Referensi: Brynjolfsson, E., & McAfee, A. (2014). The second machine age: Work, progress, and prosperity in a time of brilliant technologies. WW Norton & Company.
Namun, disrupsi teknologi juga membawa peluang baru. Perusahaan yang mampu menangkap tren teknologi baru dan beradaptasi dengan cepat dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang signifikan. Hal ini mendorong inovasi, meningkatkan efisiensi, dan memacu pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Referensi: Westerman, G., Bonnet, D., & McAfee, A. (2014). Leading digital: Turning technology into business transformation. Harvard Business Press.
Dengan demikian, konsep disrupsi teknologi mencerminkan realitas dinamika ekonomi modern di mana perubahan teknologi menjadi salah satu kekuatan utama yang membentuk dan mengubah struktur ekonomi dan model bisnis. Bagi perusahaan dan pemangku kepentingan ekonomi lainnya, penting untuk mengakui perubahan ini dan beradaptasi dengan cepat untuk memanfaatkan peluang yang muncul dari disrupsi teknologi.
Misalnya, kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi telah menimbulkan kekhawatiran tentang hilangnya pekerjaan manusia dan ketimpangan ekonomi. Meskipun teknologi memberikan banyak manfaat, termasuk peningkatan efisiensi dan produktivitas, ada kekhawatiran bahwa implementasi teknologi canggih dapat menggantikan pekerjaan manusia dengan sistem otomatis yang tidak memerlukan upah atau manfaat.
Referensi: Acemoglu, D., & Restrepo, P. (2019). Automation and new tasks: How technology displaces and reinstates labor. Journal of Economic Perspectives, 33(2), 3-30.
Pekerjaan yang cenderung terotomatisasi adalah pekerjaan yang bersifat rutin dan dapat diprediksi, seperti pekerjaan di bidang manufaktur, administrasi, atau layanan pelanggan. Kecerdasan buatan dan robotika mampu mengambil alih tugas-tugas ini dengan lebih cepat, akurat, dan efisien daripada manusia, sehingga mengarah pada potensi hilangnya jutaan pekerjaan di berbagai sektor.
Referensi: Frey, C. B., & Osborne, M. A. (2017). The future of employment: How susceptible are jobs to computerisation?. Technological Forecasting and Social Change, 114, 254-280.
Ketika pekerjaan manusia digantikan oleh teknologi, hal ini dapat menyebabkan ketimpangan ekonomi yang lebih besar. Pekerjaan yang mudah terotomatisasi cenderung berada di tingkat upah yang lebih rendah, yang dapat memperburuk kesenjangan pendapatan antara pekerja dengan keterampilan tinggi dan rendah. Selain itu, kemampuan teknologi untuk memperkuat kekuatan pasar perusahaan besar dapat mengurangi daya tawar pekerja dan meningkatkan ketidaksetaraan upah.
Referensi: Autor, D. H., Katz, L. F., & Kearney, M. S. (2008). Trends in US wage inequality: Revising the revisionists. The Review of Economics and Statistics, 90(2), 300-323.
Namun, penting untuk diingat bahwa teknologi juga menciptakan peluang baru. Sementara beberapa pekerjaan mungkin terotomatisasi, teknologi juga menciptakan permintaan baru untuk pekerjaan di bidang teknologi informasi, analisis data, dan pengembangan software. Selain itu, teknologi dapat meningkatkan produktivitas keseluruhan ekonomi, yang pada gilirannya dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.