Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eid Mubarak 125: Kohesi Sosial Pasca Idul Fitri

4 Mei 2024   08:57 Diperbarui: 4 Mei 2024   09:02 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Contoh Penguatan Kohesi Sosial dan Solidaritas Masyarakat:

  1. Program Bantuan Sosial: Misalnya, program bantuan makanan bagi keluarga miskin atau program beasiswa pendidikan bagi anak-anak dari latar belakang ekonomi rendah memperkuat kohesi sosial dengan mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan solidaritas antaranggota masyarakat.
  2. Proyek Pembangunan Infrastruktur Lokal: Membangun jembatan, jalan, atau sistem air bersih tidak hanya meningkatkan aksesibilitas fisik tetapi juga memperkuat kohesi sosial dengan memfasilitasi interaksi dan pertukaran antaranggota masyarakat yang berbeda.
  3. Kegiatan Gotong Royong: Tradisi gotong royong, seperti membersihkan lingkungan atau memperbaiki fasilitas umum secara bersama-sama, tidak hanya memperbaiki lingkungan fisik tetapi juga memperkuat hubungan sosial dan rasa solidaritas dalam masyarakat.

Dalam konteks ilmu ekonomi, kohesi sosial dan solidaritas masyarakat memiliki implikasi yang signifikan terhadap dinamika ekonomi suatu negara atau komunitas. Berikut adalah beberapa aspek kohesi sosial dan solidaritas masyarakat yang dapat dianalisis dari perspektif ekonomi:

Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan: Kohesi sosial yang kuat dalam masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Solidaritas yang tinggi dapat mendorong kerjasama antarindividu dan kelompok dalam menciptakan peluang ekonomi, seperti pembentukan koperasi, kemitraan usaha kecil, dan program pengembangan ekonomi lokal.

Stabilitas Pasar dan Investasi: Solidaritas masyarakat dapat mengurangi ketidakpastian ekonomi dan meningkatkan kepercayaan investor. Ketika masyarakat merasa terhubung dan saling mendukung, mereka cenderung lebih stabil dalam menghadapi tantangan ekonomi, seperti fluktuasi pasar atau krisis keuangan.

Distribusi Pendapatan yang Adil: Kohesi sosial yang kuat dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial dalam masyarakat. Solidaritas yang tinggi dapat mendorong adopsi kebijakan redistribusi pendapatan yang lebih adil, seperti pajak progresif atau program bantuan sosial, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Penguatan Kapasitas Ekonomi Lokal: Solidaritas masyarakat dapat menjadi fondasi bagi pembangunan ekonomi lokal yang berkelanjutan. Melalui kerjasama antaranggota masyarakat, baik dalam hal pemasaran produk lokal, pembangunan infrastruktur, atau pengembangan sumber daya manusia, kohesi sosial dapat menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan.

Inovasi dan Kreativitas: Kohesi sosial yang tinggi dapat memfasilitasi kolaborasi antarindividu dan kelompok dalam menciptakan inovasi dan solusi kreatif untuk masalah ekonomi dan sosial. Solidaritas yang kuat dapat mengurangi hambatan untuk berbagi pengetahuan, sumber daya, dan ide, yang pada gilirannya dapat mempercepat proses inovasi dan pembangunan ekonomi.

Dengan demikian, dari perspektif ilmu ekonomi, kohesi sosial dan solidaritas masyarakat bukan hanya aspek sosial, tetapi juga memiliki implikasi yang besar terhadap kesejahteraan ekonomi suatu negara atau komunitas. Investasi dalam memperkuat kohesi sosial dan solidaritas dapat menjadi strategi yang efektif dalam mempromosikan pembangunan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan.

Sebagai ilmu yang mempelajari alokasi sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia, ilmu ekonomi memberikan pandangan yang menarik terkait dengan fenomena sosial pasca-Idul Fitri. Salah satu konsep utama dalam ilmu ekonomi adalah teori perubahan perilaku konsumen, yang mengemukakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, termasuk norma, nilai, dan budaya.

Pada konteks pasca-Idul Fitri, terlihat peningkatan signifikan dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Data menunjukkan bahwa belanja konsumen meningkat secara substansial selama periode ini, terutama dalam sektor makanan, pakaian, dan hiburan. Ini menandakan adanya fenomena "lebaran" di mana masyarakat cenderung meningkatkan tingkat konsumsi mereka untuk merayakan akhir bulan suci.

Namun, apa yang membuat fenomena ini menarik dari sudut pandang ekonomi adalah tidak hanya peningkatan konsumsi barang dan jasa, tetapi juga meningkatnya pemberian sumbangan dan zakat. Dalam perspektif ekonomi, tindakan ini dapat dijelaskan melalui konsep utilitas altruis, di mana individu merasa mendapatkan kepuasan atau utilitas tambahan dari memberikan kepada orang lain, terutama kepada mereka yang kurang beruntung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun