Pandemi COVID-19 membawa dampak besar bagi pasar kerja global. Banyak perusahaan yang mengalami kesulitan ekonomi harus memberhentikan karyawan dan membatasi penerimaan pegawai baru. Generasi Z yang baru lulus dan mencari pekerjaan pada masa ini menghadapi kondisi pasar yang jauh lebih sulit. Laporan dari International Labour Organization (2021) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran global meningkat drastis selama pandemi, dan generasi muda termasuk yang paling terdampak.
6. Kurangnya Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja menjadi faktor penting dalam proses rekrutmen. Namun banyak anggota Generasi Z yang belum memiliki pengalaman kerja yang cukup karena baru saja lulus atau karena kurangnya kesempatan magang selama masa studi. Menurut survei NACE (National Association of Colleges and Employers, 2019) hampir 60% dari pemberi kerja lebih memilih calon karyawan yang memiliki pengalaman magang atau kerja sebelumnya.
Generasi Z menghadapi berbagai tantangan dalam mencari pekerjaan, mulai dari perubahan struktur ekonomi, kesenjangan keterampilan, tingginya persaingan, ekspektasi yang tinggi, dampak pandemi, hingga kurangnya pengalaman kerja. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu ada upaya bersama dari pemerintah, institusi pendidikan, dan industri untuk mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan yang relevan dan menciptakan peluang kerja yang sesuai dengan aspirasi mereka. Hanya dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa Generasi Z dapat menemukan tempat mereka dalam dunia kerja dan berkontribusi secara maksimal bagi masyarakat.
Solusi Kebijakan agar Generasi Z Lebih Mudah Terserap Lapangan Kerja
Generasi Z-mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2012-menghadapi tantangan yang signifikan dalam mencari pekerjaan. Untuk mengatasi kendala ini dan memastikan mereka dapat berkontribusi secara maksimal dalam perekonomian diperlukan kebijakan yang tepat dan inovatif.Â
1. Revitalisasi Kurikulum Pendidikan
Salah satu masalah utama yang dihadapi Generasi Z adalah kesenjangan keterampilan antara yang diajarkan di sekolah dan yang dibutuhkan di dunia kerja. Revitalisasi kurikulum pendidikan sangat penting untuk mengatasi masalah ini. Menurut teori Human Capital oleh Gary Becker; investasi dalam pendidikan yang relevan akan meningkatkan produktivitas dan keterampilan tenaga kerja.
Pemerintah perlu bekerja sama dengan industri untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Ini termasuk penekanan pada keterampilan digital seperti pemrograman, analisis data dan manajemen proyek teknologi. Laporan World Economic Forum (2020) menunjukkan bahwa keterampilan digital adalah salah satu kebutuhan utama masa depan.
2. Peningkatan Program Magang dan Pelatihan Vokasi
Magang dan pelatihan vokasi adalah cara efektif untuk memberikan pengalaman kerja praktis kepada Generasi Z. Menurut survei NACE (National Association of Colleges and Employers, 2019) hampir 60% pemberi kerja lebih memilih calon karyawan yang memiliki pengalaman magang.