Selain itu, penting untuk memastikan bahwa upah minimum diterapkan secara adil dan tidak diskriminatif terhadap kelompok-kelompok tertentu, seperti pekerja perempuan, pekerja migran, atau pekerja informal.Â
Hal ini membutuhkan kerja sama yang kuat antara pemerintah, perusahaan, dan serikat pekerja untuk memastikan bahwa upah minimum diterapkan secara konsisten dan sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan.
Salah satu contoh negara yang telah berhasil mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi melalui penerapan upah minimum adalah Selandia Baru. Selandia Baru telah mengadopsi pendekatan yang holistik dalam menetapkan upah minimum yang memadai bagi para pekerjanya, yang pada gilirannya telah memberikan dampak positif yang signifikan pada tingkat kesetaraan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Penerapan upah minimum yang adil dan memadai di Selandia Baru telah membantu mengurangi ketimpangan pendapatan antara kelompok kaya dan miskin. Dengan menetapkan upah minimum yang memadai, negara ini telah memastikan bahwa para pekerja, terutama yang berpenghasilan rendah, memiliki akses yang lebih besar terhadap penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Hal ini telah membantu mengurangi kesenjangan pendapatan yang merupakan salah satu penyebab utama ketimpangan sosial dan ekonomi.
Selain itu, penerapan upah minimum yang layak juga telah memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Para pekerja dengan upah yang lebih tinggi cenderung memiliki akses yang lebih besar terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan perumahan yang berkualitas. Ini telah membantu mengurangi ketimpangan dalam akses terhadap layanan-layanan penting ini dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Selain itu, penerapan upah minimum yang adil juga telah membantu mengurangi kesenjangan dalam akses terhadap kesempatan ekonomi di Selandia Baru. Para pekerja dengan upah yang lebih tinggi cenderung memiliki lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan untuk mengembangkan diri mereka dalam karier mereka. Hal ini telah membantu menciptakan lingkungan yang lebih merata bagi semua orang, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai potensi penuh mereka dalam kehidupan.
Salah satu faktor kunci keberhasilan Selandia Baru dalam mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi melalui upah minimum adalah pendekatan yang holistik dalam penetapan upah minimum.Â
Negara ini tidak hanya mempertimbangkan kebutuhan dasar para pekerja, tetapi juga memperhatikan faktor-faktor seperti inflasi, produktivitas ekonomi, dan standar hidup yang berlaku. Hal ini memastikan bahwa upah minimum yang ditetapkan mencerminkan kondisi ekonomi dan sosial yang sesungguhnya, sehingga memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
Selain itu, Selandia Baru juga memiliki mekanisme yang kuat untuk meninjau dan menyesuaikan upah minimum secara berkala sesuai dengan perubahan dalam ekonomi dan kebutuhan masyarakat. Ini memungkinkan negara tersebut untuk tetap responsif terhadap perubahan kondisi ekonomi dan memastikan bahwa upah minimum tetap relevan dan efektif dalam memenuhi kebutuhan para pekerja.
Namun, meskipun Selandia Baru telah berhasil mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi melalui penerapan upah minimum, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah risiko bahwa peningkatan upah minimum dapat menyebabkan pengurangan jumlah pekerjaan, terutama di sektor-sektor dengan margin keuntungan yang tipis.Â
Untuk mengatasi tantangan ini, perlu dilakukan kajian menyeluruh tentang dampak ekonomi dari peningkatan upah minimum dan adopsi kebijakan yang berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.