5. Tingkat Pengangguran dan Pendapatan
Tingkat pengangguran yang tinggi dan pendapatan yang rendah juga berkontribusi terhadap penurunan daya beli dan konsumsi pada musim Lebaran. Masyarakat yang mengalami pengangguran atau memiliki pendapatan yang rendah cenderung memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan untuk berbelanja, terutama selama periode yang memerlukan pengeluaran tambahan seperti musim Lebaran.
Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa penurunan daya beli dan konsumsi pada musim Lebaran dipengaruhi oleh sejumlah faktor ekonomi yang saling terkait. Inflasi, kenaikan harga BBM, fluktuasi harga pangan, kebijakan moneter, dan tingkat pengangguran serta pendapatan adalah beberapa faktor yang memainkan peran kunci dalam menentukan tingkat konsumsi masyarakat selama periode ini. Oleh karena itu, untuk mengatasi penurunan ini, diperlukan upaya terkoordinasi dari pemerintah, regulator, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk menciptakan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif dan stabil, serta mengurangi tekanan inflasi dan biaya hidup bagi masyarakat.
Perlu dipahami bahwa faktor-faktor eksternal dan internal berperan dalam fenomena ini. Salah satu faktor eksternal yang signifikan adalah kondisi ekonomi global. Peningkatan harga komoditas global, terutama minyak dan pangan, telah memberikan tekanan tambahan pada perekonomian domestik, mengurangi daya beli masyarakat secara keseluruhan.
Di sisi lain, faktor internal seperti kebijakan fiskal dan moneter juga berpengaruh. Peningkatan suku bunga oleh bank sentral, misalnya, dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk berbelanja karena biaya pinjaman yang lebih tinggi. Kebijakan penghematan anggaran pemerintah juga dapat mengurangi belanja publik yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.
Dampak Terhadap Perekonomian
Musim Lebaran, sebagai salah satu momen penting dalam kalender keagamaan di Indonesia, seringkali diidentifikasi dengan peningkatan aktivitas konsumsi. Namun, penurunan dalam daya beli dan konsumsi selama periode ini telah menjadi perhatian serius bagi perekonomian. Disini, kita akan menggali dampak dari penurunan tersebut terhadap berbagai aspek perekonomian dari sudut pandang ekonomi.
1. Penurunan Pendapatan Pedagang dan Pemilik Usaha
Salah satu dampak utama dari penurunan daya beli dan konsumsi selama musim Lebaran adalah penurunan pendapatan bagi para pedagang dan pemilik usaha. Penjualan yang menurun mengakibatkan pengurangan pendapatan, terutama bagi pedagang kecil dan pemilik usaha mikro. Ini dapat menyebabkan kesulitan finansial bagi mereka dan bahkan mengancam kelangsungan usaha mereka. Data dari Kementerian Koperasi dan UKM mencatat bahwa sebagian besar usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia mengalami penurunan omset selama musim Lebaran dalam beberapa tahun terakhir.
2. Penurunan Produksi dan Penyerapan Tenaga Kerja
Penurunan konsumsi selama musim Lebaran juga berdampak pada sektor produksi dan penyerapan tenaga kerja. Ketika permintaan atas barang dan jasa menurun, produsen cenderung mengurangi produksi mereka. Ini dapat mengakibatkan penurunan penyerapan tenaga kerja, terutama di sektor-sektor yang terkait dengan industri barang konsumsi. Data dari BPS menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia cenderung meningkat selama periode musim Lebaran dalam beberapa tahun terakhir.