Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Stimulus Pemulihan Ekonomi

4 Februari 2024   17:18 Diperbarui: 4 Februari 2024   17:50 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

3. Kombinasi Kebijakan:

  • Contoh Singapura: Pemerintah Singapura mengadopsi pendekatan holistik dengan menggabungkan stimulus fiskal dan moneter. Mereka memberikan paket bantuan fiskal kepada perusahaan dan individu, sementara Bank Sentral Singapura mengimplementasikan kebijakan moneter yang mendukung likuiditas dan stabilitas keuangan.

Setiap negara memiliki kondisi ekonomi dan kebijakan yang unik, sehingga efektivitas kebijakan stimulus fiskal dan moneter dapat bervariasi. Penggabungan kedua pendekatan ini seringkali dapat memberikan respons yang lebih efektif terhadap krisis ekonomi.

Bagaimana dengan Indonesia?
Indonesia juga menerapkan sejumlah kebijakan stimulus fiskal dan moneter untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 dan memulihkan ekonomi. Berikut beberapa contoh kebijakan stimulus yang telah diterapkan:

Kebijakan Stimulus Fiskal di Indonesia:

  1. Paket Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN):

    • Pemerintah Indonesia meluncurkan Paket Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan anggaran mencapai triliunan rupiah. Paket ini mencakup bantuan langsung kepada masyarakat, insentif pajak, dan dukungan keuangan bagi sektor-sektor terdampak.
  2. Bantuan Sosial dan Subsidi:

    • Program bantuan sosial diperluas dengan memberikan bantuan langsung tunai kepada warga terdampak pandemi. Subsidi juga diberikan kepada sektor-sektor seperti transportasi dan pariwisata.
  3. Peningkatan Belanja Infrastruktur:

    • Pemerintah meningkatkan belanja infrastruktur sebagai bagian dari stimulus fiskal untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Kebijakan Stimulus Moneter di Indonesia:

  1. Penurunan Suku Bunga:

    • Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan dalam rangka mendorong pinjaman dan investasi. Penurunan suku bunga bertujuan untuk merangsang aktivitas ekonomi.
  2. Program Pembelian Surat Berharga Negara (SBN):

    • BI meluncurkan program pembelian SBN untuk meningkatkan likuiditas pasar keuangan dan mendukung kestabilan ekonomi.
  3. Pemberian Likuiditas Tambahan:

    • Bank sentral memberikan likuiditas tambahan kepada lembaga keuangan untuk memastikan ketersediaan kredit dan menjaga stabilitas sektor keuangan.
  4. Relaksasi Kebijakan Makroprudensial:

    • BI memberikan relaksasi pada kebijakan makroprudensial untuk mendukung perbankan dalam memberikan kredit kepada sektor riil.

Penting untuk dicatat bahwa kebijakan stimulus di Indonesia terus disesuaikan dengan perkembangan ekonomi dan pandemi. Respons pemerintah dan bank sentral mencerminkan upaya untuk mencapai keseimbangan antara memulihkan pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas keuangan.

Efektivitas kebijakan stimulus fiskal dan moneter di Indonesia dapat dinilai melalui beberapa indikator ekonomi dan sosial. Berikut adalah sejumlah faktor yang dapat menggambarkan sejauh mana kebijakan stimulus telah berhasil:

1. Pertumbuhan Ekonomi:

  • Peningkatan pertumbuhan ekonomi adalah indikator utama efektivitas stimulus. Jika kebijakan berhasil merangsang aktivitas ekonomi, terlihat dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), maka ini dapat dianggap sebagai tanda positif.

2. Tingkat Pengangguran:

  • Jika stimulus berhasil menciptakan lapangan kerja atau mencegah peningkatan tingkat pengangguran, ini menunjukkan efektivitas dalam mendukung pasar tenaga kerja.

3. Stabilitas Keuangan:

  • Keberhasilan kebijakan dapat diukur melalui stabilitas sektor keuangan. Jika kebijakan mampu menjaga kestabilan pasar keuangan dan menghindari krisis finansial, itu adalah indikator positif.

4. Inflasi:

  • Stimulus yang efektif seharusnya tidak menciptakan tekanan inflasi yang berlebihan. Jika kebijakan mampu merangsang pertumbuhan tanpa mengakibatkan inflasi yang tidak terkendali, ini dapat dianggap berhasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun