Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif: Permintaan dan Penawaran Global (100)

21 Februari 2024   04:46 Diperbarui: 21 Februari 2024   04:46 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara-negara yang Berjuang:

  1. Yemen: Yemen adalah contoh negara yang berjuang dalam memanfaatkan permintaan dan penawaran global untuk pertumbuhan ekonomi inklusif. Konflik bersenjata yang berkepanjangan dan ketidakstabilan politik telah menghambat kemampuan negara ini untuk terlibat dalam perdagangan internasional dan menarik investasi asing. Dampak dari konflik ini telah merugikan sektor pertanian, industri, dan jasa di Yemen, menyebabkan tingkat pengangguran yang tinggi dan kemiskinan yang meluas di antara penduduknya. Hambatan perdagangan dan kurangnya aksesibilitas pasar global menjadi kendala utama dalam upaya Yemen untuk mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif.
  2. Zimbabwe: Zimbabwe merupakan contoh negara yang menghadapi tantangan dalam memanfaatkan potensi permintaan dan penawaran global untuk pertumbuhan ekonomi inklusif. Masalah politik, korupsi, dan kurangnya kestabilan makroekonomi telah menghalangi upaya Zimbabwe dalam menarik investasi asing dan memperluas ekspornya ke pasar internasional. Selain itu, kekurangan infrastruktur yang memadai dan rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan tenaga kerja juga menjadi hambatan bagi Zimbabwe dalam bersaing di pasar global. Sebagai akibatnya, pertumbuhan ekonomi yang inklusif masih menjadi tantangan besar bagi negara ini.

Dengan melihat contoh-contoh di atas, kita dapat melihat bagaimana beberapa negara telah berhasil memanfaatkan permintaan dan penawaran global sebagai pilar pertumbuhan ekonomi inklusif, sementara negara lain masih berjuang untuk mencapai hal tersebut karena berbagai tantangan internal dan eksternal. Dalam konteks ini, penting bagi negara-negara yang berjuang untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi mereka dalam memanfaatkan potensi globalisasi untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun