor pengelolaan sampah

ILO, 2011

Pertanian Berkelanjutan

Petani Organik, Ahli Agroteknologi

Meningkatkan ketahanan pangan, menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian berkelanjutan

Global Commission on the Economy and Climate, 2018

Matriks 2: Tantangan dan Solusi Green Jobs

Tantangan

Deskripsi

Solusi

Referensi

Kesenjangan Keterampilan

Banyak pekerjaan hijau memerlukan keterampilan teknis yang belum dimiliki oleh tenaga kerja saat ini

Investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan hijau, program sertifikasi khusus green jobs

ILO, 2011

Perubahan Struktural Ekonomi

Transisi menuju ekonomi hijau memerlukan perubahan besar dalam berbagai sektor

Kerangka kebijakan yang mendukung, insentif fiskal untuk perusahaan yang beralih ke teknologi hijau

Global Commission on the Economy and Climate, 2018

Resistensi dari Industri yang Sudah Mapan

Industri yang sudah mapan mungkin menolak perubahan menuju ekonomi hijau

Kebijakan pemerintah yang tegas, dukungan finansial untuk industri yang bertransisi ke praktik berkelanjutan

UNEP, 2011

Kurangnya Infrastruktur

Infrastruktur untuk mendukung teknologi hijau masih kurang memadai

Peningkatan investasi dalam pembangunan infrastruktur hijau, kerjasama dengan sektor swasta

Kementerian ESDM, 2020

Matriks 3: Green Jobs dan Kontribusi terhadap SDGs

Green Jobs

SDG yang Didukung

Keterkaitan dan Kontribusi

Referensi

Energi Terbarukan

SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau

Menyediakan akses ke energi yang bersih dan terjangkau, menciptakan lapangan kerja baru

UNEP, 2011

Efisiensi Energi

SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim

Mengurangi emisi karbon melalui peningkatan efisiensi energi, mendukung mitigasi perubahan iklim

IEA, 2014

Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang

SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab

Meningkatkan praktik daur ulang, mengurangi limbah, dan menciptakan sistem produksi yang lebih berkelanjutan

ILO, 2011

Pertanian Berkelanjutan

SDG 2: Tanpa Kelaparan

Meningkatkan ketahanan pangan dan mempromosikan praktik pertanian yang berkelanjutan

Global Commission on the Economy and Climate, 2018

Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam

SDG 15: Kehidupan di Darat

Mendukung pelestarian ekosistem dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan

Kementerian ESDM, 2020

Lampiran: Green Jobs - Ilusi atau Visi?

Lampiran 1: Contoh Kasus Sukses Green Jobs

  1. Proyek Energi Surya di Bali
    • Deskripsi: Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya yang melibatkan pelatihan tenaga kerja lokal untuk instalasi dan pemeliharaan sistem.
    • Hasil: Menciptakan lebih dari 500 lapangan kerja baru, meningkatkan akses energi bersih di daerah terpencil, dan mengurangi emisi karbon sebesar 1.000 ton per tahun.
    • Sumber: Laporan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), 2020.
  2. Program Daur Ulang di Jakarta
    • Deskripsi: Inisiatif pengelolaan sampah yang mempekerjakan warga setempat untuk mengumpulkan, memilah, dan mendaur ulang sampah.
    • Hasil: Mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA sebesar 30%, menciptakan 1.200 lapangan kerja, dan mendaur ulang 25.000 ton sampah per tahun.
    • Sumber: Laporan Tahunan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, 2019.
  3. Pertanian Berkelanjutan di Jawa Barat
    • Deskripsi: Pelatihan petani lokal dalam praktik pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.
    • Hasil: Meningkatkan produktivitas pertanian sebesar 20%, menciptakan 800 lapangan kerja baru, dan mempromosikan penggunaan pestisida organik.
    • Sumber: Laporan Institut Pertanian Bogor (IPB), 2020.

Lampiran 2: Daftar Program Pelatihan dan Sertifikasi Green Jobs

  1. Pelatihan Energi Terbarukan
    • Lembaga: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ESDM
    • Durasi: 6 bulan
    • Kurikulum: Instalasi dan pemeliharaan sistem energi surya dan angin, audit energi, teknologi baterai dan penyimpanan energi.
    • Sertifikasi: Sertifikat Kompetensi Tenaga Surya dan Angin
  2. Sertifikasi Manajemen Lingkungan
    • Lembaga: Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Lingkungan Hidup
    • Durasi: 3 bulan
    • Kurikulum: Pengelolaan limbah, audit lingkungan, kebijakan hijau, analisis dampak lingkungan.
    • Sertifikasi: Sertifikat Manajer Lingkungan
  3. Kursus Pertanian Berkelanjutan
    • Lembaga: Institut Pertanian Bogor (IPB)
    • Durasi: 4 bulan
    • Kurikulum: Teknik pertanian organik, manajemen sumber daya air, praktik pertanian berkelanjutan, agroforestri.
    • Sertifikasi: Sertifikat Pertanian Berkelanjutan

Lampiran 3: Kebijakan dan Insentif Pemerintah untuk Green Jobs

  1. Insentif Pajak untuk Perusahaan Hijau
    • Deskripsi: Pemotongan pajak hingga 50% bagi perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi hijau dan menciptakan green jobs.
    • Implementasi: Melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 123/PMK.03/2020
    • Sumber: Kementerian Keuangan RI
  2. Skema Pembiayaan Hijau
    • Deskripsi: Program pinjaman berbunga rendah dan dana hibah untuk startup dan usaha kecil yang bergerak di bidang lingkungan.
    • Implementasi: Melalui kerjasama dengan bank pemerintah dan swasta, serta lembaga keuangan internasional.
    • Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia, 2020
  3. Regulasi Pembangunan Berkelanjutan
    • Deskripsi: Penyederhanaan regulasi dan perizinan untuk proyek infrastruktur hijau, seperti pembangunan fasilitas energi terbarukan dan sistem pengelolaan sampah.
    • Implementasi: Melalui Undang-Undang Cipta Kerja No. 11/2020
    • Sumber: Laporan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

Lampiran 4: Data Statistik Green Jobs di Indonesia

Indikator

Data Tahun 2020

Total Pekerjaan di Energi Terbarukan

100.000 lapangan kerja

Pertumbuhan Lapangan Kerja Hijau

15% per tahun

Kontribusi Terhadap PDB

1,5% dari PDB nasional

Pengurangan Emisi Karbon

5 juta ton CO2e per tahun

Investasi di Sektor Hijau

USD 2,5 miliar

Tingkat Kepuasan Kerja di Sektor Hijau

85%

Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja Hijau

60% memiliki pendidikan vokasi atau lebih

Dengan data dan analisis yang komprehensif ini, dapat disimpulkan bahwa green jobs bukan hanya sekadar ilusi, tetapi merupakan visi yang dapat dicapai dengan strategi yang tepat dan komitmen dari berbagai pihak. Ini akan memungkinkan Indonesia untuk mengatasi tantangan ekonomi dan lingkungan sekaligus, serta mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun