Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Masuk OECD, Biar Apa?

25 Mei 2024   07:32 Diperbarui: 25 Mei 2024   08:01 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menjadi anggota OECD membawa banyak keuntungan strategis bagi Indonesia. Dari peningkatan reputasi internasional hingga akses ke praktik terbaik dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, keanggotaan di OECD akan memperkuat posisi Indonesia di kancah global. Selain itu, partisipasi aktif dalam OECD akan membantu Indonesia dalam mengatasi tantangan domestik dan internasional, mendorong reformasi ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, urgensi Indonesia untuk menjadi anggota OECD adalah langkah strategis yang dapat membawa manfaat jangka panjang bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia.


Plus Minus Indonesia Menjadi Anggota OECD

Keanggotaan dalam Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menawarkan sejumlah keuntungan dan tantangan bagi Indonesia. Berikut adalah beberapa aspek plus dan minus dari kemungkinan keanggotaan Indonesia di OECD:

Plus

  1. Akses ke Pengetahuan dan Praktik Terbaik
    • Pengalaman dan Keahlian: Akses ke data, analisis, dan rekomendasi kebijakan terbaik yang dikembangkan oleh negara-negara OECD.
    • Benchmarking: Kemampuan untuk membandingkan kinerja ekonomi dan sosial Indonesia dengan negara-negara maju lainnya.
  2. Peningkatan Reputasi dan Kredibilitas 
    • Kepercayaan Investor: Keanggotaan di OECD dapat meningkatkan kepercayaan investor internasional, mendorong investasi asing langsung (FDI).
    • Reformasi Ekonomi: Menunjukkan komitmen terhadap reformasi ekonomi dan penerapan standar internasional yang ketat.
  3. Pengaruh dalam Pembentukan Kebijakan Global 
    • Partisipasi Aktif: Indonesia akan memiliki suara dalam pembentukan kebijakan global di berbagai bidang, termasuk ekonomi, sosial, dan lingkungan.
    • Kerjasama Internasional: Meningkatkan kerjasama dengan negara-negara anggota lainnya, memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi.
  4. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi 
    • Pelatihan dan Pengembangan: Akses ke program pelatihan dan pengembangan yang dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi institusi domestik.
    • Teknologi dan Inovasi: Pembelajaran dari negara-negara OECD mengenai teknologi dan inovasi terbaru.
  5. Mendorong Pembangunan Berkelanjutan dan Inklusif 
    • Kebijakan Lingkungan: Dukungan dalam mengembangkan kebijakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.
    • Inklusivitas Sosial: Promosi kebijakan yang mendukung inklusivitas sosial dan pengurangan kesenjangan.
  6. Dukungan dalam Menghadapi Tantangan Ekonomi Global 
    • Krisis Ekonomi: Dukungan analitis dan kebijakan dalam menghadapi krisis ekonomi global.
    • Perdagangan Internasional: Memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan internasional dan menghadapi tantangan proteksionisme.

Minus

  1. Biaya Keanggotaan : Kontribusi Finansial: Keanggotaan di OECD membutuhkan kontribusi finansial yang signifikan, yang dapat menjadi beban bagi anggaran negara.
  2. Komitmen pada Reformasi Struktural : Reformasi Ekonomi dan Regulasi: Menjadi anggota OECD mungkin memerlukan Indonesia untuk menerapkan reformasi struktural dan regulasi yang mungkin menantang secara politik dan sosial.
  3. Penyesuaian Kebijakan Domestik : Adaptasi Kebijakan: Mungkin ada kebutuhan untuk menyesuaikan kebijakan domestik agar sesuai dengan standar dan rekomendasi OECD, yang bisa mempengaruhi sektor-sektor tertentu dalam jangka pendek.
  4. Tantangan Implementasi : Implementasi Kebijakan: Tantangan dalam mengimplementasikan rekomendasi OECD di tengah-tengah konteks domestik Indonesia yang beragam dan kompleks.
  5. Kritik dan Pengawasan : Pengawasan Internasional: Sebagai anggota OECD, kebijakan dan praktik Indonesia akan berada di bawah pengawasan internasional yang lebih ketat, yang dapat menimbulkan kritik terhadap kebijakan domestik tertentu.
  6. Persaingan dengan Negara Anggota Lain : Persaingan Ekonomi: Harus bersaing dengan negara-negara anggota lainnya yang lebih maju dalam berbagai bidang ekonomi, sosial, dan teknologi.

Menjadi anggota OECD menawarkan banyak keuntungan bagi Indonesia, termasuk akses ke praktik terbaik internasional, peningkatan kredibilitas, dan pengaruh dalam kebijakan global. Namun, ada juga tantangan yang harus dihadapi, seperti biaya keanggotaan, komitmen pada reformasi struktural, dan penyesuaian kebijakan domestik. Oleh karena itu, keputusan untuk bergabung dengan OECD harus dipertimbangkan dengan hati-hati, menimbang keuntungan jangka panjang dengan tantangan yang mungkin dihadapi.


Potensi OECD ke Depan dalam Kancah Ekonomi Global

Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) adalah salah satu organisasi internasional yang paling berpengaruh dalam pembuatan kebijakan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Seiring dengan perubahan dinamika ekonomi global, OECD memiliki potensi besar untuk terus memainkan peran penting dalam beberapa aspek berikut:

  1. Pemimpin dalam Kebijakan Ekonomi Global
    • Analisis dan Rekomendasi: OECD dikenal dengan analisis yang mendalam dan berbasis data. Ke depan, peran ini akan semakin penting dalam membantu negara-negara anggotanya dan ekonomi global untuk menavigasi tantangan seperti perubahan teknologi, globalisasi, dan ketidakpastian ekonomi.
    • Kebijakan Pajak Internasional: Dengan inisiatif seperti Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) dan rencana pajak digital global, OECD dapat terus memimpin dalam menciptakan kebijakan pajak internasional yang adil dan efektif.
  2. Mendorong Pembangunan Berkelanjutan dan Inklusif 
    • Agenda 2030: OECD berkomitmen pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan memainkan peran kunci dalam memandu kebijakan yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
    • Perubahan Iklim: Dengan fokus pada kebijakan lingkungan, OECD dapat membantu negara-negara dalam transisi menuju ekonomi hijau melalui rekomendasi kebijakan, analisis data, dan kerjasama internasional.
  3. Inovasi dan Transformasi Digital 
    • Ekonomi Digital: OECD dapat memimpin dalam pengembangan kebijakan untuk ekonomi digital, termasuk regulasi teknologi, perlindungan data, dan mendukung inovasi.
    • Penelitian dan Pengembangan: Dengan mendorong investasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D), OECD dapat membantu anggotanya dalam menghadapi revolusi industri keempat.
  4. Meningkatkan Pendidikan dan Keterampilan 
    • Program PISA: OECD dapat terus memperluas dan memperdalam analisis pendidikan melalui Program for International Student Assessment (PISA), membantu negara-negara untuk meningkatkan sistem pendidikan mereka.
    • Pengembangan Keterampilan: Dalam menghadapi perubahan pasar tenaga kerja, OECD dapat memberikan panduan kebijakan untuk pengembangan keterampilan yang diperlukan di masa depan.
  5. Stabilitas dan Reformasi Ekonomi 
    • Krisis Ekonomi: OECD berperan dalam memberikan analisis dan rekomendasi selama krisis ekonomi, seperti yang terlihat selama pandemi COVID-19. Peran ini akan semakin penting dalam menghadapi krisis di masa depan.
    • Reformasi Struktural: OECD dapat membantu negara-negara dalam merancang dan mengimplementasikan reformasi struktural yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.
  6. Penguatan Peran di Asia dan Negara Berkembang 
    • Kemitraan dengan Asia: Dengan inisiatif seperti OECD Southeast Asia Regional Programme, organisasi ini dapat memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia yang berkembang pesat.
    • Dukungan untuk Negara Berkembang: OECD dapat memperluas dukungan dan kerjasama dengan negara-negara berkembang untuk membantu mereka mengatasi tantangan pembangunan.
  7. Kebijakan Sosial dan Kesejahteraan 
    • Inklusi Sosial: OECD dapat terus mempromosikan kebijakan yang mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi, meningkatkan inklusivitas, dan memastikan kesejahteraan yang lebih merata.
    • Kesehatan dan Keselamatan: Dengan pandemi global yang menunjukkan pentingnya sistem kesehatan yang kuat, OECD dapat membantu negara-negara dalam memperkuat kebijakan kesehatan dan keselamatan.

Dengan kapasitas analisis yang mendalam, keahlian di berbagai bidang kebijakan, dan jaringan global yang luas, OECD memiliki potensi besar untuk terus menjadi pemimpin dalam ekonomi global. Fokus pada pembangunan berkelanjutan, transformasi digital, pendidikan, dan inklusi sosial akan semakin mengukuhkan peran OECD di masa depan. Bagi negara-negara anggotanya, serta bagi dunia pada umumnya, OECD akan tetap menjadi sumber panduan kebijakan yang berharga dan mitra strategis dalam menghadapi tantangan dan peluang ekonomi global.


Kendala Indonesia (Belum) Tergabung dengan OECD

Meskipun Indonesia memiliki potensi dan keinginan untuk menjadi anggota Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), ada beberapa kendala yang perlu diatasi untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut adalah beberapa kendala utama yang dihadapi Indonesia dalam proses menuju keanggotaan OECD:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun