Ekonomi global merupakan studi tentang interaksi ekonomi antar negara di seluruh dunia. Hal ini melibatkan aliran barang, jasa, modal, dan tenaga kerja lintas batas, serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, distribusi kekayaan, dan kesejahteraan masyarakat secara global. Dalam teori ekonomi, ekonomi global dipelajari melalui berbagai pendekatan, termasuk teori perdagangan internasional, teori investasi langsung asing (FDI), dan teori pertumbuhan ekonomi.
Ada beberapa jenis ekonomi global yang dapat dikenali, antara lain:
- Ekonomi Terbuka: Ekonomi yang terbuka terhadap perdagangan internasional, investasi asing, dan arus modal lintas batas. Negara-negara dengan ekonomi terbuka cenderung memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi karena mereka dapat memanfaatkan keuntungan dari spesialisasi produksi dan akses ke pasar global.
- Ekonomi Tertutup: Sebaliknya, ekonomi tertutup memiliki pembatasan yang signifikan terhadap perdagangan internasional dan investasi asing. Negara-negara dengan ekonomi tertutup mungkin memiliki kebijakan proteksionis untuk melindungi industri dalam negeri mereka dari persaingan luar negeri.
- Ekonomi Transnasional: Ini adalah bentuk ekonomi global di mana perusahaan multinasional memiliki operasi dan investasi di berbagai negara di seluruh dunia. Mereka dapat memanfaatkan keuntungan dari perbedaan dalam biaya produksi, regulasi, dan permintaan pasar untuk meningkatkan profitabilitas.
Bentuk ekonomi global juga dapat dilihat dari sudut pandang arus barang dan jasa, modal, dan tenaga kerja:
- Perdagangan Internasional: Ini melibatkan pertukaran barang dan jasa antara negara-negara, baik dalam bentuk ekspor maupun impor. Contohnya adalah perdagangan minyak antara produsen seperti Arab Saudi dan konsumen seperti Amerika Serikat.
- Investasi Langsung Asing (FDI): FDI terjadi ketika perusahaan asing membeli atau mendirikan bisnis di negara lain. Contoh FDI adalah pembangunan pabrik otomotif oleh perusahaan Jepang di Meksiko untuk memanfaatkan biaya tenaga kerja yang lebih rendah.
- Migrasi Tenaga Kerja: Arus migrasi tenaga kerja lintas batas juga merupakan bagian dari ekonomi global. Pekerja yang mencari peluang ekonomi yang lebih baik dapat berpindah ke negara-negara dengan tingkat upah yang lebih tinggi atau kebutuhan tenaga kerja yang tinggi.
Contoh konkret dari ekonomi global dapat dilihat dalam fenomena seperti globalisasi teknologi, di mana perusahaan teknologi seperti Google dan Apple memiliki pengaruh global yang besar melalui produk dan layanan digital mereka. Selain itu, integrasi pasar keuangan global memungkinkan pergerakan modal yang cepat di seluruh dunia, seperti investasi portofolio dalam saham dan obligasi asing. Perusahaan multinasional seperti Coca-Cola dan McDonald's juga merupakan contoh nyata dari ekonomi global, dengan jaringan rantai pasok dan operasi bisnis yang melintasi banyak negara.
Ekonomi global merupakan fenomena yang kompleks dan penting dalam dunia modern. Dengan memahami definisi, jenis, bentuk, dan contohnya, kita dapat mengenali peran penting yang dimainkan oleh interaksi ekonomi lintas batas dalam membentuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia.
Interaksi Antara Geopolitik, Ekonomi Global, dan Konflik Internasional: Tinjauan dari Perspektif Teori Ekonomi
Geopolitik, ekonomi global, dan konflik internasional merupakan tiga aspek yang saling terkait dalam dinamika kompleks dalam dunia internasional. Dalam teori ekonomi, interaksi antara ketiganya dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana kekuatan politik, faktor ekonomi, dan konflik bersenjata saling memengaruhi satu sama lain.
Pertama-tama, geopolitik memainkan peran kunci dalam menentukan dinamika ekonomi global. Faktor-faktor geografis seperti lokasi, sumber daya alam, dan topografi dapat mempengaruhi struktur ekonomi suatu negara dan hubungannya dengan negara lain. Sebagai contoh, negara-negara yang memiliki akses ke jalur perdagangan internasional yang penting dapat mengambil keuntungan dari perdagangan dan investasi asing yang melintasi wilayah mereka. Namun, negara-negara yang terisolasi atau terletak di daerah konflik mungkin menghadapi hambatan ekonomi yang signifikan.
Kedua, ekonomi global juga dapat memengaruhi geopolitik suatu negara atau wilayah. Ketergantungan ekonomi yang tinggi terhadap perdagangan internasional atau investasi asing dapat membuat suatu negara lebih rentan terhadap tekanan ekonomi dari negara lain. Misalnya, sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh negara-negara lain dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik suatu negara. Di sisi lain, kekuatan ekonomi yang besar dapat memberikan negara tersebut kekuatan politik yang lebih besar dalam mengatur aturan perdagangan internasional atau mempengaruhi kebijakan luar negeri negara lain.
Ketiga, konflik internasional seringkali muncul sebagai akibat dari persaingan kekuatan geopolitik atau ketegangan ekonomi antara negara-negara. Misalnya, persaingan untuk kontrol sumber daya alam yang penting seperti minyak atau gas alam dapat memicu konflik teritori atau perang saudara di beberapa wilayah. Konflik ekonomi seperti perang perdagangan juga dapat memperburuk hubungan antar negara dan meningkatkan risiko konflik bersenjata.
Dalam mengatasi kompleksitas interaksi antara geopolitik, ekonomi global, dan konflik internasional, penting untuk mengadopsi pendekatan yang holistik dan berbasis teori ekonomi. Kerja sama internasional yang didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi seperti keadilan perdagangan, pembangunan berkelanjutan, dan pengendalian konflik bersenjata dapat membantu mengurangi ketegangan antar negara dan menciptakan lingkungan yang lebih stabil untuk pertumbuhan ekonomi global.
Hubungan antara geopolitik, ekonomi global, dan konflik internasional adalah kompleks dan saling terkait. Dengan memahami interaksi antara ketiganya dari perspektif teori ekonomi, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di dunia internasional.
Konflik internasional seringkali memiliki dampak yang signifikan pada pasar dunia, mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, perdagangan internasional, investasi, dan stabilitas politik global. Dalam konteks ini, teori ekonomi memberikan wawasan yang berharga untuk memahami dinamika kompleks yang terjadi.
Dalam konteks ekonomi global, konflik internasional memiliki dampak yang signifikan pada pasar dunia. Ketika terjadi konflik antara dua atau lebih negara, aliran perdagangan internasional dapat terganggu. Misalnya, negara-negara yang terlibat dalam konflik mungkin memberlakukan embargo atau sanksi ekonomi terhadap satu sama lain, menghambat aliran barang dan jasa lintas batas. Hal ini dapat menyebabkan penurunan volume perdagangan global dan mengganggu rantai pasok global.
Dampak lain dari konflik internasional terhadap pasar dunia adalah volatilitas pasar keuangan. Ketika terjadi ketegangan geopolitik atau konflik bersenjata, investor cenderung mencari perlindungan di aset-aset safe haven, seperti emas atau obligasi pemerintah yang dianggap lebih stabil. Akibatnya, harga aset berisiko dapat mengalami penurunan tajam, sementara harga aset safe haven dapat naik. Selain itu, fluktuasi mata uang juga sering terjadi dalam situasi konflik internasional yang meningkatkan ketidakpastian pasar.
Dari sudut pandang geopolitik, konflik internasional dapat memicu ketegangan antar negara dan memperburuk hubungan diplomatik. Hal ini dapat mengganggu kerja sama internasional dalam mengatasi masalah ekonomi global, seperti perubahan iklim atau krisis kemanusiaan. Selain itu, konflik internasional juga dapat memicu perubahan dalam struktur kekuasaan global, dengan negara-negara yang terlibat dalam konflik berusaha memperkuat posisi mereka di tingkat regional atau global.
Dalam mengakhiri, konflik internasional memiliki dampak yang kompleks dan luas pada pasar dunia, baik dari sudut pandang ekonomi global maupun geopolitik. Untuk mengatasi dampak negatifnya, kerja sama internasional dan diplomasi ekonomi menjadi penting. Upaya untuk meredakan ketegangan politik dan mempromosikan perdamaian antara negara-negara yang terlibat dalam konflik dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih stabil untuk pertumbuhan ekonomi global.
Salah satu dampak utama konflik internasional adalah gangguan terhadap perdagangan internasional. Konflik bersenjata, embargo, atau sanksi ekonomi dapat mengganggu aliran barang dan jasa antar negara. Hal ini dapat menyebabkan penurunan ekspor dan impor, yang pada gilirannya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi global. Contohnya adalah konflik perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang telah mengganggu rantai pasok global dan menyebabkan ketidakpastian di pasar dunia.
Salah satu dampak utama konflik internasional adalah gangguan terhadap perdagangan internasional. Ketika terjadi konflik antara dua negara atau lebih, aliran perdagangan dapat terganggu secara signifikan. Salah satu bentuk gangguan perdagangan adalah penerapan sanksi ekonomi atau embargo oleh negara-negara yang terlibat dalam konflik.
Penerapan sanksi ekonomi atau embargo dapat mengakibatkan pembatasan atau larangan impor dan ekspor antara negara-negara tersebut. Sebagai contoh, sebuah negara dapat melarang ekspor barang tertentu ke negara lain yang menjadi sasaran sanksi, atau menghentikan impor barang tertentu dari negara tersebut. Hal ini dapat mengganggu aliran barang dan jasa lintas batas, menyebabkan penurunan volume perdagangan dan mengganggu rantai pasok global.
Selain itu, konflik internasional juga dapat meningkatkan ketidakpastian di pasar internasional. Ketika terjadi ketegangan geopolitik atau ancaman konflik bersenjata, pelaku ekonomi cenderung menjadi lebih hati-hati dalam melakukan transaksi lintas batas. Perusahaan mungkin menunda keputusan investasi atau ekspansi bisnis mereka, sementara konsumen dapat mengurangi pengeluaran mereka karena ketidakpastian tentang masa depan.
Akibatnya, perdagangan internasional dapat mengalami penurunan yang signifikan selama periode konflik. Penurunan perdagangan ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara-negara yang terlibat dalam konflik, tetapi juga dapat mempengaruhi ekonomi global secara keseluruhan. Selain itu, gangguan perdagangan internasional juga dapat menyebabkan peningkatan harga barang tertentu, mengurangi ketersediaan barang di pasar global, dan mengganggu stabilitas ekonomi global secara keseluruhan.
Dalam menghadapi dampak gangguan perdagangan internasional akibat konflik internasional, penting bagi negara-negara untuk mencari solusi damai dan berupaya menjaga stabilitas politik dan ekonomi regional maupun global. Kerja sama internasional dan diplomasi ekonomi dapat menjadi kunci untuk mengatasi ketegangan perdagangan dan membangun lingkungan yang lebih stabil bagi perdagangan internasional yang berkelanjutan.
Selain itu, konflik internasional juga dapat memicu volatilitas pasar keuangan global. Investor cenderung bereaksi terhadap ketidakpastian politik dan konflik dengan menjual aset-aset berisiko dan mencari perlindungan di aset-aset safe haven seperti obligasi pemerintah atau emas. Hal ini dapat menyebabkan fluktuasi tajam dalam harga aset dan tekanan pada mata uang tertentu. Misalnya, ketika terjadi ketegangan geopolitik di Timur Tengah, harga minyak dunia cenderung naik karena pasar khawatir akan gangguan pasokan.
Selain mengganggu perdagangan internasional, konflik internasional juga dapat memicu volatilitas pasar keuangan global. Ketika terjadi ketegangan geopolitik atau ancaman konflik bersenjata antara negara-negara, pasar keuangan seringkali merespons dengan meningkatnya ketidakpastian dan fluktuasi harga yang tajam.
Salah satu dampak langsung dari konflik internasional terhadap pasar keuangan adalah peningkatan volatilitas harga aset-aset finansial. Investor seringkali bereaksi terhadap perkembangan geopolitik dengan menjual aset berisiko dan mencari perlindungan di aset safe haven yang dianggap lebih stabil, seperti obligasi pemerintah atau logam mulia. Akibatnya, harga saham, obligasi, dan mata uang dapat mengalami fluktuasi yang signifikan dalam waktu singkat.
Selain itu, konflik internasional juga dapat memicu pergerakan modal yang besar di pasar keuangan global. Investor yang khawatir akan dampak konflik terhadap portofolio investasi mereka cenderung melakukan realokasi modal atau menarik investasi dari negara-negara yang terlibat dalam konflik. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan nilai tukar mata uang, peningkatan suku bunga, atau krisis keuangan di beberapa pasar keuangan.
Dampak konflik internasional terhadap volatilitas pasar keuangan juga dapat merambat ke pasar-pasar lain di seluruh dunia. Keterkaitan yang semakin erat antara pasar keuangan global memungkinkan pergerakan harga aset yang terjadi di satu wilayah dapat dengan cepat menyebar ke wilayah lainnya. Sebagai contoh, perkembangan negatif di pasar keuangan Asia dapat memicu penurunan pasar saham di Amerika Serikat atau Eropa.
Dalam menghadapi volatilitas pasar keuangan yang disebabkan oleh konflik internasional, penting bagi pemerintah dan otoritas keuangan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas pasar. Intervensi pasar, pengawasan lebih ketat, atau intervensi kebijakan moneter dapat menjadi langkah-langkah yang diambil untuk meredakan ketidakpastian dan mengurangi risiko kegagalan sistemik di pasar keuangan global.
Konflik internasional memiliki dampak yang signifikan pada volatilitas pasar keuangan global. Melalui respons cepat dan tindakan yang tepat, pemerintah dan otoritas keuangan dapat membantu menjaga stabilitas pasar dan mengurangi risiko dampak negatif yang lebih luas pada ekonomi global.
Dampak lain dari konflik internasional adalah penurunan investasi langsung asing (FDI). Negara-negara yang terlibat dalam konflik sering kali dianggap sebagai lingkungan yang tidak stabil bagi investasi. Investor cenderung menghindari risiko politik dan mencari peluang investasi yang lebih aman. Akibatnya, negara-negara yang terkena dampak konflik dapat mengalami penurunan arus masuk FDI, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur.
Dampak lain dari konflik internasional adalah penurunan investasi langsung asing (FDI). FDI adalah aliran modal yang penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara, yang mencakup investasi dalam bentuk pembangunan pabrik, infrastruktur, atau akuisisi perusahaan di negara lain. Namun, konflik internasional dapat menimbulkan ketidakpastian politik dan risiko keamanan yang menghalangi investor asing untuk melakukan investasi di negara-negara yang terlibat dalam konflik.
Salah satu alasan utama penurunan FDI selama konflik internasional adalah ketidakpastian politik yang meningkat. Investor asing cenderung mencari lingkungan investasi yang stabil dan dapat diprediksi untuk mengurangi risiko bisnis mereka. Konflik internasional dapat menciptakan ketidakpastian politik yang signifikan, termasuk risiko perubahan kebijakan, konflik militer, atau kerusuhan sosial yang mengganggu operasi bisnis dan mengurangi prospek profitabilitas jangka panjang.
Selain itu, konflik internasional juga dapat meningkatkan risiko keamanan bagi investor asing. Konflik bersenjata atau kekerasan politik dapat mengancam keselamatan dan keamanan personel, aset, dan operasi bisnis investor asing di negara-negara yang terlibat dalam konflik. Sebagai hasilnya, investor cenderung menunda atau mengurangi rencana investasi mereka, atau bahkan menarik modal mereka dari negara yang terlibat dalam konflik untuk melindungi aset mereka.
Dampak penurunan FDI akibat konflik internasional dapat menjadi signifikan bagi ekonomi negara yang terlibat. Penurunan investasi asing dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang, mengurangi penciptaan lapangan kerja, dan menghambat transfer teknologi dan pengetahuan ke negara tersebut. Selain itu, penurunan FDI juga dapat memperburuk neraca pembayaran negara dan membatasi kemampuan untuk mengakses modal asing yang diperlukan untuk pembangunan ekonomi.
Dalam mengatasi dampak penurunan FDI akibat konflik internasional, penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang mempromosikan stabilitas politik, keamanan, dan ketertiban dalam negeri. Melalui upaya-upaya untuk meredakan ketegangan politik, memperkuat keamanan nasional, dan memperbaiki iklim investasi, negara-negara dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk menarik investasi asing dan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Penurunan investasi langsung asing (FDI) adalah salah satu dampak negatif yang signifikan dari konflik internasional. Dengan mengurangi ketidakpastian politik dan meningkatkan keamanan nasional, negara-negara dapat menciptakan lingkungan investasi yang lebih menarik dan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Namun demikian, tidak semua dampak konflik internasional bersifat negatif. Beberapa negara dapat mengalami manfaat ekonomi jangka pendek dari konflik, terutama jika mereka memiliki industri pertahanan yang berkembang pesat. Produksi senjata dan peralatan militer dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi negara-negara produsen. Selain itu, konflik juga dapat mendorong inovasi teknologi militer, yang pada gilirannya dapat memicu pertumbuhan sektor teknologi dan industri terkait.
Namun demikian, tidak semua dampak konflik internasional bersifat negatif. Meskipun konflik internasional seringkali dianggap sebagai ancaman bagi perdamaian dan stabilitas global, ada beberapa situasi di mana konflik tersebut dapat memiliki dampak yang kompleks dan bahkan dapat memberikan beberapa manfaat tertentu.
Salah satu dampak positif dari konflik internasional adalah kemungkinan munculnya inovasi dan kemajuan teknologi. Selama konflik, negara-negara seringkali mengalokasikan sumber daya tambahan untuk penelitian dan pengembangan teknologi militer atau keamanan. Sebagai hasilnya, terkadang terjadi percepatan dalam pengembangan teknologi baru, yang kemudian dapat diadopsi dan diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi sipil. Contohnya adalah perkembangan teknologi internet yang awalnya dikembangkan untuk keperluan militer, namun kemudian menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital global.
Selain itu, konflik internasional juga dapat memicu restrukturisasi ekonomi dan transformasi struktural dalam suatu negara. Ketika terjadi konflik, negara seringkali dipaksa untuk mengevaluasi kembali prioritas ekonomi dan alokasi sumber daya mereka. Hal ini dapat memicu reformasi ekonomi dan investasi dalam sektor-sektor yang dianggap strategis untuk keamanan nasional, seperti industri pertahanan, infrastruktur, atau energi. Sebagai contoh, setelah Perang Dunia II, banyak negara mengalami periode pembangunan ekonomi yang pesat sebagai hasil dari investasi besar-besaran dalam infrastruktur dan industri.
Selain itu, konflik internasional juga dapat memunculkan kesadaran internasional dan solidaritas di antara negara-negara yang terlibat atau komunitas internasional secara luas. Ketika terjadi konflik, negara-negara seringkali saling mendukung atau bersatu untuk mengatasi ancaman bersama, baik dalam bentuk bantuan kemanusiaan, bantuan pembangunan, atau dukungan politik. Hal ini dapat menciptakan peluang untuk memperkuat kerja sama internasional dan membangun hubungan yang lebih kuat di masa depan.
Meskipun konflik internasional seringkali dianggap sebagai ancaman bagi perdamaian dan stabilitas global, ada beberapa dampak positif yang juga dapat muncul dari situasi konflik tersebut. Dengan memahami dampak yang kompleks ini, penting bagi negara-negara dan komunitas internasional untuk merespons konflik dengan bijaksana dan memperhatikan baik dampak negatif maupun potensi manfaat yang dapat muncul dari situasi tersebut.
Untuk mengatasi dampak negatif konflik internasional terhadap pasar dunia, kerja sama internasional dan diplomasi ekonomi menjadi krusial. Negosiasi perdagangan yang adil, resolusi konflik yang berkelanjutan, dan pembentukan aliansi ekonomi dapat membantu mengurangi ketidakpastian dan mempromosikan stabilitas ekonomi global. Selain itu, diversifikasi ekonomi dan kemandirian dalam pasokan barang dan energi juga merupakan strategi penting untuk mengurangi kerentanan terhadap gangguan eksternal.
Konflik internasional memiliki dampak yang kompleks dan seringkali merugikan pada pasar dunia. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang dinamika ekonomi global dan geopolitik, serta kerja sama internasional yang efektif, dampak negatif tersebut dapat dikelola dan mitigasi, menciptakan kondisi yang lebih stabil dan sejahtera bagi pertumbuhan ekonomi global.
Referensi:
- Baldwin, Richard E. "The great convergence: Information technology and the new globalization." Harvard University Press, 2016.
- Bown, Chad P. "The Trump administration's trade wars." Journal of Economic Perspectives 33, no. 4 (2019): 187-210.
- Bown, Chad P. "The Trump administration's trade wars." Journal of Economic Perspectives 33, no. 4 (2019): 187-210.
- Brzezinski, Zbigniew. "The grand chessboard: American primacy and its geostrategic imperatives." Basic Books, 1997.
- Collier, Paul. "The bottom billion: Why the poorest countries are failing and what can be done about it." Oxford University Press, 2007.
- Dunning, John H. "Multinational enterprises and the global economy." Addison-Wesley Longman Ltd, 1993.
- Eichengreen, Barry. "Globalizing capital: A history of the international monetary system." Princeton University Press, 2008.
- Farzanegan, Mohammad Reza, and Gunther Markwardt. "The effects of oil price shocks on the Iranian economy." Energy Economics 34, no. 3 (2012): 598-607.
- Fearon, James D. "Rationalist explanations for war." International organization 49, no. 3 (1995): 379-414.
- Frieden, Jeffry A. "Global capitalism: Its fall and rise in the twentieth century." WW Norton & Company, 2006.
- Gartzke, Erik. "The capitalist peace." American Journal of Political Science 51, no. 1 (2007): 166-191.
- Hill, Charles W. L., and Thomas McKaig. International Business: Competing in the Global Marketplace. McGraw-Hill Education, 2019.
- Irwin, Douglas A. "Clashing over commerce: A history of US trade policy." University of Chicago Press, 2017.
- Kaldor, Mary. "New and old wars: Organized violence in a global era." Stanford University Press, 2012.
- Kaplan, Robert D. "The revenge of geography: What the map tells us about coming conflicts and the battle against fate." Random House LLC, 2012.
- Krugman, Paul R., Maurice Obstfeld, and Marc J. Melitz. International Economics: Theory and Policy. Pearson Education, 2020.
- Mansfield, Edward D., and Helen V. Milner. "Votes, vetoes, and the political economy of international trade agreements." Princeton University Press, 2012.
- Mearsheimer, John J. "The tragedy of great power politics." WW Norton & Company, 2014.
- Moran, Theodore H., Edward M. Graham, and Magnus Blomstrm. "Does foreign direct investment promote development?." Peterson Institute, 2005.
- Obstfeld, Maurice, and Alan M. Taylor. "Global capital markets: Integration, crisis, and growth." Cambridge University Press, 2004.
- Pinker, Steven. "The better angels of our nature: Why violence has declined." Penguin Books, 2012.
- Reinhart, Carmen M., and Kenneth S. Rogoff. "This time is different: Eight centuries of financial folly." Princeton University Press, 2009.
- Rodrik, Dani. "The globalization paradox: Democracy and the future of the world economy." WW Norton & Company, 2011.
- Spykman, Nicholas J. "The geography of the peace." Harcourt, Brace & Company, 1944.
- UNCTAD. "World Investment Report 2021: Investment and Digitalization." United Nations Conference on Trade and Development, 2021.
- Waltz, Kenneth N. "Theory of international politics." McGraw-Hill Education, 1979.