Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eid Mubarak 125: Kohesi Sosial Pasca Idul Fitri

4 Mei 2024   08:57 Diperbarui: 4 Mei 2024   09:02 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penguatan Kohesi Sosial dan Solidaritas Masyarakat Pasca Idul Fitri: Perspektif Ilmu Ekonomi

Setiap tahun, momentum Idul Fitri tidak hanya menjadi momen keagamaan bagi umat Islam, tetapi juga menyiratkan makna sosial yang dalam dalam masyarakat. Selama bulan Ramadhan, praktik-praktik ibadah seperti puasa, shalat, dan zakat tidak hanya meneguhkan ikatan spiritual, tetapi juga memperkuat kohesi sosial dan solidaritas antarindividu dalam masyarakat. Namun, pertanyaannya adalah: bagaimana dampak Idul Fitri terhadap penguatan kohesi sosial dan solidaritas masyarakat, terutama dalam perspektif ilmu ekonomi?

Definisi Kohesi Sosial dan Solidaritas Masyarakat:

Kohesi sosial adalah konsep yang merujuk pada kekuatan atau kepadatan hubungan antarindividu dalam suatu masyarakat yang memperkuat rasa persatuan, saling pengertian, dan keterlibatan bersama. Ini mencakup ikatan sosial, nilai-nilai bersama, dan identitas kolektif yang menghubungkan anggota masyarakat. Solidaritas masyarakat, di sisi lain, merujuk pada rasa persaudaraan, dukungan, dan tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan bersama atau mengatasi tantangan yang dihadapi masyarakat.

Jenis Kohesi Sosial dan Solidaritas Masyarakat:

  1. Kohesi Emosional: Terdiri dari ikatan afektif atau emosional antarindividu dalam masyarakat. Ini mencakup rasa kasih sayang, simpati, dan rasa solidaritas yang timbul dari pengalaman bersama atau persamaan nilai dan identitas.
  2. Kohesi Struktural: Merujuk pada hubungan formal atau struktural antarindividu dalam masyarakat, seperti keluarga, lembaga sosial, atau organisasi. Ini mencakup jaringan sosial, institusi, dan pola interaksi yang memperkuat hubungan dan keterlibatan antaranggota masyarakat.
  3. Kohesi Kultural: Terdiri dari kesamaan nilai, norma, dan budaya yang dipegang oleh anggota masyarakat. Ini mencakup identitas budaya, agama, bahasa, dan tradisi yang mengikat bersama anggota masyarakat.

Bentuk Kohesi Sosial dan Solidaritas Masyarakat:

  1. Kohesi Keluarga: Hubungan antaranggota keluarga yang erat dan saling mendukung memperkuat kohesi sosial. Aktivitas bersama, komunikasi terbuka, dan pemberian dukungan emosional adalah bentuk kohesi keluarga yang penting.
  2. Kohesi Agama: Keanggotaan dalam agama atau keyakinan tertentu dapat memperkuat kohesi sosial melalui praktik ibadah bersama, nilai-nilai moral yang dibagikan, dan solidaritas antarumat beragama.
  3. Kohesi Komunitas: Hubungan antaranggota komunitas yang didasarkan pada kepentingan bersama, partisipasi aktif, dan dukungan reciprokal memperkuat kohesi sosial. Gotong royong, kegiatan sosial, dan kegiatan keagamaan adalah bentuk kohesi komunitas yang umum.

Contoh Kohesi Sosial dan Solidaritas Masyarakat:

  1. Pendekatan Gotong Royong: Praktik gotong royong, di mana anggota masyarakat secara sukarela bekerja sama untuk kepentingan bersama seperti membersihkan lingkungan atau memperbaiki infrastruktur, adalah contoh kohesi sosial yang kuat.
  2. Solidaritas dalam Krisis: Respons solidaritas masyarakat dalam mengatasi bencana alam atau krisis kemanusiaan menunjukkan kohesi sosial yang kuat di antara anggota masyarakat yang bersatu untuk membantu yang membutuhkan.
  3. Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Program-program yang mempromosikan kewirausahaan lokal, perdagangan adil, dan kerja sama antaranggota masyarakat dalam mengembangkan ekonomi lokal memperkuat solidaritas dan kohesi sosial dalam membangun keberlanjutan ekonomi.


Definisi Penguatan Kohesi Sosial dan Solidaritas Masyarakat:

Kohesi sosial merujuk pada kekuatan atau kekuatan yang menjaga bersatunya masyarakat. Ini mencakup ikatan dan hubungan antara individu-individu dalam masyarakat yang mempromosikan kesatuan, saling pengertian, dan kerjasama. Solidaritas masyarakat, di sisi lain, mengacu pada rasa persatuan, dukungan, dan keterlibatan bersama dalam mencapai tujuan yang sama atau mengatasi tantangan yang dihadapi masyarakat.

Jenis Penguatan Kohesi Sosial dan Solidaritas Masyarakat:

  1. Penguatan Institusi Sosial: Melibatkan penguatan lembaga-lembaga sosial seperti keluarga, sekolah, agama, dan organisasi masyarakat sipil. Institusi-institusi ini membantu mengajarkan nilai-nilai, norma-norma, dan keterampilan yang mendorong kohesi sosial dan solidaritas.
  2. Penguatan Hubungan Antarindividu: Ini mencakup pembangunan hubungan antarindividu yang didasarkan pada saling pengertian, kepercayaan, dan dukungan. Komunikasi yang terbuka, empati, dan kolaborasi menjadi kunci dalam memperkuat kohesi sosial melalui hubungan interpersonal yang sehat.
  3. Penguatan Identitas dan Keberagaman: Menghargai dan merayakan keberagaman dalam masyarakat adalah langkah penting dalam memperkuat kohesi sosial. Ini termasuk mempromosikan kesadaran akan identitas budaya, suku, agama, dan lainnya, sambil menekankan nilai-nilai persatuan dan kesatuan.
  4. Penguatan Partisipasi Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan dan pengambilan keputusan lokal memperkuat kohesi sosial. Ketika masyarakat merasa memiliki peran yang penting dalam membentuk masa depan mereka, solidaritas dan rasa tanggung jawab bersama berkembang.

Bentuk Penguatan Kohesi Sosial dan Solidaritas Masyarakat:

  1. Pendidikan dan Pemberdayaan: Program-program pendidikan dan pelatihan yang mempromosikan nilai-nilai sosial, keterampilan interpersonal, dan keadilan sosial dapat memperkuat kohesi sosial dan solidaritas masyarakat.
  2. Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan: Mengorganisir kegiatan sosial seperti aksi sukarela, kampanye amal, dan program kemanusiaan membantu membangun solidaritas dan menunjukkan dukungan terhadap sesama.
  3. Pengembangan Infrastruktur Komunitas: Membangun infrastruktur fisik dan sosial seperti taman kota, tempat ibadah bersama, dan pusat kegiatan masyarakat memfasilitasi interaksi sosial dan memperkuat rasa kebersamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun