Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meneropong RAPBN 2025

5 Juni 2024   18:47 Diperbarui: 5 Juni 2024   18:49 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator utama yang mencerminkan kesehatan ekonomi suatu negara. Dalam RAPBN 2025, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% hingga 6%. Target ini didasarkan pada berbagai faktor, termasuk pemulihan ekonomi global pasca-pandemi COVID-19 dan peningkatan investasi domestik.

Faktor Pendorong Pertumbuhan

  1. Investasi Infrastruktur: Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan investasi infrastruktur guna memperbaiki konektivitas dan efisiensi ekonomi. Proyek-proyek besar seperti pembangunan jalan tol, bandara, dan pelabuhan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan produktivitas dan penurunan biaya logistik.
  2. Penguatan Sektor Industri: Dukungan terhadap sektor industri, terutama manufaktur dan teknologi, menjadi prioritas. Pemerintah berencana untuk memberikan insentif fiskal dan regulasi yang mendukung perkembangan industri untuk meningkatkan daya saing dan ekspor.
  3. Stimulus Fiskal: Kebijakan fiskal ekspansif melalui peningkatan belanja pemerintah di berbagai sektor seperti kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial juga diharapkan dapat mendorong permintaan domestik dan pertumbuhan ekonomi.

Inflasi

Inflasi adalah indikator penting yang mencerminkan stabilitas harga dan daya beli masyarakat. RAPBN 2025 menargetkan inflasi pada kisaran 3% hingga 3,5%. Target ini dianggap realistis dengan mempertimbangkan proyeksi inflasi global dan kondisi domestik.

Pengendalian Inflasi

  1. Kebijakan Moneter: Bank Indonesia (BI) memainkan peran kunci dalam menjaga stabilitas harga melalui kebijakan moneter yang ketat. Pengendalian suku bunga dan pengawasan ketat terhadap likuiditas di pasar uang diharapkan dapat menstabilkan inflasi.
  2. Pengelolaan Pangan: Pemerintah berupaya untuk menjaga stabilitas harga pangan melalui kebijakan pengelolaan stok dan distribusi yang efektif. Program ketahanan pangan dan peningkatan produksi dalam negeri menjadi fokus utama.
  3. Subsidi Energi: Pengelolaan subsidi energi yang tepat sasaran dapat membantu mengendalikan inflasi, terutama yang disebabkan oleh fluktuasi harga minyak dunia. Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada subsidi dengan memperkuat sumber energi terbarukan.

Pengangguran

Pengangguran adalah indikator yang mencerminkan kondisi pasar tenaga kerja dan kesejahteraan ekonomi masyarakat. RAPBN 2025 menargetkan tingkat pengangguran pada kisaran 5% hingga 5,5%. Target ini mencerminkan upaya pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran, terutama di kalangan pemuda.

Penciptaan Lapangan Kerja

  1. Investasi Swasta: Pemerintah berupaya untuk meningkatkan investasi swasta melalui reformasi regulasi dan insentif fiskal. Kemudahan berbisnis dan perlindungan investor diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor swasta dan penciptaan lapangan kerja baru.
  2. Program Pelatihan dan Pendidikan: Program pelatihan vokasi dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja menjadi prioritas untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan pelatihan teknis.
  3. Pengembangan UMKM: Dukungan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui akses permodalan, pelatihan, dan pemasaran diharapkan dapat menciptakan banyak lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran.

Defisit Anggaran

Defisit anggaran adalah perbedaan antara pendapatan dan belanja pemerintah. RAPBN 2025 memproyeksikan defisit anggaran sekitar 3% hingga 3,5% dari PDB. Defisit ini mencerminkan kebijakan fiskal ekspansif yang diambil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun