Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif; Piramida Usia (35)

15 Februari 2024   09:52 Diperbarui: 15 Februari 2024   10:00 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Piramida usia suatu populasi adalah grafik atau diagram yang menggambarkan distribusi usia dari individu dalam populasi tersebut pada suatu titik waktu tertentu. Piramida usia biasanya memiliki dua sumbu: sumbu vertikal mewakili jumlah individu atau proporsi populasi dalam kelompok usia tertentu, sementara sumbu horizontal mewakili rentang usia.

Piramida usia dapat menunjukkan berbagai pola distribusi usia dalam populasi, termasuk jumlah dan proporsi individu dalam kelompok usia muda, usia produktif, dan usia lanjut. Berdasarkan bentuknya, piramida usia dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, seperti piramida usia yang berbentuk segitiga, piramida usia berbentuk lonceng, atau piramida usia yang berbentuk kolom.

Piramida usia memberikan informasi yang berharga tentang struktur demografi suatu populasi, yang dapat digunakan untuk menganalisis tren demografis, memprediksi perubahan sosial dan ekonomi di masa depan, serta merancang kebijakan publik terkait dengan pendidikan, kesehatan, perumahan, dan pensiun. Piramida usia juga penting untuk memahami implikasi perubahan demografis, seperti penuaan penduduk atau pertumbuhan populasi yang cepat, terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat.


Piramida usia suatu populasi dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi inklusif. Berikut adalah beberapa cara di mana piramida usia mempengaruhi aspek-aspek kunci pertumbuhan ekonomi yang inklusif:

  1. Tenaga Kerja Produktif: Piramida usia yang cenderung muda, dengan proporsi besar dari populasi berada dalam rentang usia produktif, dapat memberikan bonus demografi bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan lebih banyak orang yang berada dalam usia untuk bekerja, potensi tenaga kerja produktif lebih besar, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan produktivitas dan kontribusi pada pendapatan nasional.
  2. Konsumsi Domestik: Piramida usia yang muda juga cenderung meningkatkan permintaan konsumsi domestik. Generasi muda yang lebih besar cenderung memiliki kebutuhan konsumsi yang lebih tinggi, termasuk perumahan, pendidikan, dan barang konsumsi lainnya. Hal ini dapat memicu pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan penjualan dan investasi dalam sektor-sektor yang melayani kebutuhan konsumsi tersebut.
  3. Inovasi dan Kewirausahaan: Populasi yang lebih muda cenderung lebih inovatif dan kreatif, serta lebih cenderung untuk terlibat dalam kewirausahaan. Piramida usia yang muda dapat menciptakan lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan ekonomi inklusif dengan memfasilitasi inovasi, penciptaan lapangan kerja baru, dan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi baru.
  4. Tantangan Penuaan Penduduk: Di sisi lain, piramida usia yang miring ke atas dengan jumlah populasi yang lebih besar di kelompok usia lanjut dapat menimbulkan tantangan bagi pertumbuhan ekonomi inklusif. Hal ini karena peningkatan beban pada sistem pensiun, kesehatan, dan perawatan jangka panjang, yang dapat mengurangi sumber daya yang tersedia untuk investasi dalam infrastruktur, pendidikan, dan inovasi.
  5. Kebijakan Publik: Penting bagi pemerintah untuk merancang kebijakan yang sesuai dengan struktur piramida usia populasi mereka. Ini termasuk kebijakan untuk meningkatkan partisipasi tenaga kerja, meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan, serta mengembangkan sistem perlindungan sosial yang memadai untuk mengatasi tantangan yang terkait dengan perubahan demografi.

Dengan memahami pengaruh piramida usia terhadap pertumbuhan ekonomi inklusif, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mempromosikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif yang menguntungkan semua lapisan masyarakat.


Piramida usia yang ideal biasanya memiliki ciri-ciri berikut:

  1. Bentuk Tegak: Piramida usia yang ideal memiliki bentuk yang relatif tegak, artinya jumlah individu di setiap kelompok usia tidak terlalu berbeda secara signifikan. Hal ini menunjukkan keseimbangan yang baik antara generasi yang lebih muda dan generasi yang lebih tua dalam populasi.
  2. Proporsi yang Seimbang: Proporsi individu di setiap kelompok usia, seperti anak-anak, orang dewasa, dan lansia, relatif seimbang. Ini menunjukkan distribusi yang merata dari berbagai kelompok usia dalam populasi.
  3. Stabilitas dan Berkelanjutan: Piramida usia yang ideal mencerminkan stabilitas demografis yang berkelanjutan. Artinya, tidak ada perubahan drastis dalam distribusi usia dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  4. Keseimbangan Gender: Idealnya, piramida usia juga mencerminkan keseimbangan antara jumlah pria dan wanita di setiap kelompok usia. Hal ini menunjukkan keseimbangan gender yang baik dalam populasi.
  5. Potensi Pertumbuhan Ekonomi: Piramida usia yang ideal mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan memiliki proporsi yang cukup besar dari populasi berada dalam rentang usia produktif (biasanya antara 15-64 tahun). Ini memberikan potensi besar untuk tenaga kerja produktif dan konsumsi domestik yang kuat.

Meskipun piramida usia yang ideal mungkin sulit untuk dicapai dalam praktiknya, tujuan kebijakan demografi sering kali mencakup upaya untuk menciptakan struktur demografis yang mendekati kondisi ideal ini. Hal ini dapat dilakukan melalui kebijakan keluarga, pendidikan, kesehatan, dan perencanaan perkotaan yang berkelanjutan.


Piramida usia yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif biasanya memiliki ciri-ciri berikut:

  1. Bentuk Tegak atau Lonceng: Piramida usia dengan bentuk yang relatif tegak atau lonceng menunjukkan bahwa proporsi penduduk di setiap kelompok usia relatif seimbang. Hal ini mencerminkan distribusi yang merata dari berbagai kelompok usia dalam populasi, yang mendukung keseimbangan antara generasi yang lebih muda dan lebih tua.
  2. Proporsi yang Signifikan dari Populasi Berusia Produktif: Piramida usia yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif memiliki proporsi yang signifikan dari populasi berada dalam rentang usia produktif (biasanya antara 15-64 tahun). Ini menunjukkan adanya potensi besar untuk tenaga kerja produktif yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
  3. Keseimbangan Gender: Penting untuk memperhatikan keseimbangan gender dalam piramida usia. Piramida usia yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif harus mencerminkan keseimbangan antara jumlah pria dan wanita di setiap kelompok usia, yang mendukung partisipasi ekonomi yang setara dari kedua gender.
  4. Tingkat Pendidikan yang Tinggi: Piramida usia yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif juga dapat mencerminkan tingkat pendidikan yang tinggi di antara populasi muda. Pendidikan yang baik dan akses yang adil terhadap kesempatan pendidikan membantu meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja, yang penting untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
  5. Stabilitas Demografis: Piramida usia yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif juga mencerminkan stabilitas demografis yang berkelanjutan. Artinya, tidak ada perubahan drastis dalam distribusi usia dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi.

Melalui kebijakan publik yang berfokus pada pendidikan, pelatihan tenaga kerja, kesetaraan gender, dan perlindungan sosial, pemerintah dapat berupaya untuk menciptakan dan memelihara piramida usia yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif.


Pada tahun-tahun terakhir, piramida usia populasi Indonesia telah mengalami beberapa perubahan signifikan, terutama karena penurunan tingkat kelahiran dan peningkatan harapan hidup. Untuk menggambarkan bentuk piramida usia populasi Indonesia yang "ideal," beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan antara lain:

  1. Proporsi Penduduk Muda: Karena Indonesia masih merupakan negara dengan populasi yang relatif muda, idealnya piramida usia akan memiliki proporsi yang cukup besar dari populasi dalam kelompok usia muda (0-14 tahun). Ini mencerminkan bonus demografi yang bisa menjadi aset bagi pertumbuhan ekonomi di masa depan.
  2. Kelompok Usia Produktif yang Besar: Piramida usia ideal Indonesia juga akan menunjukkan proporsi yang signifikan dari populasi berada dalam rentang usia produktif (15-64 tahun). Ini penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan tenaga kerja produktif yang cukup.
  3. Keseimbangan Gender: Keseimbangan antara jumlah pria dan wanita dalam setiap kelompok usia juga penting. Hal ini mencerminkan partisipasi ekonomi yang setara dari kedua gender dan memastikan bahwa kebijakan pembangunan lebih inklusif.
  4. Penurunan Proporsi Populasi Lanjut Usia: Sementara harapan hidup meningkat, idealnya proporsi populasi lanjut usia (65 tahun ke atas) tidak terlalu besar. Ini membantu meringankan beban pada sistem pensiun dan kesehatan, serta memungkinkan sumber daya yang lebih besar untuk dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur dan layanan sosial lainnya.
  5. Stabilitas Demografis: Piramida usia yang ideal untuk Indonesia juga akan menunjukkan stabilitas demografis yang berkelanjutan, dengan perubahan yang terjadi secara bertahap dan tidak terlalu drastis.

Bentuk piramida usia yang "ideal" dapat berbeda tergantung pada tujuan pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah, serta dinamika demografis dan ekonomi yang kompleks. Oleh karena itu, upaya yang berkelanjutan dalam pengembangan pendidikan, kesehatan, dan kebijakan keluarga dapat membantu mencapai bentuk piramida usia yang lebih ideal bagi Indonesia di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun