Mohon tunggu...
Syaifuddin Gani
Syaifuddin Gani Mohon Tunggu... Editor - Syaifuddin Gani lahir di Salubulung, Polmas, Sulbar 1978. Kini tinggal di Kendari. Bergiat di Teater Sendiri, mengelola Pustaka Kabanti Kendari, dan berkantor di Kantor Bahasa Prov. Sulawesi Tenggara sebagai peneliti.

Syaifuddin Gani lahir di Salubulung, Polmas, Sulbar 1978. Kini tinggal di Kendari. Bergiat di Teater Sendiri, mengelola Pustaka Kabanti Kendari, dan berkantor di Kantor Bahasa Prov. Sulawesi Tenggara sebagai peneliti.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Konawe, Pintu yang Terbuka

16 Mei 2017   11:59 Diperbarui: 16 Mei 2017   12:40 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi di tiap pertemuan dan perjamuan

Namamu disebut sebagai Oheo sebagai Anaway

Menjelma Oanggo, lagu abadi dalam darah dalam sejarah Konawe

Di hari penciptaan Konawe, bumi leleh

Oheo kekalkan silsilah cintanya menjadi syair pedih Pabitara

Anaway awetkan perawan dan rajah tubuhnya menjadi bandul Kalosara

Meski tubuh dan darah, memutih memerah, di anyir silsilah, di kesumat sejarah

Agar di Bumi Konawe, sirna burai barah, doa darah, selamanya

Konawe, 24 Juni 2013

Kalosara: Simbol adat Suku Tolaki dalam bentuk lingkaran rotan

Pabitara: Juru bicara dalam pernikahan atau ritual adat lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun