Awal wabah corona, Pemerintah sibuk perhatiannya pada pengemudi Ojol, entah mengapa tapi saya tidak ingin berandai-andai. Realitanya ojol masih bisa kerja (narik) kalaupun penghasilan menurun tentu wajar tapi masih punya penghasilan. Bahkan Presiden Jokowi menyempatkan diri membagikan sembako langsung pada pengemudi ojol di kawasan harmoni ( med.com.id tgl. 9 april 2020 ). Beberapa kalangan menilai perhatian Pemerintah dan BUMN pada Ojol berlebihan ( indozone.id tgl. 15 april 2020 ). Pemerintah diminta tidak fokus beri insentif ke ojol ( kompas.com tgl. 15 april 2020. Saya heran dimata Pemerintah keberadaan tukang musik tidak terlihat, atau barangkali Pemerintah menilai pekerjaan tersusah karena situasi wabah hanya Ojol. Saya bukan iri dan sejenisnya, kata nenek saya dulu rejeki itu tidak akan salah alamat ( kata Ayu Tingting juga begitu ). Akan tetapi hanya heran dan semua pekerjaan yang terdampak wabah Covid-19 berhak mendapat perhatian Pemerintah.
Sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah pada profesi Tukang Musik, mungkin yang bersuara diatas hanya musisi-musisi yang hidupnya berkecukupan secara ekonomi jadi tidak terpikirkan ada tukang musik yang secara ekonomi kesulitan. Setiap ada momen pertemuan Pemerintah dan kalangan Musisi dapast dipastikan yang diundang para musisi yang sudah selebriti, mana tahu mereka tentang kehidupan tukang musik, mereka hanya membahas idealisme bermusiknya, tata niaga royaltinya, dsb yang tidak bersentuhan dengan kepentingan dan kebutuhan musisi ( tukang musik ) bawah yang berjibaku dengan honor dibawah standart upah.
Akhirnya tukang musik jelata pasrah, sabar dan berdoa semoga wabah covid-19 berakhir, bisa kerja lagi mengais honor yang miris dan melanjutkan penderitaan.
Salam Musik Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H