Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Masuk OECD, Biar Apa?

25 Mei 2024   07:32 Diperbarui: 25 Mei 2024   08:01 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development, OECD) adalah sebuah organisasi internasional yang terdiri dari 38 negara dengan perekonomian maju dan berkembang. Tujuan utama OECD adalah untuk mempromosikan kebijakan yang akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial di seluruh dunia. OECD menyediakan forum di mana pemerintah dapat bekerja sama untuk berbagi pengalaman dan mencari solusi untuk masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Pembentukan OECD:

  • 1948: Organisasi ini bermula dari Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi Eropa (Organisation for European Economic Co-operation, OEEC), yang dibentuk untuk mengelola distribusi bantuan dari Rencana Marshall yang disediakan oleh Amerika Serikat untuk membangun kembali ekonomi Eropa setelah Perang Dunia II.
  • 1961: OEEC berubah menjadi OECD dengan penandatanganan Konvensi OECD pada tanggal 14 Desember 1960, yang kemudian mulai berlaku pada tanggal 30 September 1961. Perubahan ini mencerminkan pergeseran dari fokus regional Eropa ke fokus global dengan tujuan lebih luas untuk mempromosikan kebijakan yang akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial di seluruh dunia.

Ekspansi Keanggotaan:

  • Awalnya, OECD terdiri dari negara-negara Eropa dan Amerika Utara. Seiring waktu, keanggotaan organisasi ini diperluas untuk mencakup negara-negara maju lainnya seperti Jepang (1964), Australia (1971), dan Korea Selatan (1996).
  • Dalam beberapa dekade terakhir, OECD telah menerima anggota dari negara-negara berkembang dan ekonomi yang muncul, termasuk Meksiko (1994), Chili (2010), dan Kolombia (2020).

Fokus dan Kegiatan:

  • Ekonomi dan Perdagangan: OECD bekerja untuk mempromosikan kebijakan ekonomi yang meningkatkan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi global. Ini termasuk analisis dan rekomendasi kebijakan dalam berbagai bidang seperti perdagangan internasional, investasi, persaingan, dan regulasi pasar.
  • Pendidikan dan Keterampilan: OECD juga fokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan tenaga kerja. Salah satu inisiatif terkenal OECD dalam bidang ini adalah Program for International Student Assessment (PISA), yang menilai kemampuan siswa di berbagai negara.
  • Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan: OECD mempromosikan kebijakan yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim. Ini termasuk analisis kebijakan energi, pengelolaan sumber daya alam, dan inovasi teknologi hijau.
  • Inovasi dan Teknologi: OECD mengembangkan kebijakan untuk mendorong inovasi dan adopsi teknologi baru. Ini mencakup kebijakan penelitian dan pengembangan (R&D), digitalisasi ekonomi, dan perlindungan hak kekayaan intelektual.

Kerjasama dengan Negara Non-Anggota:

  • OECD telah mengembangkan berbagai program kerjasama dengan negara-negara non-anggota, termasuk program regional seperti OECD Southeast Asia Regional Programme. Program ini bertujuan untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara melalui peningkatan kapasitas dan reformasi kebijakan.
  • OECD juga memiliki status "Key Partner" untuk negara-negara besar seperti Brasil, China, India, Indonesia, dan Afrika Selatan, yang memungkinkan interaksi dan kolaborasi yang lebih mendalam dengan ekonomi-ekonomi besar ini.

Reformasi dan Adaptasi:

  • Seiring dengan perubahan dinamika ekonomi global, OECD terus melakukan reformasi dan adaptasi terhadap kebijakannya. Ini termasuk tanggapan terhadap tantangan baru seperti krisis keuangan global, pandemi COVID-19, dan perubahan iklim.
  • OECD juga berperan dalam pengembangan standar internasional dan kebijakan, seperti dalam bidang perpajakan internasional melalui Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) project yang bertujuan untuk memerangi penghindaran pajak oleh perusahaan multinasional.

Secara keseluruhan, OECD telah berkembang dari sebuah organisasi regional yang membantu rekonstruksi Eropa pasca-Perang Dunia II menjadi sebuah platform global untuk kerjasama ekonomi dan sosial. Dengan anggotanya yang beragam dan fokus kebijakan yang luas, OECD terus memainkan peran penting dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di seluruh dunia.


Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development - OECD) adalah sebuah organisasi internasional yang terdiri dari negara-negara dengan perekonomian maju dan berkembang yang berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, serta meningkatkan perdagangan dan stabilitas keuangan global. Hingga saat ini, Indonesia belum menjadi anggota penuh OECD, namun telah aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan kerjasama dengan organisasi tersebut. Keanggotaan dan partisipasi Indonesia di OECD:

  1. Status Keanggotaan: Meskipun Indonesia bukan anggota penuh OECD, Indonesia telah menunjukkan minat yang kuat dalam memperkuat hubungan dengan OECD dan berpartisipasi dalam berbagai inisiatif organisasi tersebut. Indonesia saat ini memiliki status sebagai "Key Partner" OECD bersama dengan negara-negara lain seperti Brasil, China, India, dan Afrika Selatan.
  2. Kerjasama dan Partisipasi: Indonesia berpartisipasi aktif dalam berbagai komite dan forum OECD. Beberapa area kerjasama utama termasuk kebijakan ekonomi, perdagangan, investasi, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan. Partisipasi ini memungkinkan Indonesia untuk berbagi pengalaman, belajar dari praktik terbaik internasional, dan berkontribusi pada diskusi global mengenai isu-isu penting.
  3. Inisiatif dan Proyek Bersama: Indonesia telah terlibat dalam berbagai proyek dan inisiatif bersama dengan OECD. Salah satu contohnya adalah "OECD Southeast Asia Regional Programme" yang diluncurkan pada tahun 2014 untuk memperkuat hubungan antara OECD dan negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Program ini fokus pada peningkatan kapasitas, reformasi kebijakan, dan integrasi ekonomi regional.
  4. Manfaat bagi Indonesia: Dengan berpartisipasi dalam OECD, Indonesia mendapatkan akses ke analisis kebijakan, data ekonomi, dan rekomendasi dari negara-negara dengan ekonomi maju. Hal ini membantu Indonesia dalam merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan yang lebih efektif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas pendidikan, mengembangkan sektor keuangan, dan mendorong pembangunan berkelanjutan.
  5. Prospek Keanggotaan Penuh: Ada kemungkinan bahwa Indonesia dapat menjadi anggota penuh OECD di masa depan, tergantung pada perkembangan hubungan bilateral dan reformasi domestik yang dilakukan oleh Indonesia. Keanggotaan penuh di OECD akan memberikan Indonesia posisi yang lebih kuat dalam diskusi ekonomi global dan memungkinkan Indonesia untuk lebih berperan dalam menetapkan standar dan kebijakan internasional.

Secara keseluruhan, keanggotaan Indonesia di OECD sebagai Key Partner mencerminkan komitmen Indonesia untuk terlibat dalam kerjasama internasional dan meningkatkan standar kebijakan domestik. Partisipasi ini memberikan manfaat besar bagi Indonesia dalam upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.


Urgensi Indonesia Menjadi Anggota OECD

Menjadi anggota Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development, OECD) membawa sejumlah keuntungan dan urgensi yang signifikan bagi Indonesia. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa keanggotaan Indonesia di OECD sangat penting:

  1. Akses ke Pengetahuan dan Praktik Terbaik Internasional:
    • Pengalaman dan Keahlian: OECD memiliki banyak pengalaman dan keahlian dalam berbagai bidang kebijakan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Keanggotaan akan memungkinkan Indonesia untuk mengakses pengetahuan ini dan menerapkan praktik terbaik internasional dalam kebijakan domestik.
    • Benchmarking: Melalui berbagai survei dan laporan, Indonesia dapat membandingkan kinerjanya dengan negara-negara lain dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.
  2. Peningkatan Reputasi dan Kredibilitas:
    • Kepercayaan Investor: Keanggotaan di OECD akan meningkatkan kredibilitas Indonesia di mata investor internasional, yang dapat mendorong lebih banyak investasi asing langsung (FDI).
    • Reformasi Ekonomi: Komitmen untuk menerapkan standar dan rekomendasi OECD dapat memperkuat reformasi ekonomi domestik, sehingga meningkatkan daya saing dan stabilitas ekonomi Indonesia.
  3. Pengaruh dalam Pembentukan Kebijakan Global:
    • Partisipasi Aktif: Sebagai anggota, Indonesia akan memiliki suara dalam pembentukan kebijakan internasional yang dibahas di OECD, termasuk isu-isu perdagangan, investasi, dan regulasi.
    • Kerjasama Internasional: Keanggotaan akan memperkuat posisi Indonesia dalam berbagai forum internasional dan memungkinkan kerjasama yang lebih erat dengan negara-negara anggota OECD lainnya.
  4. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi: 
    • Pelatihan dan Pengembangan: OECD menyediakan berbagai program pelatihan dan pengembangan kapasitas yang dapat diikuti oleh pejabat pemerintah dan profesional Indonesia, meningkatkan kompetensi dan kapabilitas institusi domestik.
    • Teknologi dan Inovasi: Akses ke teknologi canggih dan praktik inovatif yang diterapkan di negara-negara OECD dapat membantu Indonesia dalam mengadopsi dan mengimplementasikan teknologi baru.
  5. Mendorong Pembangunan Berkelanjutan dan Inklusif: 
    • Kebijakan Lingkungan: OECD memiliki fokus kuat pada pembangunan berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim. Keanggotaan akan membantu Indonesia dalam mengembangkan kebijakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.
    • Inklusivitas Sosial: OECD mendorong kebijakan yang mempromosikan inklusivitas sosial dan pengurangan kesenjangan. Ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan sosial.
  6. Dukungan dalam Menghadapi Tantangan Ekonomi Global: 
    • Krisis Ekonomi: Dalam menghadapi krisis ekonomi global seperti pandemi COVID-19, keanggotaan di OECD dapat memberikan dukungan tambahan melalui analisis kebijakan, rekomendasi, dan kerjasama internasional.
    • Perdagangan Internasional: OECD memainkan peran penting dalam promosi perdagangan bebas dan adil. Keanggotaan dapat membantu Indonesia dalam memperkuat posisinya dalam perdagangan internasional dan menghadapi tantangan proteksionisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun