Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Supaya Tiada Ketimpangan Gender di Tempat Kerja

18 Mei 2024   17:05 Diperbarui: 18 Mei 2024   17:15 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Salah satu konsep utama dalam teori ekonomi feminis adalah pemahaman bahwa sistem ekonomi yang dominan cenderung mengabaikan atau mengabaikan peran pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan, terutama pekerjaan rumah tangga dan perawatan. Teori ini menyoroti bahwa peran perempuan dalam memelihara dan memelihara anggota keluarga, serta pekerjaan yang tidak dibayar secara ekonomi, sering kali dianggap tidak bernilai dalam kerangka ekonomi yang konvensional.

Selain itu, teori ekonomi feminis juga menyoroti pentingnya mengidentifikasi dan mengukur kontribusi perempuan dalam ekonomi secara lebih akurat. Hal ini mencakup mengukur dan mengakui nilai pekerjaan rumah tangga dan perawatan, serta mengidentifikasi dampak dari pembagian kerja yang didasarkan pada gender terhadap distribusi sumber daya dan kekayaan di masyarakat.

Selanjutnya, teori ekonomi feminis menyoroti perlunya mengatasi berbagai bentuk diskriminasi dan ketidaksetaraan gender dalam kebijakan ekonomi. Ini termasuk pembayaran upah yang tidak adil, kurangnya kesempatan untuk promosi dan pengembangan karir, serta ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya ekonomi seperti tanah, kredit, dan teknologi. Teori ini menekankan pentingnya kebijakan yang mendukung kesetaraan gender, termasuk kebijakan penggajian yang adil, program pelatihan dan pendidikan yang inklusif, serta dukungan bagi usaha mikro dan kecil yang dimiliki oleh perempuan.

Dengan demikian, teori ekonomi feminis memberikan kontribusi yang penting dalam memahami dinamika ketidaksetaraan gender dalam ekonomi dan mencari solusi untuk mengatasi ketimpangan yang ada. Dengan mengakui peran penting perempuan dalam ekonomi dan masyarakat, serta mengidentifikasi dan mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi kesetaraan gender, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan secara ekonomi.

Pemberdayaan ekonomi perempuan juga dapat diangkat melalui pendekatan ekonomi inklusif. Melibatkan perempuan secara aktif dalam pembuatan keputusan ekonomi dan memberikan akses mereka terhadap sumber daya ekonomi seperti kredit, tanah, dan teknologi dapat meningkatkan kontribusi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Data dari World Bank menunjukkan bahwa jika perempuan memiliki akses yang sama dengan laki-laki terhadap sumber daya ekonomi, maka GDP global dapat meningkat hingga 26 persen pada tahun 2025.
Pendekatan ekonomi inklusif memberikan landasan yang kuat untuk memperkuat pemberdayaan ekonomi perempuan. Konsep ini mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif harus memperhitungkan keberagaman populasi dan memastikan bahwa semua kelompok masyarakat, termasuk perempuan, memiliki akses yang sama terhadap peluang ekonomi dan sumber daya.

Salah satu cara pendekatan ekonomi inklusif dapat mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan adalah melalui pembangunan kebijakan dan program yang mengakui nilai pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan, termasuk pekerjaan rumah tangga dan perawatan. Ini termasuk mengukur dan mengakui kontribusi perempuan dalam ekonomi secara lebih akurat, serta menghargai pekerjaan yang tidak dibayar secara ekonomi. Dengan mengakui nilai pekerjaan perempuan, kita dapat menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih inklusif dan menghargai kontribusi perempuan dalam masyarakat.

Selain itu, pendekatan ekonomi inklusif juga menekankan pentingnya mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi akses perempuan terhadap peluang ekonomi dan sumber daya. Hal ini mencakup mengurangi kesenjangan dalam akses terhadap pendidikan, pelatihan, dan pengembangan keterampilan, serta mengatasi diskriminasi dalam hal penggajian, promosi, dan kepemilikan sumber daya ekonomi. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung kesetaraan gender dan inklusif, perempuan dapat lebih mudah mengakses peluang ekonomi dan mengembangkan potensi mereka secara penuh.

Selanjutnya, pendekatan ekonomi inklusif menyoroti pentingnya memperkuat sektor ekonomi yang dapat memberikan manfaat bagi perempuan, termasuk sektor-sektor seperti pertanian, perdagangan, dan sektor informal. Ini mencakup memberikan dukungan kepada usaha mikro dan kecil yang dimiliki oleh perempuan, serta memastikan bahwa kebijakan ekonomi mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pengurangan hambatan-hambatan struktural dan budaya.

Dengan mengadopsi pendekatan ekonomi inklusif, kita dapat menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan bagi semua anggota masyarakat, termasuk perempuan. Dengan memperkuat pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pengakuan nilai pekerjaan mereka, pengurangan hambatan-hambatan akses, dan dukungan terhadap sektor-sektor ekonomi yang memberikan manfaat bagi perempuan, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berdaya pada masa depan.

Pemberdayaan perempuan dalam ekonomi global tidaklah terjadi secara otomatis. Meskipun terdapat perubahan-perubahan positif dalam upaya memperkuat peran perempuan dalam ekonomi, namun masih banyak hambatan yang menghalangi kemajuan menuju pemberdayaan ekonomi perempuan yang sejati.

Pertama-tama, terdapat hambatan struktural yang masih menghambat akses perempuan terhadap peluang ekonomi. Misalnya, dalam banyak masyarakat, perempuan masih dihadapkan pada diskriminasi dalam hal kepemilikan tanah, hak waris, dan akses terhadap kredit. Hal ini menghambat kemampuan perempuan untuk mengembangkan usaha mereka sendiri atau berpartisipasi dalam sektor formal ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun