Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cara Asik Memahami Perang Dagang Global

27 Mei 2024   14:41 Diperbarui: 27 Mei 2024   14:41 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang dimulai pada 2018, adalah salah satu konflik perdagangan paling signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Konflik ini dipicu oleh tuduhan dari pihak Amerika Serikat mengenai praktik perdagangan tidak adil, pencurian kekayaan intelektual, dan defisit perdagangan yang besar dengan Tiongkok. Tarif yang dikenakan oleh Amerika Serikat pada berbagai produk Tiongkok senilai ratusan miliar dolar AS, yang kemudian dibalas oleh Tiongkok dengan tarif serupa pada produk-produk Amerika.

  1. Dampak Global: Perang dagang ini tidak hanya mempengaruhi kedua negara, tetapi juga memiliki implikasi global. Rantai pasokan global terganggu, dan banyak perusahaan multinasional harus menyesuaikan strategi produksi dan distribusi mereka. Misalnya, banyak perusahaan teknologi yang bergantung pada komponen dari Tiongkok mengalami kenaikan biaya produksi.
  2. Negosiasi dan Kesepakatan Sementara: Pada Januari 2020, kedua negara mencapai kesepakatan fase pertama yang mengurangi beberapa tarif dan meningkatkan pembelian produk pertanian Amerika oleh Tiongkok. Namun, banyak isu utama masih belum terselesaikan, dan ketegangan tetap tinggi.

Perang Dagang Jepang dan Korea Selatan

Pada 2019, Jepang dan Korea Selatan terlibat dalam perang dagang yang dipicu oleh perselisihan sejarah dan masalah kompensasi tenaga kerja paksa selama Perang Dunia II. Jepang membatasi ekspor bahan-bahan penting untuk industri teknologi Korea Selatan, seperti fluorinated polyimides, photoresists, dan hydrogen fluoride, yang penting untuk produksi semikonduktor dan display.

  1. Dampak pada Industri Teknologi: Pembatasan ini mempengaruhi industri teknologi global, mengingat Korea Selatan adalah produsen utama semikonduktor. Perusahaan seperti Samsung dan SK Hynix harus mencari sumber alternatif untuk bahan-bahan tersebut, yang mengganggu produksi dan meningkatkan biaya.
  2. Protes dan Boikot: Konflik ini juga memicu gelombang protes dan boikot produk Jepang di Korea Selatan, yang mempengaruhi penjualan barang-barang konsumsi Jepang seperti mobil dan kosmetik.

Perang Dagang Amerika Serikat dan Uni Eropa

Pada era pemerintahan Donald Trump, Amerika Serikat memberlakukan tarif tinggi pada baja dan aluminium dari Uni Eropa pada 2018. Uni Eropa merespons dengan mengenakan tarif pada berbagai produk Amerika, termasuk sepeda motor, bourbon, dan jeans.

  1. Negosiasi dan Resolusi: Konflik ini berlanjut hingga pemerintahan Joe Biden, meskipun ada upaya untuk meredakan ketegangan dan mencapai kesepakatan. Pada Oktober 2021, kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri tarif ini, mengembalikan hubungan dagang ke jalur yang lebih konstruktif.

Fenomena Perang Dagang dalam Konteks Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 telah memperparah situasi perdagangan global, memperburuk ketegangan yang sudah ada, dan menciptakan tantangan baru. Negara-negara memberlakukan berbagai pembatasan ekspor dan impor untuk memastikan ketersediaan produk medis dan kebutuhan dasar di dalam negeri.

  1. Krisis Rantai Pasokan: Pandemi menyebabkan gangguan besar pada rantai pasokan global, memperlihatkan ketergantungan dunia pada beberapa negara untuk barang-barang tertentu. Banyak negara mulai mempertimbangkan kebijakan untuk mendiversifikasi sumber pasokan dan meningkatkan produksi domestik.
  2. Percepatan Proteksionisme: Beberapa negara meningkatkan langkah-langkah proteksionis untuk melindungi industri domestik yang terdampak parah oleh pandemi. Misalnya, India meningkatkan tarif pada berbagai produk impor untuk mendukung program "Make in India."

Perkembangan Terkini dan Masa Depan Perang Dagang

  1. Teknologi dan Kekayaan Intelektual: Isu teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual menjadi fokus utama dalam perang dagang modern. Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara lain terus menekan Tiongkok untuk memperbaiki standar perlindungan kekayaan intelektual dan mengurangi praktik-praktik yang dianggap merugikan perusahaan asing.
  2. Aliansi dan Kemitraan Baru: Negara-negara mencari aliansi perdagangan baru untuk mengurangi ketergantungan pada negara-negara yang terlibat dalam perang dagang. Misalnya, Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) dan Kesepakatan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) menciptakan peluang baru untuk kerjasama ekonomi.
  3. Fokus pada Keberlanjutan: Isu-isu keberlanjutan dan perubahan iklim mulai memainkan peran penting dalam kebijakan perdagangan. Tarif karbon dan kebijakan perdagangan hijau menjadi bagian dari strategi negara-negara untuk mengurangi emisi karbon dan mempromosikan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Perang dagang terus berkembang dengan konteks yang lebih kompleks dan saling terkait dalam ekonomi global. Konflik perdagangan modern mencakup isu-isu yang lebih luas seperti teknologi, kekayaan intelektual, dan keberlanjutan lingkungan. Penyelesaian konflik melalui diplomasi dan kerjasama internasional tetap penting untuk menjaga stabilitas ekonomi global dan meminimalkan dampak negatif dari perang dagang.


Pengalaman Indonesia dalam Hal Perang Dagang

Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara memiliki pengalaman tersendiri dalam menghadapi berbagai bentuk perang dagang. Pengalaman ini mencakup konflik perdagangan bilateral dengan negara lain dampak dari perang dagang global serta upaya diplomasi dan negosiasi untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun